Jendral Kejam Yang Posesif Itu Suamiku

Jambi, 17 Maret 2024

...****************...

Selamat membaca..

Dua hari semenjak Luo Yun pamit pergi dari nya, Ai Lin tampak biasa-biasa saja karena ia sedang asyik mengajarkan Bai Yuan dalam membuat roti. Ai Lin berencana untuk membuka lapangan pekerjaan yaitu toko roti yang akan menjual aneka jenis roti serta makanan cemilan lainnya seperti cake.

Tapi pada hari ke empat, ia mulai merasa bosan karena malam ini ia tidak bersama Bai Yuan karena perempuan itu sedang pergi mengunjungi makam kedua orang tuanya di kampung halaman sang ibu.

"Hais, seharusnya aku terima saja ajakan Bai Yuan yang menawari ku pergi bersama nya! Anggap saja sebagai liburan di tempat yang baru! Sekarang aku juga yang kesepian seperti ini! Coba ada pria psikopat mesum itu, pasti ia sudah membuat aku naik darah dan tidak sepi seperti ini! Bisa-bisa nanti aku bisa mati dalam kebosanan! Kakak kedua lagi, bukan nya menemani adiknya di rumah malah ikutan Paman Yifan entah kemana! Kakak pertama juga sibuk mengurus bisnis keluarga! Aaaarrrggg... menyebalkan sekali!! " omel Ai Lin misuh-misuh sendirian di Paviliun nya.

Ia memandang langit yang kebetulan tampak gelap seperti perasaannya. Tidak ada bulan maupun bintang yang bersinar di atas langit karena di tutupi awan hitam.

"Sepertinya akan turun hujan! " gumam Ai Lin lirih menatap langit gelap.

Shu Yan dan Xia Lu yang baru selesai merapikan kamar Nona mereka datang menghampiri Ai Lin dengan membawa jubah tebal di tangan Shu Yan.

"Nona Muda, pakai lah jubah ini biar angin malam tidak membuat tubuh Nona sakit! Sepertinya akan turun hujan malam ini! " tegur Shu Yan sambil melampirkan jubah tersebut di bahu Ai Lin.

"Terimakasih Shu Yan! Kalian berdua silahkan beristirahat di kamar kalian! Sebentar lagi aku juga akan masuk ke kamar ku! " jawab Ai Lin tanpa memutuskan pandangan matanya pada langit.

"Baiklah Nona! Jangan terlalu lama di luar! Oh ya, Xia Lu tadi menyiapkan teh herbal di kamar Nona agar Nona bisa menghangatkan diri meminum teh di malam yang dingin seperti malam ini! " sahut Shu Yan lagi sebelum mereka pergi ke kamar masing-masing.

"Iya Shu Yan, Xia Lu! Terimakasih banyak! " jawab Ai Lin lagi sembari merapatkan ujung jubahnya agar menutupi tubuhnya dengan sempurna.

Shu Yan dan Xia Lu pun meninggalkan Ai Lin yang masih betah duduk di gazebo sambil menikmati langit gelap dan semilir angin malam yang mulai tampak kencang.

Tiba-tiba perasaan Ai Lin mendadak gelisah, cemas dan takut bercampur aduk menjadi satu.

Ia kepikiran dengan Fang Luo Yun yang sudah mengklaim nya sebagai kekasih meski secara sepihak.

"Ada apa ini? Kenapa perasaan ku jadi tidak enak begini? Apa terjadi sesuatu dengan Jendral mesum itu? Tapi ia kan Jendral yang hebat, masa ia bisa kalah dari musuh? Bodoh kau Ai Lin! Jendral mesum itu bukan dewa dan dia juga manusia biasa seperti yang lainnya! Sudah pasti ia juga akan kalah jika menghadapi musuh yang lebih kuat! " ucap Ai Lin berbicara sendiri di gelapnya malam.

Ia menyentuh jantung nya yang tiba-tiba berdetak kencang dan memejamkan matanya sembari menormalkan perasaan nya agar tetap berpikiran positif.

"Rileks Ai Lin, rileks! Sugesti kan pada dirimu sendiri jika Jendral mesum itu baik-baik saja! " gumamnya dengan mata terpejam.

Ai Lin tersentak dan membuka matanya saat menyadari sesuatu. Ia bahkan menutup kedua mulutnya saking syok menyadari apa yang terjadi padanya.

"Ya Tuhan, apa aku jatuh cinta padanya? Benar-benar jatuh cinta? Aku takut dia kenapa-napa, dan aku takut tidak bisa bertemu lagi dengan nya! Aku juga gelisah teringat akan keadaannya di sana! Ini benar-benar gila! " ucapnya pelan dengan wajah syok.

"Aku juga merindukan nya yang selalu membuat aku darah tinggi! Astaga??? Apa yang sebenarnya terjadi padaku?? Apa benar jatuh cinta itu seperti ini?? " gumam nya lagi dengan wajah sedihnya.

Cukup lama Ai Lin merenung akan keadaan hatinya yang berperang di dalam sana tentang perasaan nya pada Jendral mesum itu. Ia tidak menampik saat mengingat pria itu membuat hatinya berbunga-bunga bahkan ia merasa seperti ribuan kupu-kupu beterbangan di dalam perut nya.

Angin malam bertambah kencang menerpa tubuh nya membuat Ai Lin pun bangkit dengan memeluk erat jubahnya berjalan menuju kamarnya untuk beristirahat.

"Aku harap kau baik-baik saja di sana dan kembali dalam keadaan utuh! " gumam Ai Lin lirih sebelum memasuki kamar nya menatap sejenak langit gelap.

🌳🌳🌳

Jendral Fang dan bawahannya termasuk Komandan Fu dan kapten Yin berhasil membumi hanguskan kamp musuh hingga rata menjadi abu.

Mereka yang senang berhasil dalam misi tersebut tidak menyadari jika dari kejauhan ada sesosok manusia yang menatap mereka dengan penuh dendam dan amarah menggenggam panah yang sudah di lumuri racun ular yang sangat mematikan.

Sosok itu adalah wakil ketua kelompok musuh yang di basmi Luo Yun beberapa saat lalu. Ia pergi bersama ketuanya untuk bertemu dengan pemimpin besar di tempat tersembunyi dan kembali lagi atas suruhan ketuanya terlebih dahulu, namun saat sampai ia melihat anak buahnya bertarung dengan musuh yang tidak di kenal hingga semuanya mati dan tidak ada yang tersisa. Bahkan ia melihat sendiri musuh membakar markas mereka di hutan ini hingga hancur menjadi puing-puing hitam.

"Mati kalian!! " teriaknya lantang sambil melesatkan tiga buah anak panah sekaligus dalam sekali tembakan.

Wuuuussshhhhh

Luo Yun yang mendengar teriakan tersebut reflek menoleh ke arah suara dan secepat kilat mengelak dan mendorong Komandan Fu dan Kapten Yin agar tidak terkena anak panah tersebut, namun sayang nya anak panah yang ketiga justru menancap manis di lengan kiri bawahnya.

"Jendral!!!! " pekik mereka dengan wajah terkejut.

"Tangkap bajingan itu??? " teriak Komandan Fu memberikan perintah pada bawahannya.

Bawahannya pun bergerak cepat mengejar orang yang telah melepaskan anak panah pada sang Jendral dengan Kapten Yin ikut mengejar pria itu.

Sementara Komandan Fu mendekati Jendral Fang dan terkejut melihat wajah Luo Yun sudah pucat seperti mayat.

Sreeetttt

Komandan Fu menyobek baju yang menutupi lengan Jendral Fang hingga terlihat jelas lengan tersebut sudah membiru.

"Jendral! Ini panah beracun! Kita harus cepat mengeluarkan racunnya dari tubuh Jendral! " seru Komandan Fu dengan wajah cemas.

Ia menyobek pakaian nya bagian depan dan mengikat lengan atas Luo Yun untuk memperlambat aliran racun dengan sangat kuat.

"Bertahanlah Jendral, saya akan mencabut anak panah ini! " ucap Komandan Fu pada Luo Yun yang mulai hilang kesadarannya.

Bersambung...