Reynard Fernando, seorang CEO sukses yang lumpuh, menikahi Caitlin Revelton, gadis ceria dan penuh semangat yang dikenal tak pernah mau kalah dalam perdebatan. Meskipun Caitlin tidak bisa membaca dan menulis, ia memiliki ingatan yang luar biasa. Pernikahan mereka dimulai tanpa cinta, hanya sekadar kesepakatan.
Namun, apakah hubungan yang dimulai tanpa cinta ini dapat berkembang menjadi sesuatu yang lebih mendalam? Atau, mereka akan terjebak dalam pernikahan yang dingin dan hampa?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 31
Di dalam ruang rapat yang dipenuhi ketegangan, salah satu pemegang saham berdiri dengan sikap arogan, menatap Reynard tajam seolah sedang menelanjangi setiap kelemahannya.
"Reynard, seharusnya kau awasi istrimu. Kenapa membiarkan dia berleluasa? Uang perusahaan adalah dana kita semua. Walau latar belakangnya miskin. Bukan. Berarti dia bisa mengambil sesuka hati," katanya dengan nada yang hampir merendahkan, membuat suasana semakin panas.
Reynard tetap diam, mengawasi pemegang saham tersebut tanpa mengubah ekspresinya. Tapi tatapan dinginnya menyiratkan bahwa ia tidak akan tinggal diam begitu saja.
"Pertama kali saat aku melihatnya, aku sudah tidak menyukai sifatnya. Dia terlalu bebas melakukan apa saja sehingga tidak menghormati kita," sambung pemegang saham lainnya, seolah mendapat semangat dari ucapan sebelumnya. Suara mereka bergema di ruangan itu, menambah tekanan kepada Reynard, yang kini menjadi pusat sorotan.
Tommy tersenyum tipis, penuh kepuasan. Melihat para pemegang saham mulai menyerang keponakannya satu per satu adalah hiburan tersendiri baginya. Dalam benaknya, ia sudah melihat kekalahan Reynard sebagai suatu keniscayaan.
"Reynard, di hari biasa kau bersikap angkuh. Rekaman ini cukup menjatuhkan namamu. Aku ingin lihat apakah kau masih ada cara lain untuk membela diri. Posisi ini tidak akan bertahan lama kalau kau membela istrimu. Tapi kalau kau mengakuinya mungkin saja mereka masih tidak bisa menjatuhkanmu. Kalau kau mengorbankan istrimu maka posisimu masih bisa bertahan," batin Tommy, menikmati skenario yang sudah ia rancang dengan penuh perhitungan.
Namun, di tengah gempuran itu, Reynard tetap tenang. Ia memandang para pemegang saham dengan tatapan tajam, penuh ketegasan yang tidak mudah goyah.
"Apakah kalian sudah selesai bicara? Kalau sudah, maka sekarang giliranku!" ujar Reynard, dengan nada yang dingin namun tegas. Suaranya menggetarkan ruangan, membuat para pemegang saham terdiam dan kembali memperhatikannya dengan rasa penasaran.
Tanpa basa-basi, Reynard memberi kode pada Nico, asistennya yang sudah siap sejak awal. Nico segera menyalakan rekaman pembicaraan, dan suara percakapan mulai mengalir, memenuhi ruangan dengan bukti yang tak terbantahkan.
Semua pemegang saham terdiam, mendengarkan pembicaraan antara Tommy dan Caitlin yang terungkap dengan jelas. Setiap kata yang terucap di rekaman itu menghancurkan versi cerita yang sebelumnya disampaikan Tommy, membuat semua yang hadir saling berpandangan dengan wajah penuh kebingungan.
Mereka menatap Tommy, bingung dan penasaran apa yang sebenarnya terjadi. Cuplikan yang ditayangkan Tommy tadi berbeda sama sekali dengan isi pembicaraan yang sesungguhnya, seakan ia telah memanipulasi bukti untuk menjebak Reynard.
"Kalian sudah paham? Istriku dibawa pergi oleh pamanku, kemudian ia diberi uang sebagai bayaran karena mendengar perintahnya. Istriku hanya bisa patuh di depannya, dan obatnya adalah obat terlarang yang mematikan. Hasil laporan dari labor telah keluar. Ini adalah sejenis obat yang mengandung racun yang merusak organ dalam secara perlahan. Kalau saja aku meminumnya, aku akan mati secara perlahan dan tersiksa sebelum menghembuskan nafas terakhir... intinya adalah pada akhirnya Caitlin akan menjadi tersangka," ungkap Reynard dengan nada penuh penekanan.
Kata-katanya bagaikan pedang yang menancap dalam ke tubuh Tommy, membuat semua orang di ruangan itu menatapnya dengan tatapan penuh kecurigaan.
Salah satu pemegang saham, masih terguncang oleh kenyataan yang baru terungkap, memberanikan diri untuk bertanya, "Bagaimana rekaman ini bisa ada di tanganmu?"
Reynard tersenyum kecil, puas dengan kecerdikan istrinya. "Istriku itu sangat pintar, dia sudah tahu niat jahat pamanku. Dia sengaja merekam menggunakan ponselnya. Dan berpura-pura menerima uang itu dan memberikannya padaku. Aku tahu ini adalah jebakan pamanku demi posisiku sekarang," jawab Reynard dengan tenang, tatapannya tetap tajam mengarah ke Tommy yang wajahnya kini memucat, seperti kehilangan semua kekuatan dan kepercayaan dirinya.
Para pemegang saham terdiam dalam suasana tegang, merasakan bahwa mereka telah menyaksikan akhir dari rencana busuk yang coba dijalankan oleh Tommy.
Nico dengan sigap meletakkan laporan hasil uji laboratorium di meja, memperlihatkannya pada para pemegang saham. Dokumen itu menguraikan komposisi berbahaya dari obat yang diberikan Tommy kepada Caitlin, membuat para hadirin saling berpandangan dengan raut wajah penuh keterkejutan.
"Ini adalah hasil uji obat itu," kata Nico, suaranya terdengar tegas. "Silakan baca dengan seksama. Ini bukan obat biasa, tetapi racun yang perlahan-lahan merusak organ dalam."
Reynard menatap para pemegang saham dengan sorot mata tajam, lalu melanjutkan, "Seorang paman yang baik justru berusaha menjebak istriku untuk membunuhku. Walau Caitlin bukan orang yang terpelajar, dia memiliki ingatan dan kecerdasan yang tak terduga. Dia tahu ada niat jahat dalam tindakan ini, dan itulah mengapa dia merekam semuanya."
Merasa posisinya terancam, Tommy mulai membela diri dengan nada gugup namun penuh keyakinan. "Reynard, apakah semua ini jebakanmu untuk menjatuhkan aku? Obat yang aku berikan bukan racun, tetapi obat untuk menyembuhkan kakimu!"
Reynard tertawa kecil, namun tawanya dingin, tanpa rasa hormat. "Obat untuk menyembuhkan kaki, yang polos tanpa merek atau identitas? Apakah aku harus percaya begitu saja? Paman, kamu benar-benar meremehkan aku dan Caitlin. Gadis itu tidak bisa kau pergunakan atau kau jinakkan begitu saja."
Reynard menatap Tommy dengan tajam, membuat wajah pamannya itu semakin memucat. "Aku juga tahu kenapa kakiku bisa lumpuh. Aku tahu siapa pelakunya," lanjutnya, semakin menambah kecemasan di ruangan.
Dengan gerakan yang tiba-tiba, Reynard bangkit dari kursinya. Berdiri tegap, ia menatap semua orang di hadapannya. Tommy dan yang lainnya terperangah, mulut mereka terbuka lebar melihat sosok Reynard yang berdiri dengan tegas, jauh dari gambaran pria yang lemah dan tergantung pada kursi roda.
Ruangan itu sunyi senyap, hanya ada tatapan kaget dan rasa takut yang tergambar di wajah para pemegang saham. Reynard, yang selama ini mereka anggap lemah dan mudah dikendalikan, kini berdiri kokoh, memperlihatkan kekuatan dan keteguhan yang tak terbantahkan.
seru nih