Aku yang buta akan cinta malah berakhir sengsara. berawal saat kenal dengan denis lelaki yang mendekatiku saat duduk di bangku menengah atas dan dia memintaku menjadi pacarnya saat kelulusan. sejak menjalin asmara dengannya aku menjadi pembangkang. selalu melawan apa kata orang tua ku bahkan aku menikah dengan denis dengan memaksa bahkan membuatnya menjadi penerus perusahaan keluarga. orang tuaku yang hanya punya anak 1 terpaksa menyetujuinya. namun ternyata ini adalah awal kehancuranku. denis berselingkuh.. oh tidak justru aku. selingkuhannya. ternyata dia sudah bersama rere teman sekelasku sejak saat sma dia memanfaatkan kekayaan keluargaku untuk memperkaya dirinya juga kekasihnya. mereka bahkan yang menrencanakan pembunuhan orang tuaku dan juga aku sendiri.
tapi saat aku membuka mata setelah denis meminumkan racun kepadaku, aku kembali di saat aku berada di acara kelulusanku di jenjang Atas.
mendapat kesempatan kedua. aku berjanji untuk membalas dendam dan juga memperbaiki hidupku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JK의 할루 아내, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tiga puluh satu
Keesokan harinya bianca memutuskan untuk menjenguk angga bersama mami juga papinya. Mereka juga penasaran bagaimana kecelakaan itu bisa terjadi. karena baik angga juga bianca sama-sama diam tak bicara.
"assalamualaikum" salam bianca sekeluarga saat masuk kedalam ruang perawatan angga
Angga tersenyum saat melihat siapa yang datang, seakan mendapat semangat baru hari ini
"waalaikumussalam"
"pak bima mari masuk... bu, nak bianca ayo masuk..." papa mempersilahkan keluarga bianca masuk dan duduk di sofa
"bagaimana keadaannya nak angga?" tanya papi setelah duduk dan melihat ke arah angga setelah meletakkan parsel buah di meja
"sudah lebih baik om terima kasih" jawab angga yang memang terlihat lebih segar apalagi sekarang angga sedang duduk bersandar
"mumpung kita semua disini, apa kalian ngga mau cerita bagaimana kejadian kemarin bisa terjadi..?" ujar papa yang masih penasaran sambil melihat ke arah angga dan bianca bergantian
"benar pak danu, saya juga kesini bersama istri karena penasaran, apa lagi bianca ngga mau bicara sama sekali dirumah" mendengar namanya disebut bianca hanya menunduk sambil memainkan jarinya
"saya cuma kebetulan melihat bianca disana om, pa. Dan ngga sengaja liat ada mobil dengan kecepatan tinggi ingin melintas, angga reflek aja narik bianca dan akhirnya angga yang kena tabrak" jelas angga secara garis besarnya
"Ya ampun... Pantas saja bianca diam dan merasa bersalah. Nak angga maaf tante ngga tau, tante sama om benar-benar terima kasih sudah menyelamatkan anak kami" ujar mami sambil memegang pundak bianca
"sama-sama tante... Sudah kewajiban saya, apalagi saya melihat langsung. Syukur kita berdua sekarang naik-baik saja" ucap angga dengan penuh syukur
"tapi mama penasaran kalian kenapa bisa ada di tempat yang sama, bukan kebetulan kan?" tanya mama gisell penasaran
Angga dan bianca pun saling menatap seolah-olah ingin menyamakan jawaban...
"itu..." ucap angga tertahan sambil menatap bianca
"Kemarin bian sama kak angga janjian mau makan siang bareng" ucapan itu pun akhirnya keluar dari mulut bianca dan sukses membuat semua orang disana terdiam tak terkecuali angga. Dia tak menyangka kalau bianca akan mengatakannya
"tapi bi, kemarin kamu bilang mau makan siang sama pacar ka... mu...." gisell menutup mulutnya setelah menyelesaikan ucapannya kini dia menunjuk kedua orang tersangka itu "ka.. Kalian berdua pacaran..? Sejak kapan" pertanyaan berbondong pun di berikan gisell pada kakak juga sahabatnya
"udah deh ngga usah lebay... Toh kamu seneng kan kalo bianca itu pacarnya kakak" ucap angga yang ingin mengalihkan pembicaraan
Kedua pasang orang tua itu masih terdiam dan mereka saling menatap, hingga akhirnya mereka kompak tertawa membuat para anak muda heran melihatnya
"akhirnya keinginan kita terwujud pak, tanpa kita paksa ternyata mereka malah sudah pacaran" ucap papi sambil menepuk pundak om danuarta
"mudah-mudahan kita beneran besanan ya jeng.. Duh saya seneng banget denger berita ini. Kapan keluarga jeng mau nerima kedatangan keluarga saya buat melamar bianca" mama gisell sangat bersemangat
"loh.. Loh.. Ini bapak-bapak... Ibu-ibu...mohon maaf kita yang jalanin masih belum rencana ke arah sana" ucap angga padahal hatinya senang mendengarnya berharap memang akan segera terwujud keinginannya untuk mempersunting bianca
"ya ngga apa-apa, toh nanti akhirnya kalian ke jenjang itu juga kan..." kilah papa
"duh, susah deh kalo udah berurusan sama orang tua" celetuk angga. Angga masih melihat bianca yang masih canggung dengan keadaan saat ini.
Angga mengetikkan sebuah pesan pada adiknya untuk membawa para orang tua keluar untuk memberikan waktu untuk dia juga bianca bicara
"em papa,mama,om tante kita makan dulu yuk di sebrang katanya ada restoran yang lumayan enak." ucap gisell setelah membaca pesan sang kakak dan melihat kondisi sahabatnya
"loh.. Kenapa... Eh ayo deh ayo jeng kita nyoba makanan didepan sambil mengakrabkan diri sebelum besanan beneran" ujar mama yang awal nya menolak tapi melihat angga dengan tangan memohon sambil menunjuk ke arah bianca
Setelah semuanya keluar dari ruangan langung terasa suasana canggung diantara mereka berdua
"sayang... Kamu ngga mau duduk deket kakak..?" tanya angga
"takut yang lain masuk kak..." ucap bianca masih menjaga jarak dan tak mau mendekat
"tapi kakak.. Aduh..." terdengar suara angga mengaduh sambil memegang dada sebelah kanannya
"kak.. Kakak kenapa, mana yang sakit..." bianca langsung berlari mendekat ke arah angga dan terlihat khawatir sambil ikut memegang dada angga
"hati kakak sakit yang, karena kamu ngga mau deket-deket sama kakak. Kakak keliatan jelek ya, atau bau mangkanya kamu ngga mau deket kakak..?" tebak angga
"ih kakak kalo ngomong suka asal, bian masih ngerasa bersalah sama kakak. Gara-gara nyelametin bian kakak jadi terbaring disini. kemarin bian ngga bisa mikir apa-apa ka, bian kebayang kecelakaan dulu, bian takut kak angga ngga selamat. kalo itu terjadi bian ngga akan bisa maafin diri bian sendiri kak"
angga menarik bianca kedalam pelukannya "kakak udah berkali-kali bilang kakak akan selalu jaga kamu yang, dulu aja kakak rela ma..." ucapan angga terhenti karena bianca melepaskan pelukannya dan menutup mulut angga
"jangan ngomongin hal itu kak... Bian beneran takut..." ucap bianca jujur dengan mata yang berkaca-kaca menahan tangis
"iya.. Sayang.. Maaf... Lagian dibalik kecelakaan ini ada hikmahnya juga. Kita jadi ngga perlu ngumpet-ngumpet lagi kalo mau ketemu" ujar angga senang
"iya kak... " bianca sudah bisa tersenyum melihat sang kekasih
"nah gini dong, kakak kangen sama senyum kamu dan juga...." lagi-lagi angga terdiam sambil mengusap bibir mungil milik bianca
Bianca yang sudah faham pun langsung mengecup sekilas bibir angga dan membuat angga terdiam
"sayang...." teriak angga karena bianca sudah menjaga jaraknya
"hehe... Bianca udah hafal, kakak pasti mau narik bian kan.." ucap bian meledek
"awas kamu ya,kalo kakak udah sehat, ngga akan kakak kasih ampun"
Tanpa mereka sadari ke lima orang yang tadi izin keluar ternyata masih berada diluar ruangan mendengarkan semua obrolan angga juga bian.
"ngga sabar saya jeng nunggu bianca jadi menantu saya..."
"hehe... Saya juga jeng,semoga aja mereka berjodoh ya"
aamiin....
Jangan lupa like juga vote nya teman-teman. Terimakasih