Radiant Dawn

Angin malam berdesir lembut di antara pepohonan, rintik-rintik hujan membasahi dedaunan yang semula kering.

Di dalam hutan itu, keheningan terasa begitu menyesakkan. suara tetesan air diatas tanah berlumur dedaunan menimbulkan suara-suara samar yang memilukan.

Dua sosok bayangan bergerak begitu cepat hingga seakan menyatu dengan gelapnya malam. Cahaya bulan yang redup hanya sesekali memantulkan kilatan logam dingin yang terhunus di tangan mereka.

Kai, Kael, dan Lira melompat keatas dahan pohon, mengintip dengan napas tertahan, menyaksikan pertempuran yang sedang berlangsung di hadapan mata mereka.

Tak ada yang bisa mereka lakukan, satu satunya yang mereka harapkan hanyalah tidak adanya korban jiwa.

"Hnmm, kalau salah satu dari mereka kalah, jarah sedikit barang-barangnya ga masalah kan,"pikir Kai menatap pada Kael dengan pemikiran yang sama.

Wirn berdiri dengan pedang di tangannya. Nafasnya berat, tubuhnya dipenuhi dengan luka, namun matanya memancarkan tekad membara. Di seberangnya, berdiri Asdeath dengan kedua matanya yang memancarkan cahaya berbeda, kuning dan ungu.

"Sudahlah, kau tidak akan pernah bisa merebutnya dariku, Wirn," ucap Asdeath.

Wirn menggertakkan gigi. "Aku tidak perduli bahkan jika aku harus mengorbankan lenganku, aku akan mengambilnya apapun yang terjadi, malam ini."

Dengan skill Wind Dash, ia melesat cepat ke arah Asdeath, pedangnya berkilat dalam cahaya bulan.

Tetes air terpotong oleh ketajaman pedangnya dan setiap langkahnya terasa seperti kilat, nyaris mustahil untuk diikuti dengan mata telanjang.

Namun, mata kiri Asdeath berkilat tajam.

Dengan kemampuan ini, Asdeath dapat melihat gerakan dalam kecepatan lambat, membuatnya dapat mengantisipasi serangan dari Wirn.

CLANG!!

Asdeath memblokir tebasan pertama dengan pedangnya, CLANG!!

Benturan dua bilah pedang memecah keheningan malam. Percikan cahaya memancar saat logam bertemu logam, menghasilkan dentingan yang menggema di antara pepohonan basah.

Wirn mendorong kuat, melompat ke belakang, lalu dalam satu gerakan cepat memutar tubuh dan melepaskan lima bilah angin tipis ke arah Asdeath.

"Wind Fang!"

Suara siulan tajam membelah udara, lima tebasan angin yang hampir tidak kasatmata itu mengarah ke Asdeath dari arah depan.

Namun, Asdeath terlihat tetap tenang, dibalik masker tengkoraknya ia justru tersenyum tipis. Mata kirinya berkilat ungu, dan dengan satu ayunan pedang ke atas, ia memutar tubuhnya membentuk setengah lingkaran.

"Dragonous Parry."

Gelombang energi berbentuk pusaran hitam keunguan keluar dari bilah pedangnya, menelan sekaligus kelima bilah angin itu seakan-akan tak pernah ada.

BOOM!!

Ledakan kecil terjadi saat pusaran energi membentur pohon di belakangnya, merobohkan batang setebal dua manusia dewasa.

Kael tertegun dan menahan napas. “Gila, jika serangan itu mengenai orang biasa, orang itu bisa langsung terbelah.”

Kai mengangguk. “Sebenarnya, kekuatan Asdeath cukup membingungkan, jujur kurasa ia memiliki banyak kemampuan berbeda yang tidak begitu berhubungan.”

"Dia bisa seakan-akan teleportasi, kedua mata nya yang berubah warna diwaktu tertentu, tentunya juga punya efek tertentu."

"Selain itu, dia juga punya kemampuan control energi, ya walaupun katanya ini bisa dipelajari."

"Dan dia bisa menggunakan banyak jenis senjata, terlebih lagi sekarang, tebasan sekuat itu?"pikir Kai.

"Tidak masuk akal."

Lira mencengkram ranting tempatnya berpijak, merasa sedikit cemas jika pertarungan ini terus berlanjut.

Tanpa memberinya waktu, Wirn kembali melesat ke depan. Kali ini tubuhnya dikelilingi pusaran angin, daun-daun dan air hujan terbawa, membentuk spiral liar.

"Sword Spiral Slash!" gumam Wirn menggerakkan tangannya perlahan.

Setelah sedikit pose dengan mengangkat pedangnya sedikit jauh dibelakang, ia menebaskan pedang ke arah Asdeath dari atas, sambil mulai berputar menggerakkan badannya, menciptakan tebasan berbentuk tak beraturan dari berbagai arah.

Asdeath tersentak, karena ia berusaha mengikuti serangan Wirn dengan kemampuan matanya.

"Aku tidak bisa melihatnya?"ucap Asdeath terkejut

Asdeath berusaha menangkis setiap serangan namun perlahan tubuh Asdeath menerima luka serangan dan tebasan.

Asdeath benar-benar dibuat kewalahan akibat kemampuan berpedang Wirn. Asdeath mulai mengalami luka gores dibeberapa bagian tubuhnya, kaki, pinggang, tangan hingga topengnya sedikit terkena dampak.

Setelah mengerahkan serangan tersebut Wirn melangkah ke belakang, ia menggenggam pedangnya dengan erat.

“Masih belum cukup… masih… belum…”

"LEBIH! BERIKAN AKU LEBIH BANYAK KEKUATAN SIALAN!"teriak Wirn dengan kencang.

Tiba-tiba, tubuhnya mulai bergetar, luka-lukanya memercikkan cahaya kebiruan samar.

Kael menyipitkan mata dan bertanya, "Kai… itu apa?"

Kai menjawab dengan pelan. "Itu...itu pasti Synchrosoul."

"Sinkrosoul?"tanya Kael bingung.

"Itu seperti hal yang pernah kamu alami sekali Kael, pada saat pada misi pertama pembersihan wilayah Gorgon."

"Saat itu kamu mengamuk dan hilang kontrol, kekuatanmu meningkat hingga pada batas wadah tubuhmu, dan dikontrol oleh Radiant power mu untuk bertarung, itulah Syncrhosoul."

"Jika diartikan secara ilmiah, itu berarti sinkronisasi antara jiwa, yang mana merupakan kondisi ketika seseorang menyatu sepenuhnya dengan Radiant-nya untuk sementara waktu."

"Menyatu dengan Radiant? padahal kita sudah memiliki kemampuan ini didalam tubuh kita, apa lagi yang perlu bersatu?"tanya Kael bingung.

"Banyak yang bertanya demikian, aku bukan ahli dibidang ini, namun dari informasi yang kudapatkan, Radiant Power sebenarnya memiliki wujudnya sendiri"

"Mutasi yang tercipta didalam diri manusia berupa kemampuan super yang memiliki wujudnya sendiri."

"Seseorang pernah menjelaskan nya padaku, bahwa wujud dari mutasi didalam tubuh manusia ini terlahir dari manusia itu sendiri untuk membantu manusia."

"Akibat dari teori-teori mengenai Synchrosoul, banyak pendapat yang muncul mengenai Radiant Power, sebagian bahkan menganggapnya anugerah dari tuhan dan Synchrosoul adalah kondisi manusia menyatu dengan malaikat pendampingnya."

"Banyak versi dari pengertian dari Synchrosoul ini, tapi yang jelas itu kondisi manusia untuk mencapai batas maksimumnya di kondisi tertentu dengan memanfaatkan Radiant Powernya semaksimal mungkin, hingga kesadaran nya bahkan terkendali oleh kemampuan itu sendiri,"jelas Kai.

"Apa ada efek sampingnya? tapi waktu itu aku baik-baik saja?"ucap Kel bertanya.

“Kebanyakan orang yang masuk ke tahapan Synchrosoul terlalu lama akan kehilangan dirinya sendiri secara permanen, sebagian kasus mengalami cacat seumur hidup,"

"Ada pula yang tubuhnya diambil alih sepenuhnya oleh Radiant Powernya sendiri, sehingga ia sepenuhnya menjadi orang yang berbeda,"

"Tentunya ada juga yang keluar dari efek Synchrosoul tanpa efek samping yang signifikan.”

"Tentu ada kemungkinan tetap hidup, jika beberapa alasan terpenuhi, contohnya Radiant Power mu yang memang ingin membantu penggunanya secara penuh, ataupun penggunanya tidak menggunakan Synchrosoul terlalu lama sehingga tubuhnya belum menerima efek yang signifikan," lanjut Kai menjelaskan.

“Jadi yaa singkatnya seperti memberi seluruh kontrol tubuh kepada kekuatan itu sendiri dan membuka potensi maksimal dari tubuh mu saat ini."

"Banyak kasus yang mengatakan sebagian Radiant Power berusaha untuk mengambil alih tubuh penggunanya dan sengaja menghasut pengguna nya untuk memasuki efek Synchrosoul."

"Ya seakan-akan Radiant Power itu adalah manusia lain yang terjebak didalam tubuh kita dan kita meminjam sebagian kekuatannya."

Selagi Kai menjelaskan, di sisi lain tubuh Wirn berkembang telah mencapai batas maksimalnya, urat-uratnya terlihat.

Pusaran angin mengelilingi dirinya semakin liar dari sebelumnya, dan darah mulai menetes dari mulutnya perlahan.

Kesadaran Wirn sejenak menghilang, kepalanya tertunduk, dan setelah beberapa detik ia bangkit lagi seperti sebuah roh telah merasuki tubuhnya.

Kesadarannya kini dikendalikan oleh Radiant Power didalam dirinya.

Wirn perlahan terkekeh dan menatap kearah langit, "Wirn Wirn Wirn!"

"Kekekeke...."

"DIRIMU AKHIRNYA MENGGUNAKAN KU SETELAH RATUSAN PENOLAKAN SELAMA INI Wirn?"suaranya bergema mengerikan.

"Kenapa kau terus menolakku Wirn? takut akan efeknya? bukankah kau bilang bisa menyelesaikan semua masalah sendirian Wirn?"

"Pembual yang hebat"ucap Wirn yang telah dikontrol penuh oleh Radiant Powernya.

"KEKEKEKEKE..."

"Aku senang kamu akhirnya menggunakanku, siapa cecunguk yang membuatmu akhirnya ingin menggunakanku Wirn?"

'..."

“Oh jadi itu orang yang menjadi alasan dari dirimu menggunakan ku ya?"

"Asdeath ya? menarik, tapi aku jadi senang berkatmu, Wirnku akhirnya mau menerima penawaran ku kekekekeke..."

"Baiklah-baiklah Wirn, aku akan berhenti mengoceh, aku tidak menjamin kemenangan tapi akan kuusahakan sesuai perjanjian kekekeke..."gumam Wirn pada dirinya sendiri entah apa yang sedang Radiant Power dan dirinya bicarakan, namun yang pasti kini Wirn telah kehilangan kendali atas seluruh tubuhnya sementara waktu.

Wirn melesat maju mengayunkan pedangnya, dan dalam satu kilatan, tubuhnya menghilang dari pandangan.

Asdeath terkejut dengan kecepatan nya, dan dalam sepersekian detik sebuah ledakan terjadi.

DUARR!!

Mereka beradu di tengah hutan, ledakan angin dan energi hitam keunguan menyebar ke segala arah, menerbangkan daun dan ranting.

Kai, Kael, dan Lira terlempar dari dahan masing-masing, menahan diri di batang pohon.

"Anjir! Mereka seriusan mau hancurin hutan ini!" ucap Kai.

"Tolong! aku akan terbang terbawa angin!"ucap Kael terpental cukup jauh dari dahan pohon.

Pertarungan itu terus berlanjut, dua sosok membentuk kilatan-kilatan cahaya di tengah hujan, logam dan energi Radiant berbenturan, menciptakan letusan kecil di setiap titik benturan.

Hingga akhirnya, suara dentingan keras terdengar lagi.

CLANG!!

Pedang yang dipegang oleh Asdeath patah dan hancur oleh tebasan dari Wirn.

Dan dengan satu serangan dari Wirn, Asdeath terpental mundur dengan kondisi beberapa bekas luka tebasan ditubuhnya.

Darah mulai mengalir dari tubuh Asdeath.

Asdeath masih bisa berdiri, walau kini ia harus memegangi lengan kirinya yang berdarah dan terluka, mata ungunya berkilat liar.

Asdeath melempar pedangnya, "aku pernah berpikir, bahwa aku yang paling baik dalam penguasaan senjata, sehingga kerap sekali aku menyombongkan diri menggunakan berbagai macam senjata yang kusesuaikan terhadap keahlian lawanku."

"Namun nampaknya aku salah, sudah cukup main mainnya,"ucap Asdeath mengambil pistolnya dan memegangnya dengan tangan kanannya, "Aku akan memakai apa yang kusukai."

"Kekekeke, jarak jauh? itu tidak akan mengubah apapun,"ucap Wirn terkekeh dan mengacungkan pedangnya.