allea aulia ghassani gadis dewasa berusia 22 tahun.. yg di jodohkan dengan pria..dingin..cuek agak kasar yang bernama abraham bayu aji wijaya keduanya di jodohkan karena janji kedua orang tua mereka apakah kehidupan rumah tangga mereka akan harmonis,kisah cinta yg berawal dari benci karena suaminya telah memiliki kekasih sebelumnya bagaimana kah kisah allea apakah akan berakhir bahagia ataukah menyakitkan dan berujung perceraian... simak kisah nya.. check this out..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon evoy yoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CELINE vs ALLEA
Pukul 1 siang Allea sudah berada di cafe Olive ia sudah memesan secangkir teh hangat dan sepotong chesse cake. lalu tak lama kemudian datanglah seorang wanita dengan postur tubuh yang benar-benar indah tinggi semampai kulit putih, rambut bergelombang indah,dan memakai pakain yang cukup sexy.
"siang...! lo yang mau ajak gue ketemuan yaa" Celine membuka obrolannya.
"ahh iyaa, kenalin aku Allea" Allea menyodorkan tangannya hendak bersalaman namun Celine memasang wajah seolah jijik kepada Allea.
"lo kan pelayan toko roti?" Celine menunjuk Allea
"heumm iyaa" Allea tersenyum.
"terus ada urusan apa lo mau ketemu gue..?" tanya Celine dengan angkuh.
"duduk dulu mbak baru kita ngobrol" ajak Allea, Celine pun menurut dan memesan minuman.
Celine duduk di hadapan Allea dan menatap Allea dengan aneh.
"lo kenal Bram dari mana??" tanya Celine.
"heum sebelumnya aku minta maaf mbak,"
"ck.. jangan panggil gue mbak.." Celine memotong omongan Allea.
"ahh maaf Celine, heumm mungkin kamu belum tau aku siapa?aku istrinya Bram..!" Allea memberanikan diri mengatakan itu ke Celine
"haaaah..., hahahahaha.. becanda loe..!! hey...!! lo itu pelayan toko roti masa iyaa bisa nikah sama Bram yang punya perusahaan besar" Celine menertawakan Allea.
"heumm gak apa-apa kalo kamu ga percaya, tapi aku kesini bertujuan hanya untuk memastikan sesuatu hal agar langkah yang akan aku ambil ga salah."
"maksud lo apa sih" Celine mulai kesal.
"apakah kalian saling mencintai dan mempunyai cita-cita ingin menikah dan mempunyai rumah tangga yang baik" tanya Allea ke Celine dan membuat Celine terdiam.
"heumm.. hmmm..iyaa dong gue cinta sama bram, gue juga ga mau kehilangan Bram. kalo menikah dari awal kita kenal Bram emang mau nikahnya sama gue.." Celine berbicara lantang.
"oh..oke.." Allea menyodorkan foto pernikahannya dengan Bram di ponsel Allea.
"ini foto pernikahan kami" Allea menunjukannya ke Celine dan Celine meraih ponsel Allea, matanya terbelalak ia terkejut kenapa bisa Bram menikah dengan Allea.
"Lu beneran istrinya..?? apa Bram cinta sama lo? lo nikah karena cinta? apa di jodohin?" Celine bertanya seraya tertawa meledek, Allea hanya diam.
"gue uda hampir 3 tahun pacaran sama Bram, kayaknya gak mungkin deh selera Bram berubah" Celine memandang Allea seolah membandingkan dirinya dan Allea. Allea hanya tersenyum.
"justru itu aku sepenuhnya sadar kok aku memang gak pantas buat mas Bram, karena aku tau mas Bram lebih mencintai kamu di banding aku, aku tau dan aku tau diri siapa aku" air mata Allea mulai menumpuk di ujung matanya.
"aku tau kalian saling mencintai dan aku tau kalian mempunyai rencana untuk menikah dan dengan seenaknya aku masuk di kehidupan mas Bram" suara Allea tercekat, Celine yang semula angkuh menjadi terdiam menatap Allea
"mungkin di mata mas Bram kamu yang terbaik dan bukan aku tujuan ku bertemu denganmu hari ini adalah, aku titip mas Bram, jangan sakiti dia dan jangan khianati mas Bram dengan alasan apapun dan aku sudah melayangkan gugatan perceraian untuk mas," Allea tersenyum ketir.
"lo mau cerai dari Bram?? lo cinta sama Bram??" tanya Celine dengan tegas, Allea hanya tersenyum.
"cintanya seorang istri beda dengan cintanya seorang selingkuhan." Allea tersenyum
"ck, lo nyindir gue.." sewot Celine.
"mau lo sekarang apa, kalo untuk lepasin bram gue ga mau, karena gue cinta kok sama dia" Celine memandang kesal ke Allea
"saya ga minta kamu lepasin, saya yang akan lepasin" Allea tersenyum.
"cewek bodoh..." bisik hati Celine.
"lo gampang nyerah ya" tanya Celine.
"ga juga.. aku hanya ingin mas Bram merasa nyaman menjalani hari-harinya tanpa terbebani dengan adanya aku" Allea menjawab pertanyaan Celine.
"haduh, udah deh, gue gak bisa Ngomong apa-apa lo itu cinta sama Bram tapi lo gak mau perjuangin dan lo gak ada niat buat hati Bram luluh iyaa kan, yaudah jangan salahin gue kalo Bram lebih milih sama gue karena emang gue gak mau ninggalin bram, dan kita sama-sama butuh.." celine tersenyum menang
Allea hanya diam tak banyak yang ia katakan.
"yasudah semua sudah aku sampaikan aku pamit yaa, oh yaa hari ni mas Bram ke bandung dia tidak di rumah,"
"gue udah tau.." ketus Celine.
"lohh ko Bram gak kabarin aku kalo dia ada tugas luar tumben malah pamit nya sama ni cewek tapi wajar sih kan dia istrinya" bisik hati Celine.
"ohh sudah pamit juga ya sama kamu," Allea tersenyum.
"mas Bram pun pamit lebih dulu mungkin dengan Celine" bisik hati Allea, dan tak lama kemudian Allea pamit dan meninggalkan Celine di cafe olive dengan langkah lemas dan tatapan kosong Allea melangkah pulang.
"kuat kuat.. ya Lea lo udah nyerahin suami lo sendiri apa boleh buat ini jalan yang harus gue ambil"
sementara itu Celine masih berada di cafe Olive ia terus memandang Allea yang keluar dari cafe.
"ck.. Allea.. Allea.. kamu itu punya power punya sesuatu yang menarik untuk membuat Bram luluh sayangnya kamu bodoh, kamu perempuan baik Allea, kamu bisa ikhlas seperti itu padahal itu sakit banget, ini kalau di posisi aku, haaaehh... udah ga tau gimana deh.." fikir Celine sembari menyeruput kopinya.
"sayang, udah lama yaa..??"
"heii sayang.." Celine bangun dari duduknya dan memeluk calon suaminya itu yang bernama Arya.
"kamu liatin siapa, ko aku perhatikan serius banget" tanya Arya.
"kamu lihat cewek yang naik taksi tadi" tanya Celine.
"lihat..!, heum cantik natural banget polos.." sambung Arya.
"iishhh cantikan aku kan" Celine mencubit pinggang Arya.
"aaaw...iyaa iyaa emang dia siapa?,"
"istrinya bram!" jawab Celine.
"what...??? he's bram's wife, are you kidding? " Arya seolah tak percaya.
"aku gak becanda sayang beneran"
"ahahahah hahahaaaa turun selera dia" Arya tertawa.
Diperjalanan pulang Allea terdiam di dalam taksi supir taksi berkali-kali bertanya namun tak ada jawaban dari Allea.
"mbak kita mau kemana yaa dari tadi mbak gak ngasih tau tujuan loh" tanya supir taksi ke Allea, Allea hanya diam dalam lamunan, air matanya mengalir di kedua pelupuk matanya.
"ah kita ke jalan mawar no 21 pak" lanjut Allea.
"ohh iyaa baik mbak" supir taksi mengantarkan Allea menuju kediaman orang tuanya, di perjalanan ponsel Allea tak henti hentinya berdering Bram berkali kali menelepon Allea, namun tak ada satupun Allea angkat, Allea mematikan ponselnya, matanya terpejam, pikirannya melayang entah kemana, hingga tibalah Allea di di kediaman orang tuanya.
"mbak.. mbak.. sudah sampai..!" supir taksi membangunkan Allea
"ohh iyaaa makasih yaa pak ini pak, kembaliannya ambil ajah" Allea menyodorkan uang untuk bayar taksi..
"ohh iyaa mbak makasih yaa mbak" supir taksi tersenyum ke Allea, dan Allea pun segera turun dan masuk ke dalam rumahnya Allea masuk dengan hati hati, ternyata ada caca yang sedang asyik main di ruang tamu.
"caca....!" teriak Allea
"ka..kaa...." caca berlari memeluk Allea, ia menciumi Caca tak henti henti, sembari menggendong caca Allea menghampiri mama nya di dapur.
"loh kaa sama siapa??" tanya mama.
"sendiri mah..." Allea bersalaman mencium tangan mamanya
"Bram mana??" mama celingukan mencari Bram
"mas Bram lagi tugas luar mah ke Bandung dan Allea udah izin mau nginep di sini boleh kan mah??" pinta Allea ia memohon walaupun ia berbohong.
"ya boleh dong ,pah Allea nih.." mama memanggil papa
papa keluar dari kamar terlihat sangat rapih dengan sarung dan baju koko nya karena papa selesai menunaikan sholat ashar.
"pah..." Allea memeluk papa nya.
"sehat kamu nak..?" tanya papa, Allea hanya mengangguk mengiyakan.
"yasudah, istirahat sana kamu pasti capek" papa menyuruh Allea istirahat dan Allea pun naik ke kamar nya di lantai dua, berkali kali ia menoleh ke orang tuanya ia memandang lekat wajah orang tuanya dari lantai dua.
"ma..pah.. Allea minta maaf, Allea bohong," ia menangis tak kuasa melihat wajah kedua orang tua nya itu. lalu ia pun masuk ke kamar dan menenggelamkan tangisannya di bawah bantal.
.