NovelToon NovelToon
JATUH CINTA PADA PENCULIKKU

JATUH CINTA PADA PENCULIKKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Gangster / Kriminal dan Bidadari
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: julius caezar

Lahir dari pasangan milyuner Amerika-Perancis, Jeane Isabelle Richmond memiliki semua yang didambakan wanita di seluruh dunia. Dikaruniai wajah cantik, tubuh yang sempurna serta kekayaan orang tuanya membuat Jeane selalu memperoleh apa yang diinginkannya dalam hidup. Tapi dia justru mendambakan cinta seorang pria yang diluar jangkauannya. Dan diluar nalarnya.
Nun jauh di sana adalah Baltasar, seorang lelaki yang kenyang dengan pergulatan hidup, pelanggar hukum, pemimpin para gangster dan penuh kekerasan namun penuh karisma. Lelaki yang bagaikan seekor singa muda yang perkasa dan menguasai belantara, telah menyandera Jeane demi memperoleh uang tebusan. Lelaki yang mau menukarkan Jeane untuk memperoleh harta.

Catatan. Cerita ini berlatar belakang tahun 1900-an dan hanya fiktif belaka. Kesamaan nama dan tempat hanya merupakan sebuah kebetulan. Demikian juga mohon dimaklumi bila ada kesalahan atau ketidaksesuaian tempat dengan keadaan yang sebenarnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julius caezar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 31

Antonio berjongkok di depan perapian di ruang utama gubuk itu, sambil melemparkan sepotong kayu gelondongan ke dalam api. Kemudian, dengan menjaga keseimbangan di atas telapak depan kakinya, ia melemparkan pandang ke samping, ke arah Jeane yang juga duduk di depan perapian itu.

    "Kau belum kering dan merasa hangat?" tanya Antonio.

    "Sudah," Jeane mengangguk dan mencuri sekilas pandang ke arah meja yang ada di tengah ruangan itu. Dilihatnya Baltasar sedang duduk di sana bersama seorang pria yang belum dikenalnya. Ia merasa bahwa ke dua pria itu sedang membicarakan dirinya. Mungkin sudah sejak tadi mereka membicarakan dirinya. "Antonio?"

    Ke dua tangan Antonio sudah berada di atas lututnya, siap untuk bangkit berdiri dari duduk jongkoknya. "Ya?" Antonio tidak jadi berdiri, ia menunggu.

    Pandangan mata Jeane tertuju kepada pria yang sedang berbincang dengan Baltasar, "Siapakah orang itu?"

    "Seorang teman," jawab Antonio.

    Jeane kembali melihat kepada orang Spanyol itu. "Apakah ia seorang dari koneksi kalian?"

    "Apa sebabnya kau bertanya demikian?" tanya Antonio.

    "Perasaanku mengatakan demikian. Benarkah ia salah satu di antara koneksi kalian?"

    "Jeane......." Antonio menjawab dengan sabar dan tenang terkendali. "................. kau mengajukan pertanyaan pertanyaan yang kau tahu sendiri bahwa aku tidak dapat menjawabnya."

    "Kenapa tidak dapat? Bukankah hal ini menyangkut diriku, yang berarti menjadi persoalanku juga," Jeane berkeras hati. Tapi Antonio cuma mengangkat bahu dan tidak berkata apa apa.

    "Pasti kalian telah menghubungi ayahku. Apakah itu sebabnya orang itu berada di sini? Untuk menyampaikan jawaban ayahku?" tanya Jeane lagi.

    Antonio menarik napas berat, ketidak sabaran mulai tampak di matanya. "Jangan kau terus mendesak, Jeane," kedengarannya saja pria itu tenang, tapi ternyata tidak. "Kalau sudah ada berita yang sudah pasti, nanti kau akan diberitahu." Dengan kalimat itu, Antonio bangkit berdiri, mengakhiri percakapan membosankan dengan Jeane.

    "Katakanlah kepada boss mu, bahwa aku lebih suka ke kamarku. Sekarang!" kata Jeane, bergulat dengan perasaan tidak berdaya yang terjebak dalam dirinya.

    Antonio memandang ke arah Baltasar, lalu menjawab Jeane, "Tempat tempat lain dalam rumah ini terlalu dingin dan lembab. Sebaiknya kau tingggal di sini saja supaya tetap hangat di depan perapian itu."

    "Kalau aku memaksa pergi juga ke kamarku, bagaimana?" Jeane menantang.

    "Kau akan dibawa kembali kemari," jawab Antonio sambil memalingkan mukanya dari Jeane.

    Beberapa menit kemudian, pria asing itu berdiri dari kursinya. Baltasar mengiringinya hingga ke pintu sambil memberi perintah kepada penjaga yang ada di luar. Penjaga itu menemani pria asing itu meninggalkan tempat itu. Dengan kepergian penjaga itu, Jeane sadar bahwa dia tidak akan diperkenankan kembali ke kamarnya sebelum penjaga itu kembali.

    Kepergian pria asing itu merupakan awal suatu perbincangan antara Antonio dan Baltasar.

    Mengetahui bahwa ke dua pria itu sedang membicarakan dirinya, Jeane berusaha mendengarkan dengan teliti, telinganya menangkap suatu nada menentang dalam suara Antonio. Rupanya Antonio tidak setuju dengan keputusan yang telah diambil oleh bos nya

    Ketika Estela tiba untuk memasak makan malam, Jeane tidak ikut membantu. Tidak ada seorangpun yang keberatan dengan sikap Jeane itu, terlebih lebih Estela sendiri. Namun kemunculan wanita berambut coklat itu telah menghentikan perbincangan antara Antonio dan Baltasar. Melihat air muka Antonio yang tampak muram, Jeane menduga bahwa Antonio tidak berhasil mengubah keputusan yang telah diambil oleh Baltasar.

    Sambil menggigit bibir bawahnya, Jeane bertanya dalam hati, apakah ayahnya telah menawarkan sejumlah uang tebusan lebih sedikit daripada yang dituntut oleh gerombolan bandit itu. Barangkali Antonio menyetujui jumlah yang lebih sedikit dari yang mereka tuntut. Atau mungkin pula malah sebaliknya.....

     Selama waktu makan malam bersama itu, Jeane menimbang nimbang berbagai kemungkinan yang ada. Tetapi tidak seorangpun yang di meja makan itu berada dalam suasana hati untuk banyak berbicara. Bahkan bila pikirannya itu diketahui oleh Antonio atau Baltasar, mereka tidak menyinggung atau memberikan komentar apapun. Bahkan Estela yang beberapa kali berusaha mendapatkan perhatian dan berusaha untuk rujuk dengan Baltasar, tidak mendapatkan respon dari pria itu.

    Setelah usai makan malam, Estela membawa kopi ke meja makan itu. Jeane melihat cara wanita berambut coklat itu bersandar pada Baltasar, dengan sengaja menyentuhkan buah dadanya pada lengan dan bahu Baltasar. Suatu rasa jijik menyerang diri Jeane melihat hal itu.

    Pada saat yang bersamaan Jeane merasa betapa Baltasar menatap kepadanya dengan tajam. Seolah olah dengan sorot matanya itu Baltasar membelah diri Jeane. Jeane justru membuang muka. Baltasar berpaling pula dan mengatakan sesuatu kepada Estela. Entah apa yang dikatakan oleh pria itu, yang jelas kata katanya telah membuat wanita berambut coklat itu marah besar. Serentetan kata kata dalam bahasa Spanyol dilemparkannya kepada Baltasar dengan nada marah. Ke dua tangan Estela juga bergerak gerak mencemooh kepada Jeane. Entah bagaimana, tetapi Jeane kembali menjadi pokok pertengkaran antara Baltasar dengan Estela.

    Setelah menjawab dua kali dengan nada menenangkan yang ternyata tidak membuahkan hasil, Baltasar membentak dengan nada memerintah. Rupanya bentakan itu berhasil. Dengan melemparkan pandangan bagaikan lemparan pisau pisau belati ke arah Baltasar, Estela berputar dan berlari keluar dari ruangan.

    Sambil menyesap kopinya, Jeane melihat pada alat alat makan yang kotor di atas meja. Ia menghela napas, kemudian berdiri dan mengumpulkan alat alat makan bekas dipergunakan itu serta membawanya ke tempat cucian, meninggalkan ke dua pria itu menghabiskan kopi di meja. Mungkin mereka akan melanjutkan pembicaraan yang terputus karena kedatangan Estela tadi, pikirnya.

    Ketika Jeane baru saja mulai mencuci alat alat makan itu, pintu kembali terbuka dan Estela menyebu masuk dengan sebuah buntalan di tangannya. Buntalan itu dilemparkannya kepada Baltasar kemudian ia berbalik dan meninggalkan rumah itu lagi. Jeane melihat buntalan itu. Apakah isinya pakaian kotor Baltasar yang mestinya dicuci oleh Estela? Sebuah senyum berpuas diri menghias sudut sudut mulut Jeane. Ia merasa berhasil mempecundangi perempuan yang menjadi musuhnya itu.

    Tapi........ suatu pikiran lain tiba di kepalanya. Apakah dengan kemarahan Estela itu, maka ia yang harus mencuci pakaian kotor Baltasar? Tidak akan, kata Jeane dalam hati. Kalau itu yang terjadi berarti justru ialah yang dipecundangi oleh Estela.

1
Atikah'na Anggit
kok keane...
julius: Barusan sudah diperbaiki kak. thx
julius: waduh... salah ketik. Mohon maaf ya kak? Terima kasih koreksinya, nanti segera diperbaiki 👌
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!