Yuna adalah seorang mahasiswa tingkat 3 di salah satu universitas terkenal di kota Ming. Karena beberapa alasan dia dan kaka nya shiriu harus pindah dari rumahnya meski masih dalam kota yang sama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuu Asaki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah rasa
Yuuta yang sedang memperhatikan Yuna yang sedang asik dengan lagu-lagu nya tersenyum sendiri, dia tidak berani mendekati seniornya itu. Dia hanya bisa melihatnya dari jauh. Hingga sampai terlihat Yuna tertidur Yuuta masih memperhatikannya dia mencoba untuk mendekatinya dan dia menutupi tubuh Yuna dengan jaket yang dia pakai. Mungkin saking lelahnya Yuna tidak sadar kalo ada yang memakai kan jaket padanya. Yuuta meninggalkan Yuna yang masih tertidur karena dia harus masuk kelas.
Jam menunjukan pukul 12.30 di ruang BEM terlihat Gin, Irie dan Mari.
" Mari kau tidak bersama Yuna? " tanya Gio yang baru tiba
" Tadi aku lihat dia sedang di perpus, pasti dia ketiduran di sana ". ucap Mari yang sudah tahu kebiasaan temannya itu
" Bukankah sebentar lagi mata kuliah sastra akan di mulai? " tanya Irie
" Ya kau benar, kalian tenang saja nanti aku akan melihat dia sesaat sebelum mata kuliah di mulai". ucap Mari
Di perpus
Mari melihat Yuna yang tertidur di pojok tempat biasa dia berdiam. Mari pun menghampiri Yuna dan berusaha untuk membangunkannya.
" Na, bangun sebentar lagi kuliah sastra akan di mulai, kau mau masuk tidak? " tanya Mari
Karena sudah cukup lama tertidur Yuna pun langsung membuka mata ketika mendengar suara Mari.
" Mari, terimakasih sudah membangunkan aku" ucap Yuna membuka matanya perlahan.
Saat membuka mata dia melihat kalau di atas tubuhnya ada sebuah jaket asing. Dia tidak tahu sejak kapan ada jaket yang menyelimuti dirinya. Tapi dia tidak bertanya pada Mari karena takut akan berkepanjangan. Setelah terbangun Yuna beranjak dari tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi yang ada di perpus
" Tunggu aku mau cuci muka dulu" ucap Yuna pada Mari
Mari pun menunggu temannya itu, Mari melihat ada sebuah jaket yang asing tapi dia tidak berani untuk bertanya pada Yuna siapa pemilik jaket itu.
Setelah selesai mencuci muka dan sedikit memakai bedak dan liptint Yuna pun menghampiri Mari yang masih menunggunya.
" Ayo kita pergi" ajak Yuna sambil membawa tas dan jaket yang ada di meja.
Yuna dan Mari pun pergi dari perpustakaan menuju ruang kelas. Mereka berjalan berdampingan, Mari melihat ekspresi Yuna yang tampak sedang senang dia pun memberanikan diri untuk bertanya.
" Na, kau sedang dekat dengan seseorang ya? " tanya Mari
Mendengar pertanyaan dari temannya itu Yuna hanya tersenyum.
" Jawab dong Na, bukannya hanya tersenyum penuh misteri seperti itu! " ucap Mari penasaran
" Aku tidak sedang dekat dengan siapapun, suasana hati ku sedang senang saja, sebentar lagi akan di adakan pameran di kampus ini, aku sudah mempersiapkan beberapa lukisan untuk di pamerkan, jadi sekarang aku merasa senang sekali " cerita Yuna
" Begitu ya" ucap Mari singkat
Yuna mengikuti mata kuliah terakhirnya hari ini bersama yang lainnya. Kelas selesai Yuna masih terdiam ditempatnya.
" Kenapa kau Na? ayo aku antar pulang! " Gio mengajak Yuna pulang bareng seperti biasa
" Iya, tapi sebelum pulang aku ingin mampir dulu ke toko peralatan lukis yang biasa ya. " ajak Yuna
" Ok" jawab Gio singkat
Yuna, Mari, Irie dan Gio pun berjalan bersama. Sambil mengenakan jaket Yuna berjalan melintasi kelas Yuuta, Yuna melihat ke arah kelas dia mencari seseorang dan setelah melihatnya dia hanya bisa tersenyum. Meski Yuna tidak yakin kalau pemilik jaket itu adalah Yuuta tetapi bau harum dari jaketnya sedikit familiar belakangan ini.
Yuna diantar Gio membeli peralatan lukis yang baru dan setelah itu dia langsung pulang.
" Terimakasih sudah mau mengantarku". ucap Yuna
" Ini tak masalah untukku, selama kau belum menemukan orang untuk menjagamu, kami semua siap untuk menjagamu bersama". terang Gio
" Aku tahu" ucap Yuna singkat
Gio berlalu dan Yuna pun masuk rumahnya, Yuna langsung menuju kamarnya diatas dan membuka jendelanya dia tidak melihat siapa-siapa di rumah sebelah, dia menutup jendelanya kembali walau tidak terlalu rapat.
Yuna menyimpan jaketnya di punggung kursi tempat dia belajar, setelah itu dia menjatuhkan tubuhnya di atas kasur, melihat ke arah langit-langit yang putih sejenak dia tidak melakukan kegiatan apa pun. Hanya melihat ke atas ke arah langit-langit kamarnya.
" Yuuta" Yuna menyebut nama itu dan tersenyum-senyum sendiri.
Setelah beberapa lama Yuna memutuskan untuk membersihkan dirinya. Selesai mandi dia sedikit merias wajahnya dengan bedak memakai make up tipis. Yuna kembali membuka jendela kamarnya berharap bisa melihat Yuuta. Tapi orang yang di harapkan tidak pernah terlihat.
Keesokan harinya karena tidak ada Jam kuliah Yuna sengaja bangun sedikit siang. Meski sudah bangun tapi dia masih asik di tempat tidurnya, Riu pamit berangkat ke kantor nya,sementara Yuna sedang bermalas-malasan di kasurnya. Namun hal itu tidak berlangsung lama, karena terdengar suara mesin cuci berbunyi. Yuna merasa heran suara gaduh apa di pagi seperti ini, ini adalah pertama kalinya dia mendengar suara gemuruh di pagi hari. Yuna pu terbangun.
" Iih berisik sekali mengganggu orang tidur saja" ucap Yuna bangun dari tidurnya
Dia duduk di kasurnya dan mendengarkan dengan seksama suara gaduh apa yang dia dengar pagi-pagi. Setelah beberapa menit dia mendengar suara orang bercakap-cakap, Yuna pun akhirnya tersadar kalau suara itu berasal dari rumah sebelah. Dia membuka jendelanya sedikit dan ternyata di teras atas rumah itu ada seorang wanita dan seorang pria sedang mencuci pakaian. Di lihat dari umurnya mereka adalah kakak beradik. Yuna kembali menutup jendelanya.
" Yuuta tinggal bersama saudara-saudaranya? " bisik Yuna
Karena suara bising itu Yuna akhirnya bangun dan pergi ke untuk mandi. Setelah selesai dia menjemur handuknya di teras atas. Saat Yuna menjemur handuk kedua kakak beradik itu masih berada di sana, dan kali ini di tambah Yuuta yang sedang mencuci piring. Yuna hanya bisa melihat semua itu dan tak bisa berkata-kata. Dia hanya berkata dalam hati " anak laki-laki sebesar itu mencuci piring sendiri? tak ada orang tuanya kah? tidak ada pembantunya kah? " berbagai pertanyaan muncul di benak Yuna.
Saat Yuna sedang termenung melihat Yuuta dan saudara-saudaranya itu, Tiba-tiba ada suara yang memanggilnya.
" Hei,, kau kenapa melihat kami seperti itu? " teriak Nao
Sifat Nao memang sedikit kasar dan manja, karena dia adalah wanita satu-satunya diantara keluarga itu, jadi dia di manja oleh yang lain. Mendengar suara itu Yuna pun tersadar, dia berlalu tanpa menjawab. Yuuta yang melihat kejadian itu hanya terdiam dan kembali melanjutkan pekerjaan nya.
" Wanita yang aneh, aku baru pertama kali melihat ada wanita seumuran dia di rumah itu?" Ucap Nao
" Aku dengar rumah itu punya penghuni baru" ucap Kai.
" Begitu ya pantas saja aku merasa baru melihatnya" ucap Nao kembali.
Yuuta tidak ikut mengomentari apa yang sedang di obrolkan oleh keduaa saudaranya itu.