NovelToon NovelToon
Sayap-Sayap Bisu

Sayap-Sayap Bisu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Chira Amaive

Novel romantis yang bercerita tentang seorang mahasiswi bernama Fly. Suatu hari ia diminta oleh dosennya untuk membawakan beberapa lembar kertas berisi data perkuliahan. Fly membawa lembaran itu dari lantai atas. Namun, tiba-tiba angin kencang menerpa dan membuat kerudung Fly tersingkap sehingga membuatnya reflek melepaskan kertas-kertas itu untuk menghalangi angin yang mengganggu kerudungnya. Alhasil, beberapa kertas terbang dan terjatuh ke tanah.

Fly segera turun dan dengan panik mencari lembaran kertas. Tiba-tiba seorang mahasiswa yang termasuk terkenal di kampus lantaran wibawa ditambah kakaknya yang seorang artis muncul dan menyodorkan lembaran kertas pada Fly. Namanya Gentala.

Dari sanalah kisah ini bermulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chira Amaive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 25

“Selamat hari kelulusan sahabatku yang super cerewet!” seru Fly sambil memeluk erat Yui.

Yui menggunakan kebaya modern berwarna ungu muda dengan bawahan bermotif yang didominasi warna ungu gelap. Rambutnya disanggul rapi dengan poni pendek yang dibiarkan terurai. Kulit cerah ala Jepangnya beradu dengan mentari siang hari.

Sedangkan Fly membawakan Yui buket bunga berukuran lumayan besar berwarna pink cantik, juga totebag berisi kado di lengan kirinya.

Keluarga Yui sedang makan siang di rerumputan dengan alas kain, seperti piknik. Ada banyak juga orang-orang yang melakukan hal demikian.

“Terima kasih, Fly. Senang sekali ada yang memberikan bunga. Soalnya kalau keluargaku malah bawa buket ciki. Nggak estetik banget. Katanya biar ngenyangin. Untung aja kamu sangat paham dengan yang aku inginkan.”

“Oh, iya? Pantas saja dari tadi aku lihat kamu cemberut gitu. Ternyata lagi ngambek.”

“Ya, bayangin aja. Keluargaku datang sebanyak itu. Mereka bawa lima buket yang isinya makanan ringan. Mau dipakai foto yang ada kayak anak baru lulus SD.”

Fly tertawa puas. Namun beberapa saat setelah itu, setelah mereka berfoto ria hingga memenuhi galeri, teman-teman Yui mulai berdatangan. Mulai dari teman komplek, teman sekolah hingga teman-teman lesnya. Fly sampai melongo melihat Yui mendapatkan hadiah wisuda sebanyak itu, sehingga ia membayangkan betapa menyenangkannya merayakan hari kelulusan. Apakah rasanya sama dengan wisuda tahfidz yang beberapa minggu dilaksanakannya?

“Aku baru tahu kalau kamu punya teman sebanyak itu.” Fly bertutur setelah teman-teman Yui pulang usai puas berfoto ria.

“Hei, memangnya kamu cemburu?”

“Ih, enak aja. Mana ada cemburu dalam pertemanan.”

“Ya, mereka memang teman-temanku. Sedangkan kamu bukan.”

“Oh, gitu ya.”

“Ya, karena kamu sahabat akulah!”

Gerombolan wisudawan melintasi tempat Fly dan Yui berada. Lapangan yang luas itu benar-benar ramai sekali oleh orang-orang, termasuk para penjual cendramata wisuda. Pandangan Fly teralihkan. Jawaban Yui yang menghiburnya tidak membuatnya tersenyum. Sehingga Yui pun meretas senyuman sejenak.

“Ingat, untuk apa kamu menghilang selama setahun terakhir?” tanya Yui, mengingatkan.

Dari jarak beberapa meter di sana, tampak Gen sedang berbincang dengan keluarganya. Termasuk mama dan Krista, kakaknya. Namun, tidak hanya Gen dan keluarganya. Melainkan ada juga Isa. Ya, Isa berada di sana. juga keluarga kecilnya. Dua keluarga dipertemukan. Kedua belah pihak tampak bahagia satu sama lain.

“Tidak, aku hanya mengingat yang tadi. Isa mendapatkan penghargaan sebagai wisudawan terbaik. Hebat banget ya, dia.”

“Kamu yakin nggak bohong?”

“Mungkin. Soalnya aku pernah nginep di rumahnya.”

“Hah? Kok bisa. Dan kapan? Terus kenapa nggak ngasih tahu aku?”

“Ya, gimana. Namanya juga lupa. Aslinya aku mau ke rumahmu. Tapi karena sesuatu dan lain hal, aku malah nyasar ke rumah neneknya. Jadi, kami tidur bareng deh.”

“Penjelasan macam apa itu? aku butuh cerita yang jelas, Fly. Bukan karangan nggak jelas. Mana ada nyasar kayak gitu. Mana nggak jadi ke rumahku lagi. Kamu lebih pilih Isa daripada aku?”

“Apaan, sih. Dibilang juga nggak sengaja. Malah cemburu.”

“Jomlo bebas. Cemburu sama sahabatnya pun sah-sah aja.”

“Stres.”

Binar mata bahagia Fly yang melihat kelulusan Yui padam sudah. Tergantikan bayangan perasaannya jika Gen dan Isa benar-benar bersatu. Lihat, saja. apa namanya ketika dua keluarga saling bertemu. Di hadapan banyak orang pula. Terlebih kakak Gen adalah seorang artis terkenal. Sudah pasti banyak mata yang melihat ke arah sana. Juga Isa sebagai wisudawan terbaik angkatan itu. Dalam sekejap, itu pasti akan tersebar.

“Aku pernah sekali bertemu dengan Aza ketika sedang di minimarket,” ucap Yui.

“Lalu?”

“Dia berbeda dengan orang yang pernah aku lihat berbicara denganmu di taman kala itu. Dia lebih pendiam dan tidak terlalu bersemangat. Katanya, seharusnya ia ikut kegiatan itu. tapi ia tak jadi melakukannya karena takut jika niatnya salah. Sebab kamu ada di sana. Ia sudah mempersiapkan barang untuk ke sana. sampai pada akhirnya kamu berkata ingin menunda skripsi dan pergi ke sana. Dia bilang hatinya terlonjak senang. Sepulangnya setelah kamu mengatakan itu, ia terus tersenyum dan membayangkan ketika kamu dan dia bersama di satu panggung ketika hari kelulusan. Tapi setelah itupun dia langusng menyadari, betapa bodoh niatnya jika terbayang hal semacam itu. padahal ia ke sana hanya untuk mendekatkan diri dengan agamanya. Maka dari itu ia memutuskan untuk mundur. Sebab bayangan kebahagiaan tentang dirimu tidak bisa hilang,” ungkap Yui.

Bising di tempat itu seketika menjadi hening pada diri Fly. Ia merenungkan sesuatu. Apakah tidak masalah jika ia menerima Aza, tatkala suatu saat laki-laki itu memang berniat serius kepadanya?

“Aku tidak memaksamu untuk beralih. Hanya saja, semoga kamu bisa mempertimbangkan. Siapa tahu Aza memang ditakdirkan bukan hanya sekadar orang yang menghibur dan memberimu nasihat di kala sendu. Mungkin lebih dari itu. Satu lagi. Malam di mana Gen muncul di jembatan kala itu adalah permintaan dari Aza.”

Entah mengapa, Fly sama sekali tidak terkejut akan ungkapan terakhir Yui. Sebab sejak awal ia memang sudah terpikir akan hal itu. Tidak mungkin Gen tiba-tiba muncul tanpa penjelasan dari seseorang yang pernah dijadikan teman curhat oleh Fly.

“Fly, senang sekali bisa melihatmu lagi!” sapa Isa tiba-tiba.

Untung saja, Isa datang setelah mereka tidak lagi membahasnya. Walaupun tetap saja membuat Fly dan Yui sedikit kaget.

“Hai, Isa. Aku juga senang melihatmu lagi,” jawab Fly sambil melirik Yui.

“Selamat atas wisudamu,” ucap Isa.

Fly mengangkat sebelah alisnya, “Seharusnya aku yang ngomong gitu. ‘kan aku belum wisuda.”

Beberapa keluarga Gen dan Isa tampak melihat ke arah Fly berada. Hanya Gen yang tampak fokus dengan ponselnya. Berpura-pura tidak melihat Fly.

“Aku tahu, kok. Kamu habis wisuda. Tapi wisuda yang lain. aku ikut bangga banget bisa kenal enghafal Al-Qur’an sepertimu. Semoga di lain waktu, kamu bisa mengajariku mengaji. Jujur saja, sejak kecil aku jarang belajar ngaji. Cuma tahu surah pendek buat dibaca pas salat.”

“Aduh, sebenarnya mah biasa aja. Aku nggak cepet ngafalnya. Aku ikut karena mencari ketenangan.”

“Justru bagus mencari ketenangan dengan cara itu.”

“Tapi ngomong-ngomong, kamu tahu dari mana kalau aku ikut dauroh tahfiz?”

“Dari Yui.”

Seketika Fly menatap Yui. Yang ditatap malah hanya mengangkat bahu.

“Kamu lupa kalau Isa tinggal di rumah neneknya selama setahun ini?” ucap Yui.

“Aku beberapa kali melihatnya melintas di depan rumah nenek. Lalu dia menyapaku. Aku juga balik nyapa. Aku sering lihat kalian bareng. Aku juga cerita kalau kamu pernah menginap di sana.”

Yui bersiul dan melayangkan wajahnya ke sembarang arah. Ternyata lagi-lagi ia kena tipu. Sampai ia teringat dengan Rafiqa. Hei, mengapa orang-orang lihai sekali berpura-pura dengan akting yang terlampau alami?

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!