Seorang gadis yang dipaksa menikah dengan orang yang tidak dikenalnya demi melunasi hutang keluarganya.
Tapi karena sifatnya yang tidak mau diatur, tepat di hari pernikahannya dia memutuskan untuk kabur dan menemui kekasihnya.
Namun apa yang terjadi? Di apartemen, kekasihnya sedang memadu kasih dengan adik tirinya.
Hatinya hancur melihat pengkhianatan di depan matanya. Dan akhirnya dia memutuskan untuk menyetujui perjodohan itu. Dan ternyata eh ternyata laki laki yang menikahinya adalah bosnya sendiri di kantor yang terkenal dingin angkuh dan rumornya tidak menyukai wanita.
Nah untuk mengetahui kisah selanjutnya, ikuti di novel terbaruku yang berjudul " My Husband My Bos"
❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewidewie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part: 4
Vero duduk di atas kursinya sambil menikmati segelas wine dengan seorang wanita muda berbadan sintal dan seksi di sampingnya.
Vero mulai mabuk dan membuka kancing bajunya sendiri kemudian memindahkan tempat duduk wanitanya ke dalam pangkuannya " Emely, kenapa kamu tidak datang menemuiku malam ini ?".
Tanpa menunggu lama, Vero pun melumat bibir seksi yang sudah menantangnya dari tadi.
Emc emc ah ah ( Suara desahan dan decapan bibir mereka yang saling berpagutan membuat wanita itu dimabuk kepayang dan birahinya mulsai membara.
" Sayang, aku menginginkanmu " Bisik Vero yang membuat wanita itu tersenyum kemudian mengajaknya masuk ke dalam kamar.
Vero yang sudah mabuk dan tidak sadar pun berjalan sempoyongan kemudian ambruk di atas tempat tidur.
Wanita itu pun melotot tajam dan berkacak pinggang karena kesal melihat Vero yang sudah tertidur sebelum sempat melakukan apa apa dengan nya " Dasar pria tak berguna" wanita itu pun menggoyang goyangkan lengan Vero untuk membangunkannya " Tuan, ayolah katanya kamu menginginkan aku malam ini. Bangunlah " Dengan berani wanita tersebut mulai membuka seluruh bajunya dan naik ke tubuh Vero lalu menciumi leher dan dada Vero.
Tiba tiba Vero membuka matanya dan melihat wanita yang berada di atasnya bukanlah Emely. Dia pun terbangun dan melotot tajam lalu mendorong tubuh wanita itu hingga terpental ke belakang.
" Apa yang sudah kamu lakukan jalang! Kamu memasukkan sesuatu dalam minumanku! Kamu sadar sedang berhadapan dengan siapa! Sekarang katakan apa tujuanmu melakukan ini padaku! " Ucap Vero sambil mencengkram leher wanita tersebut yang membuatnya menggelijang karena hampir saja kehabisan nafas.
" Ach, a a aku tidak tahu tu tuan.Seseorang memintaku untuk memberikan obat pada minumanmu dan melayanimu hingga kamu puas"
" Katakan siapa dia! Atau kamu mati hari ini juga! " Gertak vero masih dengan tatapan tajamnya.
" Sumpah tuan, aku tidak mengenalnya. Dia memakai masker sehingga aku tidak tahu bagaimana wajahnya"
❤
❤
❤
Mendengar jawaban Hansen, Emely mengangkat kedua alisnya " Kalau begitu masuklah aku akan membantumu".
Hansen pun membulatkan matanya " Apa! Nona muda mau membantuku? Tapi? ".
" Sudahlah, ayo masuk dan kamu kasih tahu aku poin poinnya saja biarkan aku yang mengurusnya. Membuat proposal mah bukan perkara yang berat"
Emely pun segera membalikkan badannya dan mencari laptopnya yang selalu dia bawa di dalam ranselnya, diikuti Hansen yang berjalan di belakangnya.
Di dalam ruangan hotel tersebut Emely dan Hansen mulai membuat proposalnya, Emely menatap serius layar laptopnya sedangkan Hansen memberitahukan poin poinnya serta ikut membantu menghitung seluruh biaya biaya yang dikeluarkan dalam proyek tersebut.
Klik
" Oke Hansen, semua sudah beres sekarang berikan ini kepada bosmu dan kamu tidak akan dipecat " Emely memberikan flashdisk kepada Hansen dengan senyumnya yang semakin manis semanis gula gula.
Hansen pun dengan senang hati segera meraihnya " Wah nona muda sungguh hebat, belum sampai 30 menit semua sudah beres. Tuan muda pasti bahagia memiliki istri cerdas seperti nona muda".
Emely mendengus perlahan kemudian beralih duduk di sofa panjang sembari menutup kembali laptopnya " Hh andai aja dia sudah gak pikun pasti bahagia".
Mendengar ucapan Emely tentu saja membuat Hansen bingung dan menggaruk kepalanya " Pikun? Maksud anda siapa yang pikun?".
" Tentu saja Hansen, dia kan sudah tua. Tapi meskipun begitu dia tetap suamiku, aku akan tetap menghormatinya ".
" Tua? pikun? Apa sih maksud anda? " Hansen masih bingung dan belum mengerti dengan apa yang diucapkan Emely mengenai suaminya ( Bosnya).
" Sudah lah Hansen tak perlu dibahas lagi, aku akan berusaha menerima takdirku memiliki suami aneh".
" Aduh nona muda sungguh saya tidak mengerti maksud anda, tuan muda aneh bagaimana? Dia masih muda lo aku aja manggilnya tuan muda tentu saja dia masih muda seumuran anda ".
Emely terkekeh kecil " Hansen, Hansen, sudah jangan menghiburku. Kalau dia tua juga gak apa apa. Lagi pula ada untungnya juga menikahi pria tua, sebentar lagi dia mati terus warisannya jatuh kepadaku hahahaha. Enggak Hansen cuma bercanda".
Hansen semakin tidak mengerti dan menarik nafasnya dalam dalam " Nona, dengarkan aku baik baik sebelum semua terlambat lebih baik anda bertemu dengan tuan muda sekarang juga, mari saya akan mengantarmu untuk menemuinya di apartemennya".
Emely membulatkan matanya dan menghela nafasnya dalam dalam " Sudahlah Hansen, bukan aku yang tidak mau menemuinya tapi dia yang tidak mau bertemu denganku.Nyatanya di hari pernikahan saja dia sudah meninggalkan ku tanpa mau melihatku".
" Tapi nona sebenarnya "
" Sekarang sudah larut malam sebaiknya kamu pergi dari sini sebelum kita ketangkep nggak lucu kan?" Ucap Emely memotong ucapan Hansen sebelum dia menyelesaikan kata katanya.
" Baiklah nona muda saya pergi dulu terimakasih sudah membantuku membuat proposal, permisi".
Emely pun mengangguk dan mengunci kembali pintunya kemudian merebahkan dirinya di atas ranjang besar dan mewah tersebut.
🌺💫💫🌺
" Ma, aku mau jalan jalan ke luar negeri dengan kak Vero " Ucap Erika sambil menyisir rambutnya di depan cermin, sedangkan Amara berada di tepi ranjang.
" Boleh sayang, tapi semua uangnya berada di tangan papa kamu.Kalau kamu berani memintanya silahkan?"
Erika menghentikan aktivitasnya dan menoleh ke arah mamanya dengan mulut manyun " Memangnya semua sudah mama kasihkan ke papa? Kok mama gak sisain sih buat Erika, ih mama ".
Amara beranjak dan mengusap kedua bahu Erika
" Sayang, kamu tahu sendiri kan bagaimana papa. Dia tidak akan membiarkan siapapun menyakiti anak kesayangannya itu.Tapi kamu tenang saja nanti mama akan memintanya kepada papa".
Erika tersenyum senang dan memeluk mamanya.
" Kak Vero kamu tenang saja uang yang kamu butuhkan akan segera kamu dapatkan, dan kita akan segera menikah. Aduh bahagianya memiliki suami tampan sepertimu " Batin Erika sambil senyum senyum sendiri dan posisi masih memeluk mamanya.
Tiba tiba seseorang menggedor pintu dengan keras dan terlihat terburu buru membuat Amara dan Erika terperanjat dan saling menatap.
" Ma, siapa pagi pagi bertamu gak sopan lagi".
" Mama juga tidak tahu Erika ".
Amara beranjak dan berjalan untuk membuka pintunya.
Ceklek
plaks
Begitu pintu terbuka tiba tiba sebuah tamparan mendarat di pipi Amara dan membuatnya meringis kesakitan.
" Au"
Erika yang mengetahui mamanya ditampar seseorang tanpa tahu alasannya segera beranjak dan mendekatinya dengan muka bersungut-sungut.
" Hei! Siapa kamu berani menampar mamaku!" Gertak Erika sambil menunjuk pada wanita yang sudah menampar Amara itu.
Wanita tersebut memiliki wajah yang cantik dan familiar. Tapi anehnya tanpa sebab tiba tiba dia menampar wajah Amara hingga merah dan membekas lima jari di pipinya.
" Ma, balas dong dia sudah merendahkan harga diri mama! " Ucap Erika.
" Kamu anaknya Amara? Pantas saja kamu membelanya. Lebih baik kamu tanyakan padanya apa yang membuatku datang dan menamparnya! " Gertak wanita itu sambil menatap tajam ke arah Erika.