Yuan Chen, seorang yatim-piatu yang hidup dilanda kemiskinan. Direndahkan, dikucilkan, dihina, dan diperlakukan tidak baik oleh semua orang, sudah menjadi makanan sehari-hari baginya.
Di dunia yang mengandalkan kekuatan sebagai hal utama, Yuan Chen tak mempunyai kesempatan untuk berlatih, ia selalu sibuk setiap harinya hanya untuk mencari sesuap nasi.
Namun, kehidupannya perlahan berubah, di saat takdir mempertemukannya dengan seorang Kakek tua yang memberinya Batu Hitam yang memberikannya kekuatan dan menjadikannya sangat kuat. Dan saat itulah Yuan Chen pun bangkit dari keterpurukannya dan memulai perjalanannya di dunia kultivasi yang kejam ini. Inilah kisah Yuan Chen, seorang pemuda yang berhasil menguasai Tiga Alam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon APRILAH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tingkatan Ranah Kultivasi
Mu Ling melompat, pedang di tangannya bergerak horizontal, mengarah kepada Yuan Chen. Namun, Ding Zhi dengan cepat menggunakan tubuhnya untuk menahan tusukan pedang Mu Ling yang hendak mengenai Yuan Chen, membuat pedang itu pun menusuk bahu kanan Ding Zhi, menembus kulit, menembus daging hingga ke tulang.
Ding Zhi pun mendecak pelan, menahan rasa sakitnya di saat pedang itu masih menancap di bahu kanannya.
"K— kak Ding!" ujar Yuan Chen, nadanya bergetar, sangat begitu terkejut di saat melihat Ding Zhi berkorban sebanyak itu untuk menyelamatkan nya.
Mu Ling pun segera mencabut kembali pedangnya, membuat darah merah itu keluar muncrat dari tubuh Ding Zhi, dan tubuh Ding Zhi pun seketika runtuh, tetapi Yuan Chen segera menangkapnya, meletakkan tubuh Ding Zhi dengan sangat berhati-hati di pangkuannya.
Yuan Chen sangat begitu khawatir bercampur sedih, bibir atas dan bawahnya bergetar, kedua matanya membola bulat, menatap Ding Zhi yang mulai pucat pasih.
Yuan Chen pun segera memalingkan pandangannya, kedua sudut matanya melebar, menatap Mu Ling dengan tatapannya yang sangat tajam, kemudian Yuan Chen pun berbicara, "Mu Ling! Kenapa kau melakukan semua ini? Dia Ding Zhi, teman satu Akademi denganmu!" Yuan Chen berbicara dengan nadanya yang tinggi dan segala bentuk kemarahannya.
"Ha haa!" Mu Ling tertawa terbahak-bahak, "Kalau lemah, ya lemah saja! Sok-sokan mau menjadi pahlawan, cih... tidak tahu diri!" sambung Mu Ling dengan sangat begitu sinis.
Namun, saat itu tubuh Yuan Chen mengeluarkan cahaya yang menggebu-gebu berwarna keemasan dengan aura spiritual yang begitu pekat dan kuat. Aura keemasan itu nampak jelas, membuat hempasan udara yang membuat Mu Ling dan kelima pengikutnya berulang kali harus terdorong ke belakang.
"Ada apa ini?" ujar Mu Ling, kaget. Ia pun menancapkan kakinya di atas permukaan tanah, di samping anak tangga. Tekanan dari hempasan udara itu sangat kuat, bahkan membuat dentuman demi dentuman yang keras.
Mu Ling yang hanya berada pada Ranah Tubuh Kaca, tak kuat menahan hempasan udara yang sangat begitu mengerikan. Membuatnya harus terhempas sejauh dua puluh meter.
"Bo— bocah ini ... ada yang aneh dengan bocah ini! Cepat, lari!" teriak salah satu pengikut Mu Ling dengan sangat ketakutan. Dia pun melarikan diri dengan langkahnya yang sangat cepat, diikuti dengan keempat pengikut Mu Ling yang lainnya.
"Mau kemana kalian? Cepat! Kembali!" teriak Mu Ling, sangat begitu marah dengan suara teriakannya yang begitu kencang di saat kelima pengikutnya meninggalkannya.
Mu Ling pun kembali memusatkan pandangannya ke depan, melihat sosok Yuan Chen yang nampak sangat berbeda dari biasanya.
Saat itu, dari kedua sisi mata Yuan Chen mengeluarkan nyala api, tetapi api itu sedikit berwarna keemasan. Sorot matanya yang menatap tajam ke arah Mu Ling, menunjukan suatu amarah yang sudah sangat lama terpendam, ditambah dengan saat ini, saat di mana amarah Yuan Chen semakin memuncak di saat melihat satu-satunya teman yang ia miliki, terluka di depan mata kepalanya sendiri.
Kedua telapak tangan Yuan Chen terkepal kuat, saking kuatnya, kepalan tangan itu bergetar, bahkan gigi atas dan bawahnya beradu.
"Kau sudah keterlaluan, Mu Ling!" kata Yuan Chen dengan nadanya yang menggeram seperti seekor naga.
Mu Ling, tak menjawabnya. Ia hanya merasakan rasa takut yang kini terus menghantuinya. Sosok Yuan Chen, benar-benar membuat tubuh Mu Ling bergetar.
Dia tidak pernah menyangka, bocah lemah yang tidak pernah belajar seni bela diri, ternyata mempunyai kekuatan sekuat itu. Bahkan hanya merasakan auranya saja, membuat sesuatu seolah-olah tengah mencekik lehernya, memaksanya untuk tetap diam.
Namun, salah satu Tetua Akademi Tujuh Warna tiba-tiba datang, ia pun menghempaskan aura spiritualnya, membuat hempasan udara yang kuat.
Dia adalah Tetua Qin Yi— 30 tahun, seorang wanita yang telah mencapai tingkatan Ranah Kaisar Tempur bintang 9, dan selangkah lagi melangkah ke tahapan yang lebih tinggi, Alam Tranformasi Roh.
"Aku rasa, cukup sampai disini saja," ujar Tetua Qin, dengan nadanya yang begitu lembut. Tapi, mampu memadamkan semangat juang Yuan Chen, membuat sosok kekuatan yang bangkit di dalam tubuh Yuan Chen seolah-olah kembali tertidur.
Di dunia ini, tingkatan ranah terbagi menjadi tiga belas tingkatan.
Alam Bawah.
Dasar Bela Diri
Penempaan Tubuh.
- Tubuh Kaca.
- Tubuh Emas.
- Tubuh Sejati.
Ahli Bela Diri - Awal - Menengah - Akhir.
Raja Tempur - Bintang 1-9
Kaisar Tempur - Bintang 1-9
Alam Transformasi Roh
- Pembentukan Ulang Diri Sejati
- Roh di Jalur Surgawi
Alam Ukiran - Awal - Pertengahan - Akhir - Tahap Sempurna.
Alam Atas
Alam Api Ilahi - Awal - Pertengahan - Akhir - Sempurna.
Alam Dewa Sejati - Awal - Pertengahan - Akhir - Puncak.
Keabadian - Abadi - Kaisar Setengah Abadi - Abadi Sejati - Raja Setengah Abadi - Raja Abadi
Di Atas Keabadian
Batas Kaisar Abadi
Penguasa Agung.