NovelToon NovelToon
Lintang Sang Baga

Lintang Sang Baga

Status: sedang berlangsung
Genre:Bad Boy / Diam-Diam Cinta / Kencan Online
Popularitas:35k
Nilai: 5
Nama Author: Dfe

Ada yang kayak mereka nggak sih? Jodoh lewat chat? Ya ampyuun CHAT?? Iya ho'oh! Mereka nggak pernah ketemu, cuma bertukar kabar melalui pesan ketikan, nggak ada pidio kol (video call). Cuma deretan huruf tapi membuat hidup mereka semprawut!

Giliran ketemu secara nggak sengaja di dunia nyata, mereka malah kayak musuh bebuyutan! Pas kembali ke aplikasi, weeeh sayang sayangan lagi.

Di sini yang koplak siapa sebenarnya? Lintang nya? Bang Baga? atau.... Yang nulis cerita??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dipertemukan untuk menyeimbangkan dunia

Langkahnya lebar. Dia terlihat terburu-buru, beberapa orang di sana menunduk ketika melihatnya. Tapi enggak dengan gadis rambut kemoceng yang kini malah ngopi cantik di lobi kantor. Dia terlihat memiringkan kepala, menatap sosok tampan yang melangkah makin mendekat ke arahnya.

"Ikut aku sekarang! Kamu ditunggu di ruang rapat!" Ajak Baga dengan satu tangannya langsung menarik Lintang begitu saja.

"Eh, wait wait! Ngapain you kasar sama ai? Ai udah maafin you karena nabrak ai tadi lho ya, dan yang jatuh ai! Bukan you. Jadi-"

"Jadi diem! Jangan berisik!" potong Baga cepat.

"What bersisik? Ai bukan fish! Lepasin! Ai bisa teriak kalau you tarik-tarik ai begini!"

Baga melepaskan tangan Lintang dengan perasaan kesal. Dia melirik jam tangannya, lalu menatap ke arah cctv di pojokan. Dia tahu apapun yang dia lakukan saat ini sedang ditonton oleh bapaknya yang kolot itu.

"Waktu kita nggak banyak. Nggak usah banyak omong sekarang!"

Lintang melotot mendengar kalimat Baga. Dia menutup mulutnya sambil menatap iba ke arah Baga.

"Oh my Ghost... You sakit kah? Oke ayo ayo! Waktu you nggak banyak, you butuh berobat! Go!" Lintang kini yang bersemangat mengandeng tangan Baga.

Baga kebingungan tapi masa bodoh. Bukan dia kok yang harus berobat tapi si gadis kemoceng itu. Mungkin salah satu baut di kepala gadis kemoceng ini ada yang lepas, jadi ya maklumin aja dulu.

"Kamu mau bawa aku kemana sih? Kita ini mau ke lantai tujuh sekarang, ada rapat di sana! Dan rapat itu nggak bakal dilanjut kalau kamu nggak ke sana dalam waktu sepuluh menit! Ngapain malah narik aku ke luar kayak gini?"

Baga menahan Lintang yang semangat menariknya ke luar kantor karena berpikir jika Baga lagi sakit dan butuh berobat. Tempat berobat itu mana sih? Rumah sakit kan? Nah itu maksudnya, Lintang nyeret nyeret Baga tuh karena dia pengen ngajak Baga ke rumah sakit. Ya Allah... tepok jidat rasanya dengan kelakuan Lintang. Polosnya berpotensi jadi blo'on ya?

Lintang berhenti. Dia mengedipkan matanya dua kali. Lalu dia seperti sedang berpikir. Matanya memindai Baga kembali.

"Kenapa you ngajak ai rapat? Ai aja belum ketemu bos nya di sini. Ai mau interaksi tadi, tapi ai nggak kuat naik tangga, paru-paru ai nangis kejer. Nggak bisa diajak capek-capek'an."

Baga geleng kepala, 'cewek model gini yang bakal dijadiin partner kerja ku? Ngomong aja belibet. Bedain interview sama interaksi aja nggak bisa, kok bisa papa masangin dia sama aku?!'

Ya bisa lah. Dunia ini harus seimbang mas Baga. Yang agak blo'on kayak Lintang gitu emang harus dipasangkan sama yang kecerdasannya di atas rata-rata kayak dirimu. Itu udah jadi hukum alam, agar keseimbangan dunia tetap terjaga.

Nggak mau debat terlalu lama, Baga dengan kesadaran penuh langsung membopong tubuh Lintang begitu saja. Lintang syok. Dia terkejut sampai menjerit takut jatuh. Bukan ala bridal, tapi Baga menggendong Lintang udah kayak orang manggul karung beras di pundaknya. Nggak ada aesthetic nya sama sekali. Map yang tadi dibawa Lintang jatuh begitu saja. Melihat itu, Baga yang posisinya masih membopong Lintang, mengambil map tersebut dengan tangan kanannya. Tangan kiri dia gunakan untuk menahan tubuh Lintang agar nggak jatuh gelempang.

Sepanjang perjalanan menuju lift, nggak ada siapapun yang berani menolong Lintang meski gadis itu udah teriak-teriak minta tolong. Rambutnya terurai jatuh ke bawah, tangannya yang bebas berusaha memukuli punggung Baga agar dia diturunkan. Tapi sekuat apapun usaha Lintang, dia tetap nggak bisa melawan tenaga si Baga. Dia pasrah aja udah.

Yang bikin kaget itu, pas mereka masuk ke dalam lift. Lintang udah ngamuk-ngamuk, dia menendang Baga saking keselnya. Merapikan rambutnya yang berantakan dengan kedua tangannya, lalu mengeluarkan udara dari bibirnya hingga sisa anak rambut di dahinya terbang ke atas tak beraturan.

"Wait.. Ini kenapa kita bisa naik lift? Tadi kata pak OB, lift nya rusak! Katanya ai harus naik tangga yang jumlahnya ratusan itu buat sampai ke atas." Ujar Lintang setelah menenangkan diri. Masih ada gondok di sana, tapi dia berusaha bersikap kooperatif sekarang.

"Lift pegawai emang rusak. Yang ini lift khusus buat pemilik perusahaan." Jawab Baga santai. Dia menatap jam tangannya lagi, masih ada sisa empat menit. Rasanya dia ingin melakban saja mulut Lintang agar nggak banyak bicara. Semua kalimat yang keluar dari bibir mungil gadis itu, membuat kepala Baga nyut-nyutan.

"Pemilik apa?" Belum sempat Baga menjawab, lift sudah terbuka. Baga kembali menyeret Lintang menuju ruang rapat.

"O'emjiiiii... ai bukan sapi, jangan tarik ai kayak gini, bisa?!" hampir aja Lintang terjatuh saking lebarnya langkah kaki Baga, dia keteteran ngimbangi langkah lelaki jangkung itu.

Baga berbalik ke arah Lintang. Matanya memandang ke arah leher dan dada Lintang yang terekspos tanpa penghalang, dia diam sesaat. 'Gadis kemoceng ini kok imut sih, perasaan tadi nggak kayak gini!'

Otak Baga mulai berpikir yang iya-iya. Cepat-cepat dia menggeleng kepala. 'Nggak! Mau seimut atau secakep apapun anomali di depan ku ini, aku nggak boleh oleng ke arahnya. Aku udah punya Bintang! Aku udah punya pacar! Fokus Baga, fokus! Gadis di depan mu ini jelek, kayak kemoceng hidup, terlalu aneh untuk ukuran betina! Itu aja yang kamu pikirin! Sisanya, isi kepala mu dengan nama Bintang!'

Ketika perintah otak nggak sinkron sama saraf motorik, yang terjadi malah.. Baga mendekati Lintang. Dia melepas jasnya, lalu memakaikan pada Lintang. Menggantung jas itu begitu saja di kedua pundak si gadis yang langsung menatap penuh tanda tanya pada Baga.

Lintang diam aja. Bahkan ketika mereka masuk ke dalam ruang rapat. Telat dua menit sebenarnya, tapi bapak Abhi masih berbaik hati ngasih kesempatan dua anak magang yang adalah anaknya sendiri dan anaknya Tisya itu.

Rapat berjalan lancar. Lintang mengerti tugasnya, dan Baga nggak banyak nanya kayak si gadis kemoceng di sebelahnya. Dua jam rapat berakhir, Lintang langsung menghubungi bapaknya terlebih dahulu, sekedar berpamer ria jika dirinya lolos seleksi kerja dalam sekali pertemuan aja dengan si pemilik perusahaan.

"Bapaaak, nanti ikut ai jalan-jalan yuk! Ai mau ngenalin bapak sama temen ai!"

Obrolan yang Lintang lakukan dengan sang bapak melalui video call.

"Temenmu kan boneka tung tung sahur. Di rumah udah ada bedug segede tugu Pancoran, nggak usah! Bapak masih banyak kerjaan, dek." tolak bapak Den terang-terangan.

"Iiiiih nantik nyesel lho, bapaaak! Ai mau ngenalin bapak sama temen super duper sapisialnya ai! Kalau bapak nggak ikut nantik ai yang imut ini, diculik nggak dibalikin selama-lamanya sama bapak, apa bapak nggak syediiih?"

"Enggak. Baru dua menit nyulik kamu juga si penculik bakal tekanan batin. Kamu makannya banyak, suka kentut sembarangan, apalagi kalau abis kentut suka ditadahin tangan lalu diciumi sendiri. Pasti yang nyulik kamu juga tersiksa dapet mangsa seunik kamu, dek."

"Aaaaaaaarrrrrggggghhhh! Noooo! Bapak patonah! Itu kan kelakuan bapak sendiri, ai nggak kayak gitu, bapaaaak!"

Bapak Den tertawa. Dia suka meledek putrinya, dan ada orang lain yang juga ikut senyum-senyum ketika melihat interaksi antara Lintang dan bapak Den, dia sampai nggak sadar kalau dari tadi udah buka aplikasi chat dan mau ngabarin pacar online nya tapi tertunda gara-gara pesona si gadis kemoceng yang duduk di sofa sana.

1
𝐙⃝🦜Ro
ikut terapi wicara lagi yok tan
Arin
Mau ngajak ngobrol apa mau nampol Baga sih Ntang🤭🤭🤭🤭.....
♏®️𝕯µɱσɳσՇɧeeՐՏ🍻¢ᖱ'D⃤ ̐
ngompol enak mah nikah dulu Nyang elahhh🤣🤣🤣🤣🤣
bikin malu Buapkmu aslii bisa2 camer mikir ke arah anuu🤣
Dewi kunti
kesuwen le golek trasi ,up gur siji🙈
Dewi kunti: tp bikin randu kaaaannn
total 2 replies
𝐙⃝🦜Ro
akhirnya up juga
kencannya kemaren jadi gak mereka Thor?
Dfe: aku nganti lali ada scene kencan😭
total 1 replies
Mrs. Dinold
huuh bener ngilangnya lama banged LG...😄😄😄
Mrs. Dinold: tak tunggu..meskipun sering ngilang ..🤭🤭
total 2 replies
Yurni Yurni
lanjut🤭
♏®️𝕯µɱσɳσՇɧeeՐՏ🍻¢ᖱ'D⃤ ̐
nonggol juga Thor etdahh🤣🤣🤣

lagi semedi jadi abnormal tah🤣🤣
hmmmm
♏®️𝕯µɱσɳσՇɧeeՐՏ🍻¢ᖱ'D⃤ ̐: lha wes tuwek kog🤣🤣
pakdhe yo oleh🤣🤣
nangung wes diwoco akeh mosok gak dilanjut moco🤭
sehat Thor
total 2 replies
Yurni Yurni
😘
Rita Ariani
🤣🤣🤣ancuurrr kata²nya lintang,, mumet mumet dh tu si baga 😄
Rita Ariani
ngakak baca ni novel🤣🤣
мaya🎐ᵇᵃˢᵉ
Mantan di dunia virtual tetapi di Kenyataannya akan memulai hubungan baru 👏🏻👏🏻
мaya🎐ᵇᵃˢᵉ
Baga senang menjahili ntang sekarang ☺️
мaya🎐ᵇᵃˢᵉ
Kamar Mandi ahh di sikat
𝐙⃝🦜Ro
gassss
𝐙⃝🦜Ro
gak perlu di translate kita dah paham koq dah terlatih
𝐔 𝐏 𝐈 𝐋 𝐈 𝐍
ikot oe ikot..
gak baik klo jalan cuma berdua doang..
𝐔 𝐏 𝐈 𝐋 𝐈 𝐍
paham Thor paham 😌
gosah pake translate, soalnya saya sudah biasa menghadapi teman yg jarinya melebar hingga menciptakan deretan kalimat yg perlu kejelian dalam memahaminya😌
Arin
Kalau aku yang ngobrol sama Lintang kudu dan harus siapkan kamus khusus nih buat terjemahin yang dia ucapin. Di Mbah Google pasti ada semua yang lain ucapin, cuman artinya pastinya lain🤣🤣🤣
Kalau gak lola alias loading lama nih buat artiin yang dia omongin😁😁😁😁😁
♏®️𝕯µɱσɳσՇɧeeՐՏ🍻¢ᖱ'D⃤ ̐
kencang tipis2 tak apa
sambil kikir mau kecang kemana lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!