Di temukan oleh seseorang di pinggir jalan dengan keadaan sangat kurus dan lemas Senia di bawa pulang dan di rawat dan dibesarkan dengan kasih sayang dan perhatian .
Ketika suatu hari kedua orang tuanya secara paksa membawanya pulang ke rumah dengan berbagai macam alasan membuat Senia merasa bingung antara bertahan bersama keluarga baru atau kembali bersama kedua orang tuanya .
Kejadian demi kejadian kembali teringat dipikirannya dan menyadarkannya akan perbuatan kedua orang tuanya di masa lalu tapi ia mempunyai rencana sendiri .
Ikuti terus kisahnya sampai selesai .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 4 GADIS MALANG
Sudah tiga hari Senia di rawat di rumah sakit Aluna hanya sesekali saja menjenguknya itu pun hanya sebentar . Adit kakak Senia tidak pernah datang menjenguknya karena tidak mau tertular penyakit , sedangkan Imran tidak di kasih tahu kalau Senia sakit .
Teman-teman sekelas Senia datang menjenguk bersama guru , memberi dukungan dan doa agar Senia cepat sembuh dan segera kembali ke sekolah .
Hari demi hari Senia berada di rumah sakit merasa bosan . Ia pikir akan pulang hari ini ternyata dokter Anwar belum mengijinkan karena kondisi Senia masih lemah .
Seorang suster yang menjaga Senia dengan telaten melayani Senia . Suster Dina begitu ramah dan humoris sehingga Senia merasa terhibur dan mempunyai teman . Ia tidak merasa sendiri lagi .
Tapi ketika suster Dina pergi semua kembali seperti awal membuatnya sedih .
"Hai Senia coba tebak suster bawa apa ?" tanya Dina menghibur Senia yang sedang melihat ke luar jendela dengan tatapan kosong .
Senia tersentak sampai terkejut menoleh ke sumber suara dengan senyum tipis .
"Apa ya ?" pikir Senia mencoba menebak benda apa yang di bawa suster Dina .
"Tebak dong nanti suster kasih hadiah kalau benar tebakanmu ," kata Suster Dina .
Senia berpikir lama karena ia harus konsentrasi agar jawabannya benar .
"Aku tebak ... Permen ," jawab Senia dengan semangat .
Suster Dina menggelengkan kepala tanda jawaban Senia salah . Lalu Senia menebak lagi .
"Boneka ," jawab Senia .
Suster Dina memperlihatkan barang yang dia sembunyikan .
"Kamu benar sekali , ini boneka buat kamu . Kamu suka kan !" ucap suster Dina senang melihat ekspresi Senia sangat bahagia menerima pemberiannya .
"Terimakasih suster , aku suka boneka kelinci sangat imut dan lucu ," sahut Senia memeluk boneka berukuran sedang .
"Boneka ini akan menjadi teman tidurmu ," kata Suster Dina mengelus kepala Senia dengan sayang .
Wajah Senia yang tadi senang tiba-tiba berubah menjadi sendu . Ia teringat sama keluarganya terutama ibunya . Airmatanya jatuh Senia tidak mampu menahan rasa yang ia rasakan dalam dirinya .
Semua terasa hampa dan asing , sendiri menjalani hidup tanpa kasih sayang . Keluarganya terasa bukan keluarga tapi orang lain .
Suster Dina memeluk Senia dengan erat . Senia semakin terisak dalam pelukannya . Ada rasa hangat , terlindung , juga nyaman . Entah kenapa dengan keluarga terasa sangat sulit ia dapatkan semua itu . Hatinya sangat hancur .
"Keluarkan semua uneg-uneg yang mengganggu di pikiranmu ceritakan semua pada suster jangan di pendam sendiri nanti jadi penyakit ," nasehat suster Dina mampu membuat rasa tenang bagi Senia .
”Aku senang bisa kenal sama suster Dina dan dokter Anwar . Kalian adalah orang paling baik di saat aku terpuruk saat ini . Terimakasih sudah menolongku suatu saat nanti aku pasti akan membalas kebaikan kalian . Terimakasih buat semuanya ," kata Senia sambil melerai pelukannya
Suster Dina merasa terharu mendengar ucapan Senia . Bagaimanapun juga Senia adalah gadis remaja yang masih labil dan butuh kasih sayang dari kedua orang tuanya . Nasibnya sungguh kasihan melihat Senia begitu kuat dan tegar menyadarkannya untuk tetap menolong sesama tanpa memandang status sosial .
”Sama-sama Senia . Yang penting sekarang kamu harus sembuh dan menjadi Senia yang baru dengan semangat baru . Jadilah garis hebat , kuat , dan baik hati ," pesan Suster Dina memberi semangat ada Senia .
"Iya suster aku harus bangkit dan harus kuat apapun yang terjadi nanti ," sahut Senia menatap lurus keluar jendela .
Pikirannya menerawang jauh tak berbatas ada secercah harapan di depan sana dan ada cahaya menerangi setiap langkahnya . Ketegarannya membuat pikirannya terbuka dan menilai makna kehidupan yang sebenarnya .
"Aku tidak boleh menangis lagi dan tidak boleh bersedih atas apa yang mereka lakukan selama ini padaku , aku akan buktikan kalau aku gadis yang kuat ," batin Senia .
Saat ini tubuh Senia masih lemah namun ia tetap berusaha bangkit dari keterpurukan yang selama ini membuatnya tertekan tak berdaya . Tanpa perlawanan tanpa kata tanya , semua akan kembali pada diri sendiri .
Senia terlelap sambil mengigau suster Dina menangis sedih mendengar suara kesakitan Senia . Derita yang selama ini dijalaninya membuatnya bertahan demi keluarganya . Baginya keluarga adalah segalanya sampai kapanpun kelurga adalah yang utama .
"Ibu maafkan Senia , Senia tidak akan mengulanginya lagi ," kata Senia dalam mimpinya .
Suster Dina menyentuh tubuh Senia panas segera mengambil tindakan . Dan dengan di bantu suster Laila suhu tubuh Senia kembali normal .
"Apa yang terjadi pada garis ini suster ?" tanya suster Laila melihat kondisi Senia merasa kasihan .
"Panjang ceritanya intinya dia diabaikan oleh keluarganya , kamu lihat sendiri keluarganya tidak ada yang menemani selama ia sakit ," jelas Suster Dina mengusap airmata .
”Malang sekali nasib gadis ini , dia begitu penurut dan cantik tapi kenapa tidak ada rasa sayang padanya . Ini sih terlalu kejam ," kata Suster Laila .
" Semoga ada keajaiban setelah kejadian ini ," doa suster Dina .
" Aamiin ,"jawab oleh suster Laila .
Dokter Anwar masuk terkejut melihat ada sua suster di ruangan Senia . Ia melangkah mendekati Senia dan memeriksanya .
" Ada apa kalian berdua di sini ?" tanya Dokter Anwar kepada dua suster tersebut .
"Tadi suhu tubuh Senia sangat tinggi saya meminta bantuan suster Laila karena dokter Anwar sedang ada pasien tapi sekarang sudah kembali normal , kok dok ," jawab suster Dina jujur .
" Terimakasih suster Dina , suster Laila kerja kalian sangat bagus dan cekatan ," puji Dokter Anwar kepada dua suster .
"Dokter bisa saja memuji itu sudah menjadi tugas kami sebagai suster menjaga pasien ," sahut Suster Laila tersenyum malu .
" Benar sekali tapi jangan teledor ya , kalian harus sabar melayani pasien yang bandelnya minta ampun . ujian kalian ada ada tingkat kesabaran jadi kalian harus hati-hati jangan membuat pasien tidak nyaman dan kabur dari rumah sakit ," pesan dokter Anwar .
" Baik dokter , akan kami laksanakan perintah dokter ," jawab kedua suster bersamaan .
" Kompak sekali kalian jawabnya , bagus lah kalau begitu ," ucap dokter Anwar sambil berjalan keluar dari ruangan .
Kedua suster itu bernapas lega setelah dokter Anwar keluar . Mereka pikir akan di beri sangsi karena kelalaian ternyata tidak karena kerja mereka sangat bagus .
"Alhamdulillah, dokter Anwar tidak memarahi kita , hampir saja aku ketakutan karena pekerjaan salah atau keliru ternyata dapat pujian ," kata suster Laila merasakan degup jantungnya .
"Iya kamu benar sekali . Aku salut sama dokter Anwar yang bijaksana tidak seperti dokter Erik yang pemarah salah sedikit saja dapat hukuman bikin kesel saja ," sahut suster Dina tidak suka dengan karakter dokter Erik .
"Biasanya kalau benci itu jadi cinta ," sindir suster Laila menertawakan suster Dina .
"Jangan sampai jatuh cinta sama dokter pemarah ," ucap suster Dina membayangkan jika jadi kekasih dokter Erik .
semasa hidup aja bian tak pernah kasih uang jajan sm mu tak pernah sayang pada mu 🤭🤣🤣🤣