Possessive Ex-Boyfriend

" kenapa kau tidak bilang dulu padaku!! kau...kau selalu seenaknya sendiri!! " geram cia karena darien selalu berhasil membuatnya merasa seperti ia hanyalah sebuah barang yang dengan seenaknya bisa darien bawa pergi kemana-mana, cia juga punya kehidupannya sendiri,

inilah yang membuatnya merasa ragu jika ia kembali ke pelukan darien, ia merasa kehidupannya akan jauh lebih dikekang lagi jika ia setuju untuk menghabiskan sisa hidupnya bersama laki-laki itu, sampai saat ini ia masih mencoba memantapkan hatinya untuk menerima semua yang ada pada diri pria pemilik manik biru itu,

sebenarnya darien baik, tidak, sangaaat baik, tapi sifat posesif yang dimilikinya selalu membuat cia merasa lelah sendiri,

cia tatap lamat-lamat kedua manik biru yang sedang menatapnya tanpa rasa bersalah sedikitpun itu, kemudian ia hembuskan nafasnya kasar, mencoba mengurangi rasa kesalnya pada laki-laki dedemit satu ini " jam berapa sekarang? "

" jam 5 sore, bangunlah, ada cemilan sore untukmu " jawab darien sambil menyelipkan kedua tangannya ke bawah ketiak kekasihnya, kemudian dengan enteng ia angkat tubuh seksi gadisnya itu lalu ia gendong ala koala

" tunggu...kenapa sekarang aku memakai piyama?! siapa yang menggantikan pakaian ku?! " panik cia saat tersadar bahwa ia sudah tidak memakai baju santainya lagi, bahkan bra yang sedang ia pakai menghilang entah kemana

" tentu saja aku, pakaian seperti itu hanya boleh kau pakai saat bersama denganku saja, tentang bra, aku melepaskan mereka karena mereka terlihat tidak nyaman terus kau kurung seperti itu " jawab darien santai sambil terus melangkahkan kakinya keluar dari kamar menuju ruang bersantai,

sedangkan cia, seperti biasa, ia selalu di buat speechless dengan tingkah laki-laki yang sedang menggendongnya itu, memang benar kalau ia merasa lebih nyaman jika tidak memakai bra, tapi tetap saja ia malu, walaupun darien pernah maksudnya sering melihat kedua dadanya, ia tetap merasa aneh dengan semua itu, ia belum terbiasa, untuk melampiaskan kekesalannya, cia menggigit keras bahu kokoh darien

" auwww, sakit sayang...kenapa kau suka sekali menggigitku " protes darien sambil mengguncang-guncangkan tubuhnya pelan, mencoba membuat mulut cia terlepas dari bahunya

cia tidak merasa bersalah sedikitpun, ia justru merasa bangga karena sudah berhasil memberi pelajaran kepada laki-laki bandel itu

***

Ruang bersantai

satu potong kue brownies coklat sudah berhasil masuk kedalam perutnya, sekarang ia tidak merasa kesal lagi, bagaimana tidak, cemilan sore yang diberikan darien benar-benar ampuh menghilangkan kekesalannya pada laki-laki dedemit itu,

setelah menghabiskan 3 potong kue brownies, sekarang ia beralih meminum coklat panas di hadapannya, rasa hangat langsung mengalir ke seluruh tubuhnya begitu minuman itu lewat di tenggorokannya, senyum manis cia berikan kepada darien yang sedang duduk di sampingnya sebagai ucapan terimakasih

" ya, sudah seharusnya kau begitu " ucap darien seakan paham arti senyuman manis dari cia, bukan tanpa alasan kenapa ia memperbolehkan cia memakan makanan manis itu, ia sudah menyuruh koki untuk mengganti bubuk coklat yang biasa digunakan untuk membuat brownies dan minuman coklat dengan bubuk coklat hitam, coklat hitam mengandung kakao murni lebih banyak daripada bubuk coklat biasa, yaitu antara 35–85%, Selain itu, coklat hitam juga tidak dicampur susu dan mengandung lebih sedikit gula,

alasan lain kenapa ia memilih coklat hitam, karena coklat hitam dipercaya mampu membantu merilekskan otot tubuh, sehingga dapat mengurangi rasa nyeri, dan yang paling penting dari semua itu, coklat hitam mampu memperbaiki suasana hati karena efek pms, itulah manfaat yang paling dicari darien, perjalanan dari Jakarta menuju Madrid membutuhkan waktu yang tidak sedikit, hampir 18 jam, jadi ia harus berjaga-jaga jika cia tiba-tiba merasa badmood

" sudah kenyang? " tanyanya saat melihat cia baru saja menghabiskan satu gelas minuman coklat hangat itu dalam beberapa kali tegukan

" aku kenyang~ " dengan ceria cia menjawabnya sambil mengelus-elus perutnya lembut merasa kekenyangan, kemudian ia sandarkan punggungnya ke sofa yang sedang ia duduki, ia merasa perutnya seperti terjepit jika ia tidak bersandar " apa terjadi sesuatu di Madrid? " imbuhnya

Melihat semua itu membuat darien tidak bisa menahan rasa gemasnya, dengan hati-hati ia membawa tubuh seksi Kekasihnya itu kedalam pelukannya, merasa kurang, tangan kanannya dengan lihai masuk kedalam baju cia kemudian mulai bermain di sekitar perut Kekasihnya

" just a little problem " bohong darien, tapi tidak sepenuhnya berbohong, memang ada sedikit masalah di Madrid, tapi bukan tentang masalah perusahaan, masalahnya adalah sebuah kejutan khusus yang sudah ia persiapkan dari jauh-jauh hari untuk Kekasihnya itu, mengalami sedikit kendala, dan hanya ia yang bisa menyelesaikannya, memikirkan semua itu membuat darien merasa sudah tidak sabar lagi untuk segera sampai di Madrid,

" apa Ariel ikut bersama kita? " tanya cia lagi dengan tangan sibuk menghalau tangan darien yang mencoba naik kedua dadanya yang tidak memakai bra

" ya dia ikut, kita akan lama di Madrid, jadi aku harus membawanya "

perkataan yang keluar dari mulut darien membuat cia langsung menegakkan tubuhnya, untuk memastikan pendengarannya tidak salah, cia bertanya lagi kepada darien, dan jawabannya tetap sama

" apa darien lupa kalau ia masih bekerja, mana mungkin ia bisa berlibur sesuka hati seperti dirinya, firasatnya tidak enak, entah kenapa ia merasa kalau darien sudah berbuat sesuatu....sesuatu seperti memberhentikannya dari pekerjaannya, karena hanya itu kemungkinan yang bisa membuatnya sebebas ini " pikir batin cia, jika pemikirannya memang benar, maka ia benar-benar akan marah pada laki-laki yang sedang duduk disampingnya, karena sangat mungkin bagi darien untuk melakukan semua itu, merasa kesal sendiri, cia memukul paha darien keras untuk melampiaskan kekesalannya, tapi darien seolah tidak merasakan sakit apapun, membuat cia semakin dibuat kesal karenanya, bahkan suara pukulannya saja terdengar begitu keras,

merasa sudah tidak bisa mengira-ngira lagi, akhirnya cia bertanya " apa yang sudah kau lakukan!! " tanya cia dengan sedikit menaikkan nada bicaranya, ia benar-benar tidak akan bisa menahan rasa amarahnya jika pemikirannya memang benar,

mendapat pertanyaan seperti itu dari cia membuat darien menyeringai senang, ia rasa Kekasihnya itu sudah tahu dengan jelas apa yang telah ia lakukan, tapi baiklah, ia akan mengatakannya sendiri dengan mulutnya, supaya cia semakin percaya padanya " kau benar, mulai sekarang kau sudah resmi berhenti bekerja " ucap darien santai sambil melipat kedua tangannya didepan dada

PLAAK

sebuah tamparan keras cia layangkan ke pipi kanan darien, hatinya begitu sakit saat darien dengan santainya mengucapkan kata-kata yang sama sekali tidak ia harapkan, susah payah ia mendapatkan pekerjaan itu, tapi laki-laki di hadapannya ini, begitu mudahnya menghancurkan semua usahanya, tanpa bisa cia tahan, air matanya menetes dengan derasnya " aku menyesal bertemu denganmu lagi " ucap cia lirih kemudian bangkit menuju kamar, sesekali ia usap air matanya yang semakin deras mengalir di kedua pipinya,

sedangkan laki-laki yang baru saja di tampar itu, hanya menatap kepergian cia dalam diam " kau selalu milikku mi amor "