Pelet Sukmo Kenongo adalah jalan ninja Lisa untuk memperbaiki hubungannya dengan sang kekasih yang sedang tak baik-baik saja.
Sayangnya, air yang menjadi media pelet, yang seharusnya diminum Reza sang kekasih, justru masuk ke perut bos besar yang terkenal dingin, garang dan garing.
Sejak hari itu, hidup Lisa berubah drastis dan semakin tragis. Lisa harus rela dikejar-kejar David, sang direktur utama perusahaan, yang adalah duda beranak satu, dengan usia lebih tua lima belas tahun.
Sial beribu sial bagi Lisa, Ajian Sukmo Kenongo yang salah sasaran, efeknya baru akan hilang dan kadaluarsa setelah seratus hari dari sejak dikidungkan.
Hal itu membuat Lisa harus bekerja ekstra keras agar tidak kehilangan Reza, sekaligus mampu bertahan dari gempuran cinta atasannya.
Di akhir masa kadaluarsa Ajian Sukmo Kenongo, Lisa malah menyadari, siapa sebenarnya yang layak ia perjuangkan!
Karya hanya terbit di Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Al Orchida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
He's Out Sick Today
Selain hari Senin, Jumat adalah hari sibuk kedua bagi Lisa. Menjelang libur, hampir semua divisi akan merepotkannya. Setiap orang yang masuk ke ruang sekretaris selalu minta berkasnya didahulukan, agar pekerjaan selesai sebelum jam kantor berakhir.
Pada dasarnya Lisa juga paham, mereka seperti itu agar tidak terbebani pekerjaan saat libur kerja. Hanya saja, segala sesuatu tidak selalu dalam kendalinya. Ia sendiri kadang masih mengurusi pekerjaan saat libur karena David sedikit workaholic, yang sering menghubungi di luar jam kantor untuk urusan pekerjaan.
Waktu baru menunjuk pukul 08.45, tapi Lisa sudah menarik nafas panjang beberapa kali. Ia baru saja selesai memeriksa laporan strategi ekspansi dari divisi IT dan pengembangan bisnis, saat ketukan tak sabar terdengar lagi di pintu ruangannya.
Vega dari divisi pemasaran membuka pintu, tapi tidak masuk, hanya melongok saat bicara, “Lis, bapak direktur pemasaran minta berkas yang aku kirim tadi ditandatangani sebelum jam sepuluh. Klien kita dari Jepang sudah on di Zoom.”
Lisa menoleh, “Pak David belum datang, Veg! Berkasnya udah aku prioritaskan kok, nanti aku push langsung kalo pak bos datang!”
“Tapi ini penting banget, Lis! Bisa—”
Lisa memotong kalimat Vega tanpa meninggikan suaranya, “Aku juga nggak mau kerja sama ini batal, tapi posisi kita memang hanya bisa menunggu Pak David datang, Vega! Kamu mau aku yang tanda tangan berkasnya? Nggak, kan?”
“Oke, i know,” ujar Vega sambil nyengir, menutup pintu dan berlaku.
Belum sempat Lisa bernafas lega, Intan nyelonong masuk tanpa mengetuk pintu. “Lis, dana untuk proyek Bandung harus cair hari ini. Giro yang nominal lima ratus juta tolong diusahakan. Tim lapangan kita sudah mulai bergerak. Kalau nggak—”
Lisa mengangkat kedua telapak tangan. “Oke, aku udah cek berkas dan gironya. Semua lengkap, tapi masalahnya beliau belum datang, Tan.”
“Kita kejar-kejaran waktu, Lis! Bahaya buat kita kalau sampai—”
“Tan, kamu tahu kalau bos kita tidak akan menandatangani dokumen keuangan tanpa membaca dulu kan? Jadi kalau mau bantu, pastikan tidak ada data yang miss sedikit pun. Sisanya biar aku yang push di atas semua agenda hari ini.”
Intan menyerah, mengusap wajahnya pasrah. “Oke, oke, sorry aku panik. Titip ya, Lis!”
Baru saja Intan keluar, Gladys dari divisi operasional dan Ferry dari HRD masuk hampir bersamaan. Keduanya menyodorkan map pada Lisa.
“Aku cuma nitip revisi jadwal rapat board untuk minggu depan,” kata Gladys dengan tatapan kasihan pada Lisa. Ia berdiri di tepi meja, dimana tumpukan berkas mulai menggunung.
Lisa menanggapi dengan seulas senyum tipis. “Oke, nanti aku atur ulang jadwalnya pak bos. Tapi revisinya sudah fix ya, Dis?”
“Hm, undangan ke peserta rapat udah aku kirim ulang barusan!”
“Oke, sip!”
“Ya udah aku balik, aku cuma mau ngerepotin itu aja sekarang, sisanya nyusul hehehe. Jangan bosen ketemu aku ya, Lis!”
Gladys menghilang di balik pintu. Ferry meletakkan map tebalnya di atas meja.
“Ini laporan performa kuartal dari SDM.”
“Oke. Ini final?” tanya Lisa sambil membuka-buka isi map.
“Iya. Itu yang terbaru. By the way, kerjaan kamu banyak banget hari ini, Lis? Pak David kemana sih? Tumben jam segini belum datang? Nggak masuk apa gimana?”
Lisa melirik aplikasi slack yang belum mendapatkan respon dari sang direktur utama. Di layar ponselnya juga tidak ada pesan masuk.
“Mungkin masih di rumah, bisa juga lagi di jalan, atau sedang ada urusan. Nanti aku kabarin kalau semua laporan divisi SDM udah disetujui sama beliau,” jawab Lisa. Ia mulai menyusun urutan berkas yang akan diserahkan pada pak bos setelah mengecek sekilas isi map dari Ferry.
“Oke!” sahut Ferry. Meski begitu ia tak segera beranjak dari ruangan Lisa. Niatnya untuk mengajak Lisa keluar saat weekend semakin menguat setiap harinya.
Bukan tanpa alasan Ferry ingin melakukan hal itu, ia sudah naksir Lisa sejak lama. Tapi tak berani mendekat karena Reza adalah temannya.
Lisa mendongak, menatap Ferry yang sedang intens memperhatikannya, “Masih ada lagi yang mau dititipin buat pak bos?”
“Nggak, nggak ada, Lis.” Ferry menjawab agak gelagapan, “Ehm, besok kamu ada acara?”
“Ada, kenapa?”
“Kalau hari Minggu?” Ferry bertaruh kalau Lisa pasti akan menolak ajakannya untuk nonton.
“Ada acara juga,” jawab Lisa berbohong. Ia sedang malas meladeni orang yang mau pendekatan karena tak ingin menambah beban perasaan. Masalahnya dengan David saja belum selesai, masa iya harus melibatkan diri dengan Ferry?
“Ya udah kapan-kapan aja kalau gitu. Aku balik dulu, Lis! Banyak kerjaan juga,” ucap Ferry undur diri. Ia tak bisa memaksa Lisa untuk menyukainya dalam waktu singkat.
Mungkin Lisa masih butuh waktu lebih lama untuk melepas Reza, pikir Ferry. Ia harus bersabar dan menjadi lebih layak jika ingin mendapatkan Lisa, apalagi gadis itu sekarang karirnya sedang di atas, jadi bisa-bisa seleranya juga pegawai kantor kelas atas.
“Hm,” tukas Lisa singkat.
Ferry angkat kaki dari ruangan Lisa dengan ekspresi penuh semangat. Menurutnya, Reza terlalu gegabah dan tolol karena meninggalkan Lisa demi asistennya.
Saat mereka nongkrong di bar, Ferry dan Reza minum alkohol. Reza yang setengah mabuk mengatakan alasannya meninggalkan Lisa karena kesal tidak pernah diberi apa yang diinginkannya sebagai laki-laki dewasa-dengan kebutuhan biologis yang cukup besar.
Berbeda dengan Viona yang lebih modern dan terbuka dalam menjalani hubungan.
Intinya Reza lebih bahagia ketika menjalin cinta dengan Viona. Ia jadi memiliki pelampiasan saat stress karena pekerjaan. Apalagi asisten Reza yang seksi itu piawai membuat laki-laki terpuaskan, baik secara fisik maupun ego.
“Sabar, Fer! Sabar…,” gumam Ferry ketika menyusuri koridor ruangan direksi untuk kembali ke departemennya. “Lisa pasti kamu dapatkan nanti.”
Hampir pukul sepuluh, tapi sang direktur utama belum ada kabar. Lisa mulai gelisah karena hal itu sangat di luar kebiasaan bosnya.
Sebagai sekretaris, tidak tahu bos ada dimana sementara tumpukan map di meja harus segera ditangani membuat Lisa stress sendiri. Ia meneguk air putih dingin, lalu mengirim pesan sekali lagi ke pak bos.
Lima menit kemudian Lisa mendapatkan pesan jawaban di ponselnya. Ia diminta bersiap karena sopir sudah menunggu di bawah.
Tak hanya itu, Lisa diminta membawa semua pekerjaan yang butuh penanganan segera. Lisa juga disuruh membawa tas kerjanya sekalian, karena hari ini ia akan mengurus semua kerjaannya dari rumah David.
Kenapa? Karena pak bos lagi nge-lag, alias he's out sick today.
Bersambung,
jika itu harus tak perlu dikatakan pun biarkan Dapid tau sendiri.
tapi kan udah tamat yak wkwkwkwk
Witing tresno jalaran Soko kulino
Alaa bisa kna biasa wkwkwkwk.
seenggaknya wlpn awalnya Liss salah dia udah ksh milik nya yg berharga.
dan untunglah satset ada antisipasi pelet lain.
klo tak pke pelet MJ itu, Liss yg bakalan sakit hati dicampakkan Dapid. iya kan?
Bwt kalian reader Budiman yang suka bacaan horor Fantasi wanita...
Cerita Liss dan David dan lika-liku perjalanan cintanya.
Penasaran kan, kan, kan ... kuy lahh GPL baca aja yaak guys 👌
makasih karyanya, ditunggu cerita berikutnya 🙏🙏
aduhh kk otor aq jd dagdig dug iki
wisss piye yoooo
Happy ending tapi kurang banyak lagi happy2nya