NovelToon NovelToon
Balasan Dari Neraka

Balasan Dari Neraka

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Horor / Pembantu / Poligami / Iblis / Dendam Kesumat
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: cucu@suliani

Romlah tak menyangka jika dia akan melihat suaminya yang berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, bahkan sahabatnya itu sudah melahirkan anak suaminya.

Di saat dia ingin bertanya kenapa keduanya berselingkuh, dia malah dianiaya oleh keduanya. Bahkan, di saat dia sedang sekarat, keduanya malah menyiramkan minyak tanah ke tubuh Romlah dan membakar tubuh wanita itu.

"Sampai mati pun aku tidak akan rela jika kalian bersatu, aku akan terus mengganggu hidup kalian," ujar Romlah ketika melihat kepergian keduanya.

Napas Romlah sudah tersenggal, dia hampir mati. Di saat wanita itu meregang nyawa, iblis datang dengan segala rayuannya.

"Jangan takut, aku akan membantu kamu membalas dendam. Cukup katakan iya, setelah kamu mati, kamu akan menjadi budakku dan aku akan membantu kamu untuk membalas dendam."

Balasan seperti apa yang dijanjikan oleh iblis?

Yuk baca ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BDN Bab 9

Inah memelototkan matanya, dia tidak suka ketika Sugeng menatap wanita yang ada di hadapannya. Minati memang usianya tujuh tahun lebih mudah dari dirinya, tetapi tinggi badannya juga lebih tinggi dari dirinya.

Bahkan, Inah bisa melihat kalau bodinya ternyata sangat aduhai. Tinggi, langsing dan berisi di bagian dada dan juga bokongnya. Wanita itu sangat manis dan menarik.

"Aku nggak mau kalau misalkan Mbak Minati mengasuh anak aku," ujar Inah dengan ketus.

"Kenapa enggak mau? Apa karena dia terlalu cantik?"

Inah semakin melotot saja matanya mendengar apa yang dikatakan oleh suaminya, dia bahkan tanpa sadar memukul bahu suaminya itu.

"Kok kamu kasar banget sih? Kenapa?"

"Aku cemburu, kamu sadar gak sih? Aku tidak mau kalo punya pengasuh yang sangat cantik, aku takut kamu akan tergoda dan malah selingkuh sama dia!'' teriak Inah.

"Ya ampun, Sayang. Kamu kaya nggak tahu aku aja, aku nikah sama Romlah saja tak pernah aku sentuh dia, karena saking sayangnya aku sama kamu. Paham nggak sih?"

Keduanya berdebat, Inah tetap pada pendiriannya tidak mau mempekerjakan pengasuh yang cantik. Sedangkan Sugeng tetap memaksa kalau Minati harus bekerja di sana, karena ketika Minati menggendong Ayu, anak itu langsung diam dan bahkan tertidur pulas.

"Sudah-sudah, kenapa kalian malah bertengkar? Lagian dari dulu juga kamu sangat tahu kalau anak aku itu cuma cinta sama kamu, udah deh jangan nyari-nyari gara-gara!"

Wati yang sejak tadi diam akhirnya mengeluarkan suara, dia tidak senang ketika menantunya berkata seperti itu kepada anaknya.

"Biarkan Minati kerja, liat tuh anak kalian. Dia anteng banget di dalam pelukan Minati, mending kalian urus aja surat nikah kalian. Jangan urusin Minati, toh ada Ibu. Tiap hari Minati akan ibu perhatikan," ujar Wati.

"Iya, Bu."

Keduanya langsung masuk ke dalam kamar utama, sedangkan Wati mengajak Minati untuk masuk ke dalam kamar Ayu. Dia akan tidur di sana dengan bayi mungil itu, karena tugas wanita itu memang menjaga bayi.

"Mas, kamu kan' mau mendaftarkan pernikahan kita agar jadi pernikahan resmi, cincin pernikahan kamu sama Romlah tolong dibuang ya. Aku gak sudi lihat cincin pernikahan itu masih Kamu pakai aja," ujar Inah.

Keduanya kini sudah ada di KUA, Sugeng ingin langsung mendaftarkan pernikahannya dengan Inah sesuai dengan petunjuk ibunya, Wati.

"Iya, nanti aku buang."

"Terus, aku mau nyapih Ayu."

"Loh! Kok disapih? Dia baru mau empat bulan loh! Kamu gak kasihan sama dia?"

Keduanya sempat berdebat karena Sugeng tidak setuju kalau putrinya sudah tidak mendapatkan asi lagi, karena walau bagaimanapun juga Ayu masih membutuhkan ASI ibunya.

"Bukan aku gak kasihan, biar enak aja kalau lagi berduaan sama kamu. Gak perlu mikirin nyusuin dia, mikirin nyusuin kamu aja."

"Jadi, kamu mau sapih Ayu demi Mas?"

"Iya, Sayang."

Setelah mendaftarkan pernikahan mereka, keduanya langsung pulang karena pihak KUA berkata surat nikahnya akan jadi dalam waktu 1 bulan. Keduanya tiba saat hari sudah gelap, mereka langsung masuk ke dalam kamar dan memutuskan untuk mandi.

"Cincin pernikahan kamu sama Romlah jangan lupa dibuang," ujar Inah saat dia sedang memakai baju.

"Iya, ini mau dibuang."

Sugeng melepaskan cincin itu dari jari tengahnya, kemudian dia melemparkan cincin itu lewat jendela kamar. Sebenarnya dia merasa sayang kalau harus membuang cincin itu, karena itu merupakan cincin yang mahal dan kalau dijual harganya masih lumayan.

Namun, dia tidak mau membuat Inah marah. Jadi, dia menuruti apa kata wanita itu. Setelah membuang cincin itu, Sugeng langsung mengajak istrinya itu untuk memadu kasih.

Duar!

"Mas! Petirnya gede banget," ujar Inah yang refleks langsung mendorong Sugeng. Pria itu sampai jatuh, padahal tadi dia sedang asih bergoyang di atas tubuh wanita itu.

"Kau tahu, tapi jangan dorong kencang seperti itu juga. Bokong aku sakit!" kesal Sugeng sambil bangun dan mengambil handuk.

"Iya, maaf. Ayo lanjut lagi," ajak Inah.

"Gak usah, lagian punya akunnya juga udah peot."

Inah hanya bisa menghela napas berat, salah dia juga karena sudah mengagetkan suaminya itu. Inah akhirnya memakai pakaiannya, sedangkan Sugeng malah mengambil sebatang rokok dan menyalakannya dengan korek kayu.

"Hujan, Mas. Jendelanya tutup aja," ujar Inah karena kini suaminya sedang duduk di depan jendela.

"Hem," ujar Sugeng hanya dengan deheman saja.

Inah mencoba membujuk suaminya, dia duduk di samping pria itu sambil mengelus lembut lengan Sugeng. Sedangkan Sugeng tak menghiraukan wanita itu, dia malah asik merokok.

"Argh!"

Inah dan juga Sugeng kaget sekali, karena mereka mendengar teriakan dari luar kamar.

"Siapa itu, Mas?"

"Kayaknya suara mbak Minati," ujar Sugeng yang langsung mengambil payung dan berlari menuju luar rumah.

Inah tentu saja langsung mengikuti suaminya sambil membawa lampu corong, saat mereka sedang berada di luar rumah, mereka melihat Minati dalam keadaan basah kuyup. Dadanya sampai tercetak jelas, bokongnya apalagi, karena baju yang dipakai memang lumayan tipis.

Sugeng sempat terdiam melihat pemandangan yang begitu indah di hadapannya itu, tetapi tak lama kemudian dia tersadar karena istrinya menghampiri Minati dan memayungi wanita itu.

"Mbak, kenapa malah hujan-hujanan?"

"Anu, Nyonya. Saya mau angkat jemuran, terus saya Nemu cincin ini. Saya coba pake, soalnya ini emas 24 karat. Sayang kalau gak saya pake, tapi cincin ini malah seperti menempel di kulit dan tidak bisa dilepas."

Inah dan juga Sugeng memperhatikan cincin yang ada di jari manis Minati, jari manis wanita itu terlihat begitu kecil, tapi herannya cincin itu begitu pas melekat di jarinya. Padahal, keduanya tahu betul kalau itu merupakan cincin pernikahan Sugeng dengan Romlah.

"Ini cincin yang sudah saya buang, tapi... kenapa pas di jari manis kamu?"

"Nggak tau, tapi... Ini beneran punya Tuan? Kalau iya, bakalan saya balikin."

"Nggak usah, pake aja. Suami saya nggak butuh cincin itu," ujar Inah.

"Makasih kalau gitu, udah sana masuk. Jangan ujan-ujanan, nanti kamu sakit dan anak saya tidak ada yang mengurus."

"Iya, Bu. Permisi," ujar Minati.

Wanita itu langsung masuk ke dalam rumah lewat pintu belakang, lalu membilas tubuhnya menggunakan kamar mandi yang ada di dapur. Setelah itu, baru dia masuk ke dalam kamar Ayu.

Saat Minati masuk ke dalam kamar itu, dia melihat ada sosok wanita yang usianya sama seperti Inah. Wanita itu memiliki bekas luka di wajahnya, selain itu, wajahnya begitu pucat. Seperti tak memiliki darah.

"Si---- siapa kamu?" tanya Minati.

Wanita itu mendekat ke arah Minati, dia tersenyum dengan penuh kelembutan. Lalu, wanita itu menggenggam kedua tangan Minati. Minati merasa hampir beku karena tangan wanita itu begitu dingin.

"Aku ingin minta tolong terhadap kamu," ujarnya.

"Minta tolong apa?" tanya Minati yang tiba-tiba saja merasakan bulu kuduknya berdiri semua.

Dia bahkan hampir pingsan ketika melihat kaki wanita itu yang tidak menapak di lantai, entah kakinya di mana dia juga tidak tahu, yang pasti Minati tidak melihat kaki wanita itu.

"Aku mau meminjam sesuatu dari kamu, apakah boleh?"

"Aku hanya orang miskin, bahkan sampai sekarang saja tidak bisa menikah karena harus membiayai keluargaku, sepertinya tidak ada yang bisa aku pinjamkan terhadap kamu."

"Ada, kamu cukup diam saja. Nanti akan ada upah untuk keluarga kamu, bagaimana? Mau kamu membantu aku?"

1
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
eh bisa bisanya perawat kaya gini🤣🤣cuma ada di novel...
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
bukan terlalu lagi itumah, udh bener bener bener bener bener jahat tingkat paling atas mentok😡
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
santai Inah, kamu ada temen nya🤣🤣akuuu
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
iiiii Inah ni lemot bngy🤣
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
mampus di tolak🤣🤣🤣semoga aja Ajeng salah satu dari rencana nya Romlah, semoga aja Ajeng ga mw di ajak nikah, eh tapi gapapa Deng nikah aja, nanti minta semua aset Sugeng, terus terlantarin🤣
Reni
kapokkkk keadaan nya sama seperti dulu pas kamu sibuk merebut Sugeng , sakit kan sama bahkan lebih sakit yg dikhianati, dirampok hartanya , dibunuh
Reni
yeeeee akhirnya kebagian juga tu Wati ibu mertua lucnut
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
cowo gapunya duit aja banyak gaya😡😡
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
gila
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
mulai
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
makanya jangan jahat🤣🤣🤣mampus tuh
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
Sugeng, aku jatoh aja waktu itu di jait 14 jaitan sembuh nya sebulanan baru ga ngeluarin darah😭 belum kering, apalagi itu operasi tetew, gila kali itu
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
jahat bngt si sugeng
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
wkwkwk🤣🤣
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
lah giliran menantu siri aja inget
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
😈😈😈
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
kan anak sialan kamu itu yang bikin Romlah jadi jwlek
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
hayoloh😈😈😈😈
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
sasaran baru nih🤣🤣🤣Sugeng oh Sugeng, liat aja tanggal mainnya😎😝
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
lah Sugeng ni agak lain emang, makanya bantuin lah😡😡😡😡kasian baru operasi tetew
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!