Tetua Keluarga Su secara resmi mencabut status Su Yang sebagai anggota keluarga karena "mempermalukan nama besar mereka."Di tengah rasa sakit fisik dan emosional, Su Yang merasakan kebencian yang mendidih. Ia memohon keadilan, tetapi diolok-olok.
Saat ia bersumpah dalam hati untuk membalas dendam ("Jika aku tidak bisa berkultivasi dengan Qi Surga, aku akan menggunakan kekuatan neraka!"), sebuah energi hitam-merah muncul dari dantian-nya yang rusak. Ini adalah Garis Darah Kaisar Iblis yang aktif. saksikan keseruan perjalanan su yang menuju keabadian
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rikistory33, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gerbang Kota dan Penyamaran
Gerbang Kota dan Penyamaran
Kota Naga Hitam menjulang di kejauhan, sebuah metropolis yang dibangun dari batu hitam yang kokoh dan dikelilingi oleh tembok setinggi tiga puluh meter. Ini adalah pusat peradaban, perdagangan, dan konflik di wilayah tersebut.
Su Yang tiba di gerbang utama, berjalan di antara para pedagang, tentara bayaran, dan kultivator lainnya. Antrean itu panjang. Di gerbang, dua penjaga yang mengenakan baju zirah berat (keduanya di Tahap Pembentukan Fondasi awal) memeriksa setiap orang yang masuk.
Ketika tiba giliran Su Yang, salah satu penjaga meliriknya dengan tatapan bosan. "Tingkat kultivasi?"
"Pengumpul Qi, tahap menengah," jawab Su Yang dengan tenang.
Dia telah menyembunyikan Inti Iblisnya sepenuhnya, membiarkan Inti Surgawi miliknya bersinar dengan aura yang stabil dan murni. Dia tampak persis seperti kultivator muda mandiri (rogue cultivator) yang datang ke kota besar untuk mencari peruntungan—tidak berbahaya, dan tidak terlalu penting.
Penjaga itu mendengus. "Biaya masuk, lima Batu Spiritual tingkat rendah."
Su Yang membayar tanpa ragu. Batu spiritual adalah mata uang dunia kultivasi. Dia telah mengumpulkan beberapa dari Cincin Penyimpanan milik Su Feng (sepupunya yang dia kalahkan) dan beberapa dari para cultivator yang dia hindari di hutan.
Saat dia melangkah melewati gerbang, hiruk pikuk kota menyambutnya. Kedai-kedai teh yang ramai, toko-toko senjata yang memajang pedang berkilauan, dan aura spiritual yang padat dari para ahli yang tak terhitung jumlahnya. Ini adalah tempat yang sempurna untuk bersembunyi di depan mata, sekaligus tempat di mana dia bisa mati dengan mudah.
Kebutuhan Mendesak saat ini adalah Uang
Dia perlu tempat tinggal dan sumber daya. Setelah membayar biaya masuk, Batu Spiritualnya menipis. Dia membutuhkan modal.
Su Yang teringat pada Cincin Penyimpanan miliknya. Selain Kitab Warisan Kaisar Iblis, dia telah mengumpulkan beberapa Inti Binatang (Beast Core) selama perburuannya di Hutan Binatang Iblis.
Dia berhati-hati: dia telah membunuh sebagian besar binatang menggunakan Tinju Penghancur Bintang (yang menghancurkan inti mereka), tetapi dia secara khusus memburu lima atau enam binatang (Tahap Pengumpul Qi Puncak) menggunakan teknik pedang dasar dan Inti Surgawinya. Inti-inti ini bersih, murni, dan tidak ternoda oleh Qi Iblis sangat sempurna untuk dijual.
Dia bertanya kepada seorang pejalan kaki di mana tempat terbaik untuk menjual bahan-bahan binatang iblis. Jawabannya adalah: Paviliun Bulan Merah (Red Moon Pavilion).
Paviliun Bulan Merah adalah bangunan tiga lantai yang megah, terbuat dari kayu merah tua dan dihiasi lentera sutra. Itu memancarkan aura kemewahan.
Su Yang masuk. Interiornya bahkan lebih mewah. Seorang pelayan laki-laki muda, yang juga berada di Tahap Pengumpul Qi, melihat Su Yang dan pakaiannya yang sederhana (jubah abu-abu biasa) dan ekspresinya langsung berubah masam.
"Mau apa?" tanya pelayan itu, tidak berusaha menyembunyikan nada meremehkannya.
"Saya ingin menjual beberapa Inti Binatang," kata Su Yang, mengabaikan sikap pelayan itu.
Pelayan itu terkekeh. "Inti Binatang? Nak, kami hanya membeli barang berkualitas tinggi di sini. Jika kau membawa inti Serigala Bayangan tingkat rendah, bawa saja ke pasar loak di luar."
Su Yang tetap tenang. Inti Surgawinya membantunya mengendalikan gejolak amarah yang ingin dilepaskan oleh Inti Iblisnya. "Saya punya inti dari Ular Skala Hijau dan Macan Tutul Angin."
Pelayan itu terkejut sesaat itu adalah binatang iblis yang kuat di Tahap Pengumpul Qi Puncak tetapi dengan cepat mendapatkan kembali kesombongannya. "Hmph, baiklah. Tunjukkan. Jangan buang waktuku."
Saat Su Yang hendak mengeluarkan inti-inti itu, sebuah suara dingin dan merdu terdengar dari tangga spiral di lantai dua.
"Hentikan, Ming. Sikapmu sangat memalukan paviliun."
Pelayan bernama Ming itu langsung pucat pasi dan membungkuk dalam-dalam. "N-Nona Ling! Maafkan saya!"
Seorang wanita muda turun dari tangga. Dia mengenakan gaun sutra berwarna merah darah yang sederhana namun elegan. Wajahnya cantik, tetapi matanya tajam dan dingin, seolah bisa melihat menembus jiwa. Su Yang tidak bisa merasakan tingkat kultivasinya sama sekali, pertanda bahwa wanita itu jauh, jauh lebih kuat darinya (mungkin seorang ahli Jiwa Baru Lahih yang menyembunyikan auranya).
Wanita ini, Nona Ling (Ling Yan), adalah manajer Paviliun Bulan Merah.
Dia berjalan ke arah Su Yang, mengabaikan pelayan yang gemetar. Matanya menatap lurus ke mata Su Yang.
"Kau," katanya. "Tunjukkan apa yang kau punya."
Su Yang dengan tenang meletakkan lima Inti Binatang berkualitas tinggi di atas meja.
Nona Ling mengambil satu inti, tetapi matanya tidak pernah meninggalkan wajah Su Yang. Tatapannya begitu tajam hingga Su Yang merasa Inti Iblisnya berdenyut di bawah tekanan, seolah-olah rahasianya akan terbongkar. Dia segera memperkuat penyamaran Inti Surgawinya.
"Energi spiritualmu sangat murni," kata Nona Ling pelan, suaranya hanya untuk mereka berdua. "Terlalu murni untuk seorang cultivator rogue yang menghabiskan waktu berburu di hutan."
Ini adalah ujian.
"Kemurnian adalah dasar dari kultivasi," jawab Su Yang, suaranya datar. "Saya hanya beruntung menemukan teknik meditasi yang bagus."
Nona Ling menatapnya selama lima detik penuh. Su Yang tidak memalingkan muka.
Tiba-tiba, Nona Ling tersenyum tipis, senyuman yang tidak sampai ke matanya. "Keberuntungan... atau rahasia."
Dia berbalik ke pelayan. "Bayar dia harga penuh. Lima ribu Batu Spiritual tingkat rendah untuk semuanya."
Pelayan itu tersentak. "Nona! Itu... itu dua kali lipat harga pasar!"
"Aku menghargai barang berkualitas, tidak peduli siapa yang membawanya," kata Nona Ling dingin. "Dan kau," katanya kepada Su Yang, "telah dibayar."
Pelayan itu dengan gemetar menyerahkan sekantong berat Batu Spiritual kepada Su Yang. Saat Su Yang hendak berbalik untuk pergi, Nona Ling melemparkan sebuah benda kecil berwarna hitam ke arahnya.
Su Yang menangkapnya. Itu adalah Token Giok Hitam, diukir dengan simbol bulan sabit merah.
"Apa ini?" tanya Su Yang.
"Malam ini, setelah jam malam, di paviliun kami," kata Nona Ling, berbalik menaiki tangga. "Ada pelelangan rahasia. Kami menjual barang-barang yang tidak bisa ditemukan di tempat lain. Token itu adalah tiket masukmu."
Su Yang mengerutkan kening. "Mengapa saya?"
Nona Ling berhenti di puncak tangga dan melirik ke bawah. "Karena," katanya, dan kali ini sedikit geli terdengar dalam suaranya, "Aku lebih suka berbisnis dengan 'rahasia' yang menarik daripada dengan orang bodoh yang sombong dan mudah ditebak."