( Sedang dalam PERBAIKAN, mohon maklum 🙏😽)
Sepulang dari tempat kerja, Dira diculik oleh CEO berwajah tampan bernama Erick. Selama dalam penyekapan, Erick selalu menunjukan sifatnya yang obesesif dan posesif.
Satu - satunya cara agar bisa kabur dalam drama penculikan adalah dengan berpura- pura mencintai CEO berhati dingin itu.
Bisakah Dira meluluhkan hati Erick?
atau bisakah Erick meyakinkan perasaan Dira?
Sebenarnya rahasia apa yang dimiliki Erick sampai dia harus menjauhkan Dira dari suami dan anaknya.
Yuk simak cerita yang penuh dengan kejutan, romantis dan misteri yang belum terpecahkan.
Selamat membaca 😍🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rima Rahmawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pemburu Ciuman
...Teori Ketiga...
...Cinta akan terus bertahan karena sebuah perhatian tulus....
Intinya perlakukan lah dia dengan maksimal dan spesial, maka volume cinta itu akan terus bertambah naik.
Setiap pagi, Erick selalu bangun sebelum jam 4 pagi. Dia dengan cekatan seperti ibu rumah tangga, mulai membersihkan rumah dengan telaten.
Mencuci piring, menyapu lantai bahkan menyiapkan sarapan pagi. Erick sangat menyukai kebersihan dan kedisiplinan hidup.
Ini terlihat mustahil bagi pria macho seperti
Erick, tapi memang itulah kenyataan sesungguh nya.
Sedangkan Dira yang notabenenya adalah seorang wanita yang sudah menikah.
Dia hanya melakukan banyak sekali kemalasan, dari bangun yang selalu kesiangan, kamar tidur yang selalu berantakan, baju kotor yang terus menumpuk dan jarang sekali menyentuh dapur.
Walau Dira bersikap acuh dan masa bodoh seperti itu, Erick tidak pernah komplain atau marah sekalipun. Dia hanya ingin membiarkan Dira melakukan apapun dengan sesuka hati.
"Yah, pagi pagi gini kamu pel?" tanya Dira sambil menguapkan mulut nya.
"Sudah bangun? Aku sudah bikinkan kamu sarapan," balas Erick yang masih memegang lap pel.
"Kamu itu CEO atau ibu ku sih," celetuk Dira.
Dira lalu berjalan menuju tangga, namun dia tidak hati hati, dia tidak sadar jika lantai masih basah.
Bruuuuuk!
Dia jatuh tersungkur, seketika semua urat nya seakan putus.
"Rick, tolongin aku! Duh duh kaki ku sakit, sakit!" Dira meringis kesakitan, dia sangat butuh pertolongan Erick.
Didalam kamar, Dira berbaring kesakitan. Erick segera mengobati kaki wanita itu yang keseleo. Dia baru saja selesai membungkus kedua kaki nya dengan perban elastis.
"Duh Dira hati hati dong, udah tahu lantai nya masih basah tapi main nyelonong aja," ucap Erick sangat khawatir.
"Ya maaf," balas nya dengan wajah berlinang air mata.
Tiba tiba perut Dira bunyi, dia merasakan bahwa kali ini harus segera menuju toilet. Dia sudah tidak tahan lagi, ini sangat darurat!
"Duh mules," kata Dira dengan wajah malu.
"Kamu mau ke WC? tanya Erick khawatir.
Dira mengangguk, lalu dia menunjukan kaki nya yang masih sakit.
Dia memberikan kode pada Erick bahwa dia tidak bisa jalan sendiri. Dia membutuhkan Erick.
"Duh mules mules," kata Dira sambil memegang perut nya berulang kali.
Erick lalu jongkok di depanya, dia membungkukkan punggung lebar nya.
Dia lalu menepuk punggung nya sendiri.
"Ayo naik," kata Erick dengan tenang.
"Bener gak papa? aku berat loh Rick, mungkin udah naik 10 kg," balas Dira merasa bersalah.
"Udah gak masalah, aku itu mantan atlet Judo! kaya gini tuh kecil," balas Erick dengan senyuman.
Dira lalu dengan pelan naik ke punggung Erick, dia langsung memeluk punggung Erick dengan erat.
Erick dengan kuat berdiri dan menopang beban tubuh wanita itu. Dia berjalan sambil menggendong Dira masuk kamar mandi.
Erick keluar dari kamar mandi, lalu ia menunggu di depan pintu.
"Rick, kamu harus nyanyi sekarang!" perintah Dira dengan teriakan sangat kencang.
Erick tersenyum manis, dia tentu paham jika wanita itu ingin menyembunyikan suara aneh dalam WC.
"Balon ku ada lima, rupa rupa warna nya- - -"
"Yang Kencang dong nyanyi nya!" Dira sudah tidak tahan, lalu dia mengeluarkan sebuah bunyi gas alam yang sangat dahsyat.
DUUUUUUUUT
Erick tertawa cengengesan, namun dia harus menahan tawa nya sekuat tenaga. Demi wanita itu, dia tidak ingin mempermalukannya.
Didalam toilet, Dira memasang dengan wajah yang sangat lega. Dia lalu tersenyum sumringah, akhirnya gunung Merapi sudah mengeluarkan letusan dan lahar panas.
"Duh enak banget, legaaaa!" ucap nya girang.
Sambil duduk, dia masih mendengar Erick bernyanyi lagu balonku. Dia bernyanyi dengan teriak yang menggelegar.
Bahkan suara nya sampai masuk kedalam toilet dengan sangat jelas.
Hati Dira lalu tersentuh, baginya ini adalah perhatian Erick yang paling tulus.
Tiba tiba pipinya mulai memerah, dia tersipu malu. Dira lalu memegang dadanya, dia ingin mengecek ulang bagaimana debaran jantung itu bekerja.
DEG! DEG! DEG! DEG DEG!
Kali ini kekuatan debaran itu tidak main main, ada sebuah getaran yang tidak biasa.
Kali ini naik level 6.
Dira ketakutan, tubuh nya merinding. Benarkah dia?
****
...Teori keempat...
...Cinta itu buta...
Ini adalah teori terkahir dan paling populer diantara semua teori cinta yang pernah ada.
Arti dari semua ini adalah cinta tidak bisa kamu kendalikan, dia bisa datang begitu saja tanpa bisa kamu cegah.
Cinta tidak bisa melihat apapun lagi!
Erick sedang duduk santai di sofa ruang tengah, kaki panjang nya di silangkan dan matanya sedang serius melihat lembaran majalah.
Dira berjalan sambil membawa segelas cokelat hangat, dia lalu duduk di samping Erick. Dia melihat Erick dengan tatapan aneh.
"Zaman sekarang masih aja baca majalah," celetuk Dira sambil menyeruput cokelat hangat nya.
"Ini bukan majalah biasa," balas Erick begitu saja.
Dira penasaran dengan majalah itu, lalu dia rebut majalah dari tangan Erick.
"Apa? majalah Playboy, ih dasar mesum," teriak Dira sambil melempar majalah itu tepat ke arah muka Erick.
"Gini nih kalau otak tidak mengerti seni, ini tuh bukan mesum Dira. Semua foto dalam majalah ini adalah karya seni," kata Erick sambil menunjukan deretan foto wanita telanjang di setiap lembarnya.
"Seni pantat mu," ledek Dira sambil tersenyum sinis.
"Aku sangat mengaggumi setiap potret indah dan sensual setiap tubuh wanita, makanya hobi ku dari dulu adalah fotografi. Aku sangat menyukai objek vital manusia," jelas Erick dengan percaya diri.
Mendengar nya Dira langsung merinding, memang bukan hal aneh jika pria seperti Erick menyukai hal hal yang abstrak dan aneh.
"Tentu kamu adalah maha karya hebat yang pernah aku punya," ucap Erick.
"Maksud nya?"
"Aku suka sekali dengan bibir mu, kamu tahu bahkan sekarang ini aku sangat ingin mencium bibir itu."
Dira diam seribu bahasa, dia tidak sangka jika perkataan Erick akan sangat terbuka.
Apa Dira harus mencium pria itu?
Ya Dira harus memeriksa nya, mungkin ini gila tapi dia akan bertambah gila jika tidak bisa membuktikan teori keempat nya.
Dia harus mematahkan jika cinta itu buta.
Dira sangat yakin, dia tidak mungkin bisa menerima ciuman dari seorang penjahat seperti Erick.
Hanya orang gila dan tidak ber logika bisa jatuh ke pelukan seorang penculik psikopat.
"Ayo kita ciuman!" tantang Dira dengan penuh keyakinan.
"Benar nih?" tanya Erick dengan tatapan tidak percaya.
"Aku serius Erick."
"Jangan tarik ucapan mu! jangan berani kabur! sekali kamu mencoba menolak, kali ini aku tidak akan biarkan kamu lolos!" ucap Erick dengan mata serius dan tajam seperti singa.
Dira mengangguk paham, dengan berani Dira malah menyodorkan bibir kecil nya.
"Ayo cium," perintah Dira.
Erick lalu dengan cepat mencium bibir itu, dengan sekali kecupan yang lembut.
Cup!
Erick lalu terperanjat kaget, dia masih tidak percaya bisa mencium bibir itu dengan sensasi yang meledak ledak.
Dira tersenyum puas, kali ini teori terkahir bisa dengan mudah ia patahkan.
"Aku jatuh cinta sama Erick? mustahil," ucap nya dalam hati.
Dia lalu memegang dadanya kembali, dia merasakan detak jantung itu kembali turun pada level 1.
Debaran itu menjadi lemah bahkan perlahan mulai menghilang.
"Baguslah, kali ini misi ku selesai. Aku sangat yakin jika Hary tidak akan selingkuh hanya karena ciuman dari Laras," ucap nya lagi dalam hati.
Tidak ada cinta buta, cinta itu butuh sebuah kewarasan.
Tidak ada cinta terlarang.
Tidak ada perselingkuhan.
Mustahil ada benih cinta diantara guru piano dan orang tua murid
Bahkan ini sangat melanggar hak Tuhan, tidak mungkin ada takdir diantara penculik dan tawanan.
Dira sangat yakin dengan semua keputusan nya itu.
Dira lalu berdiri dengan wajah senang, dia kembali tersenyum dengan sangat lega.
Dira berjalan lurus, dia begitu saja meninggalkan Erick yang masih terlihat shock.
Tiba tiba ada yang menarik tangan kiri nya dengan cepat. Pria itu lalu mengentikan langkah Dira dengan paksa.
"Ngapain kamu sih Rick, lepasin gak tangan nya!" perintah Dira sambil meringis kesakitan.
"Hei, ciuman kita belum selesai," ucap Erick dengan wajah menyeramkan.
"Apa?" tanya Dira keheranan.
Seperti di film film romantis, Erick lalu mendorong kasar wanita itu ke tembok.
Kini Dira sedang berhadapan langsung dengan Erick si pemburu ciuman.
tapi kurang memuaskan karna cerita nya ngegantung.
terus kok bisa Nadira punya anak dari Erick ? bknnya waktu itu dia melakukan nya bersama suaminya waktu telah ditemukan dari penculikan ?!
kalau culik Dira untuk menyelamatkan Dira harusnya Erick kasih tahu alasannya
😁😁😁😁😁😁
andi luchuuuu...
😅😅😅😅😅😅
Erick jadi ibgat masa kecilnya..... maka Erick culik Dira buat selamatin Dira dari suami dan selingkuhannya
begitu kah
ga tahu aja siapa yang dihadapi
😁😁😁