Seorang mafia kejam yang ingin memiliki keturunan. Namun sang istri hanya memiliki sedikit kemungkinan agar dia dapat mengandung. Begitu tipis kesabaran yang di miliki oleh pria tersebut pada akhirnya dia mengambil jalan tengah untuk memiliki keturunan dari wanita lain. Apakah nantinya sang Istri dapat menerima dengan senang hati merawat anak dari wanita lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ceritasaya22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Devan Arlon Ryzadrd & Devira Caroline Ryzadrd
Tindakan operasi Caesar pun dimulai. Selang beberapa waktu, suara tangisan bayi menggema di ruang operasi dan membuat Naraya antusias.
"Mana bayiku? Berikan padaku!" seru Naraya , yang merasa menunggu cukup lama untuk dapat melihat sang bayi.
Setelah keraguan beberapa saat, akhirnya seorang perawat membawa bayi yang baru lahir itu ke sisi wajah Naraya .
"A-Apa ini? Bukankah katamu bayiku berjenis kelamin laki-laki?" tanya Naraya yang langsung kecewa saat melihat bayi yang didekatkan padanya.
"Maaf, Nyonya. Bayi Nyonya adalah seorang bayi perempuan yang sehat dan tidak kurang apapun," ujar sang dokter.
Pemeriksaan USG pada umumnya akurat, tapi karena posisi bayi tertentu terkadang dapat mengakibatkan kesalahan seperti ini.
Tuan Besar Ryzadrd yang berdiri di balik kaca satu sisi, di ruang sebelah pun kaget .
"Bayi perempuan?"
"Benar, Tuan. Sepertinya selama pemeriksaan kehamilan, terjadi kesalahan dalam melihat jenis kelamin bayi," jelas tangan kanan Tuan Besar Ryzadrd.
Tuan Besar Ryzadrd Menghela napas karena kecewa .
"Tidak apa-apa. Baik itu bayi laki-laki ataupun perempuan tidak masalah, karena bayi itu tetaplah cucuku," ujar Tuan Besar Ryzadrd sambil menekan rasa kecewa.
Tidak menunggu apapun lagi, beliau segera meninggalkan rumah sakit.
Di sudut rumah sakit yang lain, Darren Ryzadrd tiba bersama dua orang pengasuh. Kehadiran mereka secara diam-diam dan dibantu oleh pihak rumah sakit.
Bayi yang dilahirkan oleh Ziya ada di dalam gendongan salah seorang pengasuh. Hari ini adalah waktu kelahiran yang akan tercatat secara sah dalam mata hukum.
Naraya akan dikabarkan melahirkan bayi kembar. Beginilah bayi Ziya , masuk ke dalam Keluarga Ryzadrd. Seharusnya Darren tidak perlu repot ikut terlibat.
Sebab, sudah ada beberapa pihak yang ditugaskan. Namun, ia tidak mampu mengabaikan anak yang dilahirkan oleh Ziya Ardenson. Sam sekali tidak bisa.
Maka, Darren sendirilah yang mengantar bayi berusia tiga bulan ini kepada ibu sah nya.
Ruang operasi kacau balau, karena amukan Naraya yang menegaskan bahwa pihak rumah sakit menukar bayinya.
Sampai-sampai dokter memutuskan untuk menidurkannya dengan obat penenang. Semua yang berlangsung di ruang operasi, terekam dan disaksikan langsung oleh Tuan Besar Ryzadrd.
Jadi, dokter memastikan bahwa bayi yang dilahirkan oleh Naraya memang adalah bayi perempuan. Itu tidak dapat diperdebatkan.
Hanya saja, Naraya yang begitu kecewa kesulitan menerima kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan.
"Bayi perempuan, Tuan." Ellworth Franldin melapor kepada Darren , saat mereka berhadapan.
Darren Arshaq Ryzadrd hanya mengangguk. la tidak peduli dengan jenis kelamin bayi yang dilahirkan Naraya, istrinya.
Sebab, ia tahu bayi itu bukanlah miliknya. Jadi, mau bayi laki-laki atau perempuan ia sama sekali tidak peduli.
"Pastikan semua berjalan sesuai rencana dan tidak ada foto yang tersebar!" perintah Darren .
"Baik Tuan," jawab Ellworth Franldin, sang tangan kanan. Foto bayi yang dilahirkan Ziya tidak boleh tersebar. Sebab, bayi itu sudah berusia tiga bulan dan tidak terlihat seperti bayi yang baru dilahirkan.
Jika itu terjadi, maka hanya akan menimbulkan rumor. Saat ini, Darren baru akan memikirkan nama untuk sepasang bayi yang ditakdirkan menjadi saudara kembar.
.....
"Hari ini, Nyonya diizinkan untuk pulang," seorang perawat yang memasuki ruang rawat.
PRANGGG! Naraya melempar gelas ke dekat pintu, di mana perawat itu berdiri.
Sang perawat memekik terkejut dan berusaha menghindari pecahan beling yang berserakan.
"Mana bayiku? Bayiku adalah bayi laki-laki! Kembalikan bayikul" raung Naraya .
"M-Maaf Nyonya. Bayi Nyonya sepasang, bayi perempuan dan laki-laki," jawab si perawat tergagap.
"TIDAK! TIDAK "
"CUKUP!" tegur Darren yang melangkah masuk ke dalam ruang rawat VVIP.
Sebenarnya Darren tidak berencana untuk menemui Naraya , istrinya. Tadi ia mendengar keributan yang berasal dari dalam kamar rawat.
Makanya, Darren buru-buru melangkah masuk. la tidak ingin wanita itu merusak rencananya, terkait dengan bayi yang dilahirkan Ziya .
"Cukup! Apakah kamu kehilangan akal? Anak kita sepasang, kembar! Jangan membuat masalah, kita akan segera kembali ke kediaman," ujar Darren begitu dingin.
Naraya langsung bungkam, mendapatkan tatapan sinis dari mata elang itu . Di hadapan Darren , ia tidak dapat berulah.
"Bayiku laki-laki!" ujar Naraya datar.
"Tidak perlu berdebat! Apakah kamu mau lihat video proses persalinan? Atau, kamu bisa menanyakan langsung kepada Ayah," ujar Darren ringan dan hendak melangkah keluar, dari ruangan itu.
"Tidakkah kamu datang untuk menemaniku?" tanya Naraya dengan nada suara memelas.
"Tidak! Aku datang untuk memastikan anakku baik-baik saja. Ingat, kamu memiliki sepasang anak kembar. Jangan macam-macam karena aku yakin kamu tahu, bahwa aku tidak akan tinggal diam!" ujar Darren penuh ancaman.
Naraya terdiam seribu bahasa. la menundukkan kepala, bukan karena patuh melainkan ia tahu kapan harus berhenti saat tidak memiliki peluang untuk menang.
Bayi yang dilahirkan adalah bayi perempuan, otomatis tidak dapat dijadikan sebagai pewaris sah. Lalu, apakah ia harus diam dan melihat anak haram yang dilahirkan wanita jalang itu, menikmati semua harta Keluarga Ryzadrd?
Tidak, tentu tidak. Walau keinginan untuk menghabisi nyawa anak haram itu begitu besar, tapi Naraya harus menahan diri demi masa depannya dan anaknya.
Ia hanya perlu membuat anak haram itu penyakitan dan jika Yang Kuasa kasihan padanya, maka cukup segera mencabut nyawa anak haram itu.
Karena itulah. ia akan berperan sebagai ibu yang baik bagi anak haram itu .
......
Mobil mewah milik Keluarga Ryzadrd sudah terpakir di depan pintu utama rumah sakit, untuk menjemput sang Nyonya dan sepasang anggota baru Keluarga Ryzadrd.
Darren juga terlibat dalam perjalanan itu harus memastikan Naraya memperlakukan anaknya dengan baik.
Tiba di kediaman Keluarga Ryzadrd. Tuan Besar Ryzadrd berdiri di depan pintu utama kediaman, untuk menyambut kepulangan cucu nya.
Senyum lebar terpatri di wajah keriput itu saat tatapannya menangkap bayi yang lebih besar. Dengan penuh semangat pria tua itu mengambil bayi tampan dari tangan si pengasuh.
"Cukup sulit menahan rasa penasaran terhadap cucuku ini. Tapi kakek harus bersabar selama tiga bulan demi kebaikanmu di masa depan" seru Tuan Besar Ryzadrd, sambil menimang bayi laki-laki yang terlihat persis seperti Darren Arshaq Ryzadrd.
"Ayah, tidakkah Ayah ingin menggendong anakku juga?" tanya Naraya berusaha menahan amarah dan rasa cemburu.
"Ya, ya. Nanti, nanti Ayah akan menggendongnya," balas Tuan Besar Ryzadrd tanpa menoleh ke arah naraya maupun bayi perempuan.
"Ayah, perkenalkan mereka adalah pengasuh dan ibu ASI untuk Devan " jelas Darren kepada sang Ayah.
"Tolong, jaga cucuku dengan baik. Perlakukan dia seperti keluarga, maka aku juga akan memperlakukan kalian seperti keluarga," ujar Tuan Besar Ryzadrd yang tidak mampu menahan senyum yang terus menerus mekar di wajah keriputnya.
"Tentu, Tuan." Kedua pengasuh memberi jawaban dengan serempak.
Kedua tangan Naraya yang berada di sisi tubuhnya, terkepal erat. Tatapannya penuh kebencian dan rasa benci itu lah yang akan ditanggung oleh anak haram tersebut.
Bayi yang baru dilahirkannya digendong oleh pengasuh yang dipekerjakan olehnya. Naraya juga mempekerjakan seorang ibu ASI untuk anaknya.
Ia tidak ingin merusak kemolekan tubuhnya hanya untuk seorang anak keturunan dari seorang pengawal yang tidak penting.
Tuan Besar Ryzadrd dapat merasakan tatapan penuh rasa benci dan cemburu dari menantunya itu dan langsung menyerahkan Devan Arlon Ryzadrd kembali kepada si pengasuh.
Ia mulai mengambil bayi perempuan yang dilahirkan oleh Naraya dan menggendongnya.
"Mengapa rambutnya agak kecoklatan? Tidak seperti milik Devan yang hitam dan legam " ujar Tuan Besar Ryzadrd spontan.
Semua anggota Keluarga Ryzadrd memiliki rambut lebat yang hitam. Namun, mengapa cucu perempuannya terlihat berbeda? .
"Ayah, dia seperti aku waktu kecil. Saat aku baru lahir, rambutku juga kecoklatan seperti itu," sela Naraya .
Sial! SIAL! Bayi yang dilahirkan mirip dengan Ferry, sang pengawal. Namun, yang paling mencolok adalah warna rambutnya.
"Seiring bertambah usia, rambutnya akan tambah tebal dan hitam" lanjut naraya .
Tuan Besar Ryzadrd hanya mengangguk, jelas menunjukkan tidak tertarik dengan penjelasan naraya . Ia pun menyerahkan bayi perempuan itu kembali kepada si pengasuh.
"Aku memberinya nama Devira Caroline Ryzadrd ," ujar darren .
"Devan dan Devira , sungguh terdengar layaknya saudara kembar," seru Tuan Besar Ryzadrd dengan riang gembira.
.*.*.*
Hari berganti hari, begitu juga minggu dan bulan.
Ziya menjalani hidup seperti biasa dan tanpa impian apapun.
Naraya tetap seperti dulu walaupun sudah berstatus sebagai seorang ibu. la masih bercinta dengan Ferry, pemuda yang dijadikan pelampiasan kekesalan dan amarahnya.
Untuk Devira, rambutnya sudah mulai tebal dan hitam karena ia mewarnainya. Tidak peduli bahwa zat pewarna akan mengancam kesehatan sang bayi.
Naraya tidak peduli. la mulai berusaha mencari cara untuk membuat anak haram itu penyakitan, tapi siapa sangka si ibu ASI begitu jujur dan tidak tergoda dengan suap.
Apalagi, mereka bekerja langsung di bawah kuasa Darren Ryzadrd. Jadi, Naraya hanya perlu menunggu sampai masa kontrak pengasuh itu habis.
Satu tahun, ia cukup menunggu satu tahun sebelum mulai mencelakai anak haram itu.
....
Hari ini, Devan Arlon Ryzadrd tepat berusia satu tahun. Si ibu ASI berderai air mata, saat harus berpisah karena masa kerja telah berakhir.
"Kamu begitu menyayangi Devan, tidakkah kamu mau memperpanjang kontrak kerja? Bahkan, aku akan dengan senang hati me
lipatgandakan gajimu," tanya darren Arshaq.
"Maaf Tuan. Namun, aku harus pulang dan mengurus keluargaku," jawab si ibu ASI.