Si pincang Furya, Itulah julukannya di sekolah. Sejak tragedi berdarah yang menimpa ia dan keluarganya, Furya mengalami luka fatal dan kaki kirinya tidak berfungsi lagi.
Ia juga kehilangan ayah serta ibunya harus koma di rumah sakit. Saat ini Furya yang menjadi tulang punggung keluarga dan harus menghidupi kedua adik kecilnya sendirian.
Di masa-masa tersulit dalam hidupnya, Takdir berkata lain dan ia mendapatkan sistem misterius.
Dengan bantuan Perfection System, mampukah Furya mewujudkan semua impian dan keinginannya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon haoyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seratus Pesanan Dalam Satu Jam
Furya yang berciuman untuk kedua kalinya dapat merasakan bibir manis Shery yang sedikit basah dan lembut.
Saat sedang asik, suara sang adik yang datang mengganggu langsung menyudahi kehangatan mereka.
“Kakak.”
“Kak...”
Mendengar suara sang adik yang mendekat, Furya dan Sherly yang nempel dan sedang di mabuk cinta mau tak mau di paksa menjauh.
Yuki yang sampai ke taman juga langsung berteriak kembali.
“Kakak...bantuin, ada banyak pesanan!”
Seperti sudah waktunya bekerja, Furya yang melihat adiknya hanya tersenyum dan akhirnya meninggalkan taman.
Sherly yang wajahnya masih merah berjalan pelan sambil mengikutinya dari belakang.
“Kenapa? Membludak lagi hari ini?”
“Iya, ada yang mesen 100 bungkus. Cepet kak!”
Mendengar perkataan adiknya, tanpa basa-basi Furya langsung berjalan menuju dapur.
“Cepet kak, bantuin...”
“Iya, iya.”
Melihat tingkah lucu sang adik yang menarik tangannya, Furya dan Yuki pergi bersama menuju dapur.
Saat sampai, pak Hery yang keteteran karena tiba-tiba ada orderan 100 bungkus nasi kotak hanya tersenyum dan meminta maaf.
“Hehehe, maaf ya ganggu.”
“Gpp kok om. Siapa yang mesen 100 bungkus om?”
“Gak tau juga. Katanya lagi ada proyek malam jadi mesen di sini. Tuh orangnya di depan.”
“Ohhh, oke om. Mana yang mau di bantu?”
“Tuh, bantu siapin sayur sama minuman aja dulu.”
Karena tak melihat Sherly, pak Hery bertanya kembali kepada Furya.
“Mana sih Sherly?”
“Mungkin di wc om, bentar lagi paling datang.”
Karena mendadak menerima banyak pesanan, Furya dan adiknya yang sudah menganggap keluarga Sherly seperti keluarga sendiri membantu dengan sepenuh hati.
Tak ada rasa terbebani sedikit pun dalam hati Furya. Yang ada justru ia senang ketika cafe Sherly selalu ramai pembeli.
Karena mendesak, Furya langsung membantu sekuat tenaga.
Seperti menguji dirinya, suara sistem lagi-lagi berbunyi dan membuat Furya tersenyum lebar.
[Ding! Selamat tuan menerima misi baru]
[Selesaikan 100 pesanan nasi kotak dalam waktu 1 jam, hadiah 9.000 Perfection Poin]
Mendapatkan 2 misi di waktu berdekatan, Furya yang membutuhkan banyak poin tambah semangat dan bekerja lebih cepat lagi.
Melihat sang kakak yang menyiapkan minuman dengan begitu cepat, Yuki yang membantu dan tertinggal langsung tertawa.
“Kakak, pelan-pelan dong. Tumpah-tumpah tuh airnya.”
“Hehehe, sana bantuin tante masukin sayuran aja. Biar kakak yang bungkus air.”
Karena memiliki batas waktu, Furya langsung mengeluarkan semua kemampuannya.
Dengan cepat ia mulai membungkus satu persatu teh es ke dalam plastik minumam.
Sherly yang selesai mencuci muka dan kembali ke dapur juga mulai membantu.
Malam itu, lagi-lagi cafe Sherly ramai pembeli.
Selagi mengurusi beberapa pelanggan lain, Furya di bantu Sherly dan adiknya menyelesaikan 100 pesanan nasi kotak secepat kilat.
Pak Hery yang melihat Furya mondar-mandir menyiapkan pesanan akhirnya menyadari kalau kakinya sudah normal.
“Kaki kamu udah sembuh?”
Furya yang di tanya menjawab santai sambil terus menyiapkan pesanan.
“Udah om.”
“Lah kok bisa. Bukannya kata dokter udah gak mungkin bisa nomal lagi?”
“Gak tau juga om. Pokoknya kaki Furya udah sembuh.”
Mendengar perkataan Furya dan fakta nyata di hadapannya, pak Hery yang diberitau dokter secara langsung kalau kaki Furya tak akan bisa normal kembali hanya bisa di buat kebingungan.
Dirinya yang waktu itu sempat di beritau dokter masih tak habis pikir.
Keajaiban, hanya itulah yang ada di benaknya ketika melihat si pincang Furya bisa berjalan normal kembali.
“Baguslah, om ikut seneng kalau memang kamu bisa jalan normal lagi.”
Karena memang sedang sibuk, Furya hanya mengangguk dan melanjutkan perkerjaannya yang hampir selesai.
Seperti tanpa lelah, Furya malam itu membabat habis sebagian besar pekerjaan sendirian.
Yuki yang masih bocah ingusan jelas hanya membatu sedikit.
Di tambah Sherly yang kerjanya lambat makin membuat Furya bekerja dengan ekstra.
Pak Hery yang melihat Furya malam itu begitu on fire hanya bisa tertawa.
Seperti di kejar waktu, Furya terus mondar-mandir tanpa henti.
“Ahhh, selesai...” kata Furya sambil mengangkat tangan.
“Yeee, selesai. Hehehe.” lanjut adiknya.
Di sisa waktu yang hanya 5 menit, akhirnya 100 pesanan nasi kotak selesai di buat dan suara yang Furya tunggu-tunggu langsung terdengar nyaring di kepalanya.
[Ding! Selamat misi telah selesai]
[Selamat tuan mendapatkan hadiah 9.000 Perfection Poin]
[Selamat tuan telah naik level]
"Yes naik level."
Furya yang naik ke level 10 terlihat begitu senang.
Seperti tenaganya tak habis-habis, ia juga membawakan semua pesanan ke mobil pelanggan.
Pembeli yang datang mendadak dan memesan banyak juga terlihat puas karena pesanannya di kerjakan dengan begitu cepat.
“Udah semua mas?”
“Udah pak.”
“Makasih ya mas. Nih saya kasih dikit buat jajan adik kecil yang tadi.”
Di berikan tips, Furya yang sebenarnya sudah mempunyai banyak uang enggan menerima.
Tapi melihat sang adik yang juga ikut membantu, Furya menerima uang tersebut.
“Makasih pak, nanti saya kasih ke dia.”
“Oke, sekali lagi makasih ya.”
Karena pesanan 100 nasi kotak telah selesai, Furya yang melihat langit malam makin mendung dan nampaknya ingin hujan kembali ke cafe dan ikut merapikan dapur.
Pak Hery yang sudah di bantu banyak lagi-lagi mendekat dan berbisik padanya.
“Nih buat jajan adik kamu.”
Lagi dan lagi, Furya yang sebenarnya membantu dengan sepenuh hati dan ikhlas di berikan uang sebagai upah kerjanya.
Sadar dirinya tak bisa menolak, Furya mau tak mau menerima uang pemberian pak Hery.
“Makasih om.”
“Hehehe, untung aja ada kamu malam ini. jadi gak lama nyelesein pesanan tadi.”
Karena cuaca di indonesia yang memang berubah-ubah, Furya akhirnya izin pamit dan pulang.
Yuki yang membantu sampai malam terlihat sudah mengantuk dan akhirnya pulang sambil di gendong.
Saat sampai rumah, Furya membawa sang adik ke kamar dan menidurkannya.
Ren yang sejak tadi sampai malam masih serius menatap layar hp langsung Furya tegur.
“Tidur woi dah malem. Awas kalau besok pagi ngantuk lagi, gak bakalan kakak kasih uang jajan!”
“Iya, iya kak. Ini udahan kok.”
Mendengar ancaman dari sang kakak, Ren langsung nurut dan akhirnya tidur.
Furya yang lelah kembali ke kamar dan mulai rebahan.
“Ahhh...akhirnya istirahat juga.”
Sambil membuka dan menatap layar hologram, Furya mengisi kembali status yang baru di dapatkannya ke Perfection Body.
Dari layar hologram berwarna emas yang begitu memanjakan mata, ia juga dapat melihat skill baru yang di dapatkan secara gratis di bagian status.
Nama : Furya Aditya
Ras : Manusia
Level : 10
Status : Penerus Resmi Dewa Kesempurnaan
Umur : 17
Perfection God : Terkunci
Perfection Body : 200
Perfection Rich : 0
Perfection Power : 50
Status Poin : 0
Perfection Poin : 50.990
Skill : Seni Beladiri Dewa Tahap I, Regeneration.
ini ying bikin pinisirin