Niat hati, merantau ke luar negeri untuk merubah nasib. Namun karena suatu kejadian, dua pemuda polos nan lugu itu malah terlibat dalam kehidupan asmara enam janda muda. Mampukah mereka lepas dari jeratan janda yang penuh pesona? Atau mereka terjerumus dalam larutnya dunia para janda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Traumanya Zoe
"Aku bukan anak Daddy, aku bukan anak Daddy."
"Zoe! Zoe! Sadar! Ini Om, Zoe!" seru Tito dengan mengguncang tubuh kecil yang tanpa sadar merintih karena rasa takut yang berlebihan.
"Lihat anakmu! Lihat!" bentak A moy pada pria yang terpaku menatap anaknya dengan yang tidak bisa diartikan. "Bawa dia ko mobil, To. Cepat!
"Baik, Miss," Tito langsung mengangkat tubuh menggigil bocah kecil itu menjauh dari kedua orang tuanya.
"Sekarang kamu lihat sendiri, akibat dari perbuatan kamu, hah! Lihat! Kamu puas kan, melihat hasil perbuatanmu sendiri? Puas!" maki A moy dengan segala emosinya.
"Moy, aku ..."
"Kamu tidak bisa tegas kepada anak wanita itu, tapi kamu sendiri membuat gila anak kandung kamu sendiri! Silakan lanjutkan kisah kalian yang belum usai, silakan!" A moy pun langsung pergi menyusul Tito dan anaknya, meninggalkan pria yang pernah menjadi suaminya. Pria itu terpaku, tak bisa bergerak sedikitpun hingga mantan istrinya benar benar menghilang dari pandangannya.
"Apa yang harus Daddy lakukan, Zoe? Apa yang harus Daddy lakukan agar kamu tidak trauma melihat wajah Daddy? Maafin Daddy, Sayang, maafin, Daddy," gumam Darren tak lama kemudian dengan mata yang berkaca kaca. Pria itu akhirnya melangkah pelan menuju ke mobilnya.
Sesampainya di dalam mobil, Darren kembali terdiam. Pikirannya masih seputar tentang apa yang baru saja terjadi. Apa yang dikatakan A moy memang benar, Darren tidak bisa tegas kepada Samanta dan anak wanita itu. Seorang gadis kecil yang dulu pernah Darren sayang karena cinta butanya kepada ibu dari gadis tersebut.
Demi anak itu, Zoe sering diabaikann. Demi anak itu, Zoe sering ditinggalkan, di bentak dan mendapat amarah yang diluar logika meski Zoe tidak pernah berbuat salah. Darren lebih mementingkan keinginan anak orang lain daripada keinginan anak sendiri. Bahkan tadi pagi saat anak wanita itu merengek, Darren masih menurutinya meski awalnya menolak. Hari ini, dia harus melihat lagi penderitaan anaknya demi menyenangkan anak orang lain.
Saat Darren menoleh ke belakang, Dia melihat beberapa boneka milik anak gadis itu yang tadi mereka bawa. Kembali rasa nyeri menusuk hati Darren. Diapun mengambil boneka itu dan melemparkannya ke luar mobil.
Di saat bersamaan, mantan selingkuhannya melihat kejadian itu. Awalnya samanta berpikir kalau Darren sedang menunggu dirinya dan anaknya. Dengan riang kedua wanita beda usia itu melangkah menuju ke arah mobil Darren. Namun saat jarak mereka sudah dekat, keduanya dikejutkan dengan kejadian Darren membuang semua yang berhubungan dengan gadis kecil itu.
"Darren!" seru Samanta dengan wajah kesal. "Kamu apa apaan! Kenapa kamu buang barang barang Bella!"
Darren pun menoleh, menatap sinis ke arah Samanta dan Bella. "Karena itu bukan barang barang anakku, untuk apa berada di dalam mobilku?"
Samanta semakin emosi mendengarnya, dia hendak melangkah maju tapi gadis kecil bernama Bella malah berlari terlebih dahulu mendekat ke arah Darren. Senyum Samanta pun mengembang tipis. Wanita itu yakin sang anak pasti mampu meluluhkan hati Darren seperti biasanya.
"Daddy, Daddy kenapa? Daddy marah sama Bella?" rengek gadis kecil itu.
"Berhenti memanggilku dengan kata Daddy, Bella. Aku bukan Daddy kamu!" hardik Darren dengan suara pelan menahan emosi.
"Tapi kan, Daddy yang menyuruh aku memanggil Daddy karena Daddy akan menjadi Daddy ku? Kenapa sekarang nggak boleh?" bocah kecil itu masih bertanya dengan pertanyaan khas anak kecil.
"Karena mulai detik ini, aku nggak mau jadi Daddy mu lagi, paham!"
"Kenapa?"
"KARENA AKU NGGAK AKAN PERNAH MAU JADI DADDY KAMU, MENGERTI! JADI JANGAN PANGGIL AKU DADDY LAGI KARENA AKU BUKAN DADDY KAMU!" akhinya emosi Darren meluap, dia tidak peduli dengan apa yang akan terjadi pada anak itu. Yang Darren tahu, dia harus tegas. Dia harus benar benar dari gadis kecil itu dan ibunya.
"Darren!" bentak Samanta begitu melihat pria itu membentak anak anaknya dengan kata yang sangat keras. Samanta pun mendekat dan merengkuh tubuh anaknya. "Dia anak kecil yang nggak tahu apa apa, nggak perlu kamu teriak seperti itu!"
"Justru karena dia masih kecil, dia harus tahu kalau aku bukan ayahnya dan tidak akan pernah sudi menjadi ayahnya!" balas Darren tak kalah lantang.
"Tapi kamu pernah berjanji sama dia?"
"Dan aku ingkari janji aku, PUAS! Aku saja bisa mengingkari janji aku pada Zeo demi anak kamu, jadi aku bakalan mampu, mengingkari janji kepada bocah yang bukan darah dagingku sendiri!" balas Darren dan dia langsung menyalakan menyalakan mesin mobil dan segera berlalu meninggalkan Samanta dan anaknta yang sedang menangis.
"Awas kamu, Darren, kamu akan menyesal karena berbuat kejam pada anakku, awas kamu! Akan aku balas kamu!" gumam Samanta penuh dengan amarah.
...@@@@@@...
semangat