hay gays. ini adalah kelanjutan dari cerita pengasuh bayi CEO. jadi sebelum kalian mampir ke sini, alangkah lebih baik nya mampir di karya sebelum nya dulu, agar kalian gak bingung dengan alur cerita nya.
..
mau tau kelanjutannya, yuk mampir..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon deby cahya Karmila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kabar kematian.
Sebuah ponsel pun terjatuh, Erlan yang melihat nya segera mendekati sang kakak.
" kak, apa yang terjadi,"ucap Erlan.
" Erlan, serahkan semua urusan di sini kepada Erwin, kita harus segera pulang,"Ucap Erik.
" kenapa kak?, apa yang terjadi,"ucap Erlan.
" ibu Winda meninggal dunia,"ucap Erik.
Erlan membeku di tempat nya, dia tak percaya dengan ini semua, kedua pria itu pun akhirnya memilih pergi dan menyerahkan semua masalah ini pada Erwin.
perjalanan pun hanya membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam, tepat pukul 10 malam kedua pria itu baru saja tiba, dan segera ke rumah sakit.
Terlihat elin yang sudah tak sadar kan diri dan mengeluarkan darah begitu banyak di pangkal paha nya.
Erlan benar benar khawatir, secepat mungkin dia membawa tubuh istri nya ke atas brangkar dan membawa nya masuk ke dalam kamar inap nya.
sedangkan Tiara, wanita itu benar benar tak bisa membendung air mata nya, kehilangan sosok ibu untuk kedua kalinya Membuat dia benar benar terpukul.
" ibu, kenapa ibu meninggal Tiara lagi hiks hiks,"
" mas, ibu mas, dia pergi meninggalkan ku dan elin,"lirih Tiara.
"sayang Ikhlas kan kepergian ibu yah, kamu jangan seperti ini,"ucap Erik.
" tapi mas, aku belum memiliki banyak kenangan bersama ibu, tapi dia sudah pergi meninggalkan ku,"lirih Tiara.
..
"tuan kandungan istri anda benar benar lemah, kami tidak bisa menjamin bahwa kandungan nya akan tetap selamat jika pasien terus saja kelelahan seperti ini,"ucap sang dokter.
Erlan terdiam, pria itu bagaikan di sambar petir di malam hari.
Kenapa masalah terus saja datang bertubi-tubi di dalam kehidupan nya.
setelah dokter itu pergi Erlan pun mendekati brangkar istri nya dan mengelus perut rata itu.
" sayang tolong dengarkan aku, tolong dengarkan larangan ku. Apa kau tidak kasian dengan anak kita hah, apa kau ingin membunuh nya juga,"Ucap Erlan.
" tolong jaga dia baik baik, jangan seperti ini"lirih Erlan menitihkan air mata nya.
Sebuah tangan memegang pundak nya begitu lembut.
Erlan menoleh dan memeluk tubuh sang ibu.
"ibu, Erlan rasa nya tak sanggup menjalani kehidupan ini,"lirih nya.
"kenapa masalah terus saja datang di kehidupan Erlan,"ucap Erlan.
" sabar nak, jangan putus asa seperti itu, percaya lah setelah badai ini, pasti akan ada pelangi yang hadir,"ucap Mira.
"sekarang temui lah ibu mertua mu untuk terakhir kalinya, karena pihak rumah sakit akan mengurus jenazah nya di sini,"ucap Mira.
" tidak mungkin juga kita membawa nya pulang sedangkan elin berada di sini, jadi biarkan dokter yang mengurus, dan ibu ingin kau juga ikut mengurus nya bersama Erik,"ucap Mira.
Erlan mengangguk. "ibu tolong jaga istri ku,"lirih Erlan.
Mira mengangguk, setelah itu Erlan pun keluar.
Mira menatap menantunya, " ibu tau bagaimana perasaan mu saat ini nak, tapi kau juga harus tau jika saat ini ada malaikat kecil yang tumbuh di dalam perut mu. Jangan siksa dia juga nak,"lirih Mira.
Mira kembali menitihkan air mata nya, dia benar benar merasa iba pada putra nya Erlan.
ketika kebahagiaan muncul di dalam hidup nya, pasti ada ada saja masalah yang kembali datang.
" ibu akan selalu berdoa untuk mu nak, ibu ingin melihat mu bahagia sebelum ibu pergi dari dunia ini,"batin Mira.
Coba lah lebih hati-hati dalam menulis.
Nama orang harus di awali huruf kapital.
Setelah dialog harus diberi jarak, agar huruf dan tanda baca tidak berhimpitan.
Penulis juga harus mau menerima kritikan, bukan melulu soal pujian.
Apa kabar dengan author level rendah tapi tulisannya rapi, tidak pernah dilirik pembaca hanya karena karyanya tidak pernah dipromosikan oleh platform?
Kurangi typo. Lelah, ngantuk, buntu ide? Itu bukan alasan untuk anda membenarkan penulisan yang salah di novel anda Author platinum yang nulis asal up.