NovelToon NovelToon
Patricia Chavez

Patricia Chavez

Status: tamat
Genre:Misteri / Balas Dendam / TKP / Tamat
Popularitas:383.1k
Nilai: 5
Nama Author: Bas_E

Anthony Chavez, ibunya Barbara, istrinya Dorothy dan kedua anak lelakinya Ethan Chavez dan Fred Chavez, ditemukan polisi sudah tidak bernyawa dengan tubuh lebam kebiruan di dalam kamar. Keempat jenazah itu saling bertumpuk di atas tempat tidur. Di dalam tubuh mereka terdapat kandungan sianida yang cukup mematikan. Dari hasil otopsi menyatakan bahwa mereka telah meninggal dunia lebih dari 12 jam sebelumnya. Sedangkan putri bungsu Anthony, Patricia Chavez yang masih berusia 8 bulan hilang tidak diketahui keberadaannya. Apakah motif dari pembunuhan satu keluarga ini? Siapakah pelakunya? Dan Bagaimanakah nasib Patricia Chavez, anak bungsu Anthony? Temukan jawabnya di sini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bas_E, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31. Daniella, Bagaimana Kau Melakukannya?

Daniella berjalan lebih cepat menuju meja makan. Dengan langkah riang dia menuruni satu persatu anak-anak tangga. Sambil tersenyum, Emma mengikutinya di belakang. Begitu tiba di depan meja makan, Dani terpaku melihat Don yang berdiri membelakanginya. Pria itu sedang mengambil loyang dari dalam oven dengan menggunakan apron warna navy melingkar di tubuh maskulinnya. Menggenakan sarung tangan anti badai, pria itu memindahkan loyang panas dari dalam oven ke atas meja makan.

"Halo cantik. Sudah mandi rupanya. Silakan duduk. Kenapa berdiri saja di sana.. ?" Don tersenyum manis sambil melepas sepasang sarung tangan berwarna pink itu.

Dengan malu-malu, Daniella menarik pelan kursi yang ada di hadapannya dan duduk dengan manis. Matanya tak lepas menatap Don yang begitu cekatan menghidangkan santap pagi mereka.

Don kembali berjalan ke arah kitchen set. Ia menuju ke salah satu rak, dan menarik laci yang ada di rak itu. Kemudian mengambil pisau yang terdapat di dalamnya. Pria itu kembali ke meja makan di mana quichenya berada. Don mengamati di sekeliling quiche panggang, lalu perlahan mengirisnya menjadi beberapa slice.

"Sudah matang, Nak?" Emma yang baru saja turun dari tangga, langsung mendekati putranya untuk melihat hasil panggangan mereka pagi itu.

"Sudah Mom. Matang dengan sempurna." Ucap Don bangga. Don mengambil satu slice quiche dan meletakkan di atas piring. Kemudian menyerahkannya potongan itu pada Emma.

Emma mengambil piring yang berisi potongan quiche dan mengamati dengan seksama sembari memutar piring perlahan.

"Teksturnya bagus. Semoga rasanya tidak mengecewakan." Ujar Emma sembari meraih sebuah sendok. Ia mengambil bagian kecil lalu menciumi wanginya sesaat, setelah itu memasukkan ke dalam mulut.

"Bagaimana, Mom?"

"Hmm. Perfecto.. " Ujar Emma sembari melakukan ok sign ala Don, dengan ekspresi ala chef ternama.

Don tersenyum lebar melihat ekspresi ibunya. Apa yang mereka lakukan seperti meniru adegan perlombaan masak di televisi. Mereka berdua sangat menjiwai peran masing-masing. Ha.. Ha.. Lucu sekali. Pasangan ibu dan anak yang kompak.

Tidak terpaku sampai di situ, Don mengambil potongan quiche lain dan meletakkannya ke atas piring yang ada di hadapan Daniella.

"Ini untukmu, Nona manis." Selanjutnya dengan sigap ia meraih teko kaca yang berada di atas kompor dan menuangkan isinya ke dalam gelas. Kemudian meletakkannya di hadapan Daniella.

"Segelas susu hangat spesial untuk gadis yang sangat spesial ini."

Sikap hangat Don sukses membuat Dani tersipu. Pujian yang ia dapat dari pria itu, belum pernah ia peroleh dari siapapun, bahkan dari pria yang ia sebut ayah.

Perubahan ekspresi Daniella tidak lepas dari pengamatan Emma. Ia merasa yakin, putra bungsunya itu bisa membantunya membuat Daniella lebih baik.

"Ayo kita sarapan. Sebelum semua menjadi dingin." Ucap Emma sambil menarik kursi yang ada di hadapannya, kemudian ia mendudukinya.

"Ayo, Mom." Don pun menarik kursi yang berada di hadapan Daniella dan di samping ibunya.

"Oh ya, Don. Nanti setelah selesai sarapan, ajaklah Nona Daniella bermain-main di danau.. Tadi aku menceritakan padanya tentang danau yang ada di belakang rumah kita."

"Oh ya? Pantas saja aku melihat ada yang berbeda hari ini." Don tersenyum sembari matanya melirik gadis 12 tahun yang sedang tertunduk malu itu. "Tentu saja, Mom aku akan senang hati melakukanya."

.

.

30 menit berlalu, setelah menyelesaikan sarapan, seperti yang telah dijanjikan sebelumnya, Don mengajak Daniella ke danau yang berada di belakang rumah mereka. Konon katanya tempat itu kedua putra Emma menghabiskan masa kecil.

Pintu keluar yang ada di belakang rumah merupakan akses menuju ke sana. Begitu pintu dibuka, terpaan angin lembut menyapa wajah Daniella. Benar kata Emma. Dari pintu itu, danau yang dimaksud memang tidak terlihat dikarenakan rimbunan pepohonan membentang di hadapan. Don mengajak Dani menyusuri jalan setapak di antara pepohonan ek dan mapel.

kresek. .. kresek...

Bunyi rintihan dedaunan kering begitu tapak-tapak kaki mereka meremukkan tubuh renta daun-daun ek dan mapel, yang sudah menyelesaikan janjinya pada sang pemilik kehidupan. Suasana sejuk dan sunyi, begitu terasa saat berjalan di antara pepohonan yang menjulang. Lantunan merdu kicauan burung dan de sa han dedaunan yang menari-nari mengikuti permainkan angin, menimbulkan rasa yang berbeda di hati Daniella. Langkahnya sempat terhenti untuk mencari sumber datangnya suara. Dua ekor burung kecil terlihat sedang ber cum bu di antara hijaunya dedaunan. Sebenarnya, Apa yang sedang mereka lakukan ? Apa yang mereka bicarakan sehingga membuat suara yang indah dan saling bersahutan? Daniella menajamkan pendengarannya. Sejurus kemudian, seulas senyuman terukir di wajah polosnya. Kenapa sepasang manusia dan hewan sama saja saat mereka sedang berduaan ?

"Dani, ayo cepatlah. Di balik pohon itu, danaunya berada." Ujar Don membuyarkan lamunan Daniella.

Gadis 12 tahun itu segera mempercepat langkahnya. Membiarkan sepasang burung me sum memadu kasih. Berbagi saliva dan saling berhimpitan. Lima meter di hadapannya, Don dengan sabar menunggu. Senyuman tulus tak pernah luntur dari wajah sederhananya. Entah mengapa, Dani merasakan ada damai yang pria itu tawarkan padanya. Rasa nyaman yang mampu meredam sisi liar dalam dirinya yang kerap meronta-ronta.

10 langkah kemudian, Daniella telah menyejajarkan dirinya di samping Don.

"Lihatlah. Danau itu indah, bukan?"

Tanpa bersuara, Dani membenarkan perkataan pria itu. Hanya tatapan matanya yang berbicara.

"Bagaimana, kau tidak ingin menyentuh airnya? Apakah mereka tidak terlihat menggoda di matamu?" Kenapa pertanyaan Don begitu ful gar pada gadis yang berusia 12 tahun?

Daniella mengalihkan pandangannya pada Don. Kedua manik kecoklatannya menatap ke dalam manik kehijauan milik Don. Perlahan sudut bibirnya tertarik sempurna. Membentuk lengkungan indah dan menawan.

"Kalau begitu, ayo.." Tangan kiri Don, meraih pergelangan tangan kanan Daniella kemudian mengenggamnya erat. Rasa hangat yang berasal dari sentuhan tangan Don, mengalir berlahan ke seluruh tubuh gadis 12 tahun bau kencur itu. Langkah kaki kecilnya mengikuti ayunan langkah lebar milik Don. Genggaman erat tangan Don memaksa tubuhnya berlari menuju tepian danau yang sedari tadi telah memanggil-manggilnya.

"Lepaskan sepatumu. Rasakan sentuhan air yang menyejukkan ini." Don melepaskan genggaman tangannya. Ia kemudian melepas boot coklat yang dikenakannya. Sejurus kemudian kaki-kaki kokohnya berjalan berlahan menuju tepian danau yang di penuhi bebatuan kecil berwarna-warni.

Don kini sudah berada di tepian danau. Air danau yang bening menutupi kaki kokohnya hingga ke setinggi betisnya.

"Tunggu apa lagi? Ayo kemarilah.. " Don merentang tangannya, mengajak Daniella mendekat ke arahnya.

Melihat Don yang begitu bersemangat, Daniella membuka flat shoesnya. Kaki-kaki te lan ja ngnya melangkah berlahan memasuki air danau yang dari jauh tampak kebiruan. Rasa sejuk dan nyaman berlahan mengalir dari telapak kaki hingga ke ujung rambutnya. Berada tiga meter di samping Don, Daniella merentangkan kedua tangannya. Tak beberapa lama kemudian, sayup terdengar dari kejauhan suara percikan air semakin lama semakin mendekat ke arah mereka. Dengan tatapan tak percaya, Don melihat hewan-hewan liar yang selama ini hanya bisa ia saksikan dari kejauhan, mendekat ke arah Daniella. Bebek, angsa, ikan, berenang tenang di sekelilingnya. Burung-burung kecil mendekat dan hinggap di tangan dan pundaknya.

"Luar biasa. Bagaimana dia melakukan itu?"

.

.

.

1
🍒D͜͡ ๓KURNI CACAH🍒
kasian Betty belum tentu dia yg salah tapi malah udah meninggoy duluan 🤦 sebenarnya ada apa ...apa ada kang hipnotis di sekolah itu 🤣
🍒D͜͡ ๓KURNI CACAH🍒
kasian jadi Betty ...apa jangan jangan dia di hipnotis ya
🍒D͜͡ ๓KURNI CACAH🍒
aku kira Dani yg ngambil buku nya ternyata Betty ...tapi kok Kya janggal ya
🍒D͜͡ ๓KURNI CACAH🍒
semua gara gara bapake ini Dani jadi punya rasa iri sama orang lain yg di sayang sama orang tua nya ....kasian juga si dia
🍒D͜͡ ๓KURNI CACAH🍒
jgn jgn nnti Dani berubah jadi bocah kecil menggemaskan yg awet muda karna minum cairan nya habis sebotol 🤣🤣🤣
ㅤㅤ: tau dong makanya suruh liat🤣
total 3 replies
🍒D͜͡ ๓KURNI CACAH🍒
belum itu cuman kecelakaan yg di lakukan atas kecerobohan Dani sendiri...tapi semua juga gara gara km Conley 🙄🙄kesel ih sama si conley ...susah amat ya nyebut nm bpak nya 🤣🤣
🍒D͜͡ ๓KURNI CACAH🍒
banyak terjadi di dunia nyata ketika seorang anak kurang perhatian atau kasih sayang dari orang tua nya dia akan melakukan apapun untuk mendapat perhatian dari orang tua nya tapi banyak orang tua yg tidak mengerti apa yg di ingin Kan anak nya banyak orang tua egois yg Tidak peduli dengan anak demi kesenangan nya sendiri
🍒D͜͡ ๓KURNI CACAH🍒
ngenes ya jadi Dani ..punya ayah tapi Kya ngk punya ...apa kalok ayah nya tau kejadian yg menimpa Dani ini ayah nya akan menyesal
🍒D͜͡ ๓KURNI CACAH🍒
Dani ini Patricia bukan ya
🍒D͜͡ ๓KURNI CACAH🍒
Waduuuh Waduuuh bahaya ini klok Dani Melakukan apa yg dia fikirkan 🤣
🍒D͜͡ ๓KURNI CACAH🍒
kereeeeen
🍒D͜͡ ๓KURNI CACAH🍒: lha serius ...di tunggu cerita baru nya lagi kak elin ...req yang ber bau bau action mafia mafia gitu 🤣🤣
total 2 replies
🍒D͜͡ ๓KURNI CACAH🍒
banyak ilmu yg kita dapet dari baca novel ini ...tapi maaf ya Thor otak ku ngk nyampe ke sana 🤣
🍒D͜͡ ๓KURNI CACAH🍒
Waduuuh racun sianida siapa pelakunya ya
🍒D͜͡ ๓KURNI CACAH🍒
pas baca judul ku kira bela ini pelakor tak tau nya 🤣🤣
🍒D͜͡ ๓KURNI CACAH🍒
telat dikit bacanya ngk papa ya Thor 🙈
🍒D͜͡ ๓KURNI CACAH🍒: ada angin segar 🤣
total 2 replies
Via Octavia
Luar biasa
Via Octavia: sama2 kakak 🙏👍
total 3 replies
aas
ceritanya bener2 keren 👍 cuma kurang aja cerita sama maximnya 🤭 padahal kan lg sweet2nya hehe
aas: yaaah 😩
total 4 replies
aas
eeeh ternyataaa Emma Clementine
aas
waduh siapa yg pegang hp Milo yaak
aas
😍😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!