dari aplikasi salah satu dating ku install di ponsel ku, untuk mengisi waktu gabut ku dan juga aku baru saja kehilangan pekerjaan ku, karena seseorang yang ku anggap baik ternyata dia lah yang membuat ku kehilangan pekerjaan ku, lalu aku juga menulis novel, ketika menggunakan aplikasi dating itu aku mengenal pria yang membuat ku nyaman untuk mengirim pesan singkat, dia selalu menyempatkan waktu untuk merespon pesan dari ku melalui ponsel kita masing masing, dan dari awal aku hanya iseng mengenal pria tersebut dan karena dia lebih matang usianya dari ku, yang selalu ku panggil suhu yang sudah ku anggap seperti seorang kakak, semua keluh kesah ku selalu ku curahkan kepada dia, dan aku semakin merasa nyaman mengenal dengan pria yang ku kenal secara online, dan tidak tahu perasaan itu tumbuh begitu saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afifah Dewi Masithoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dia
Livy kini fokus dengan kesibukan nya bekerja, dan tidak lupa memberikan kabar kepada keluarga nya, akan tetapi dia juga menunggu kabar dari seseorang akan tetapi tidak kunjung dia menerima kabar dari dia.
"Livy berkas yang tadi kamu buat kamu berikan ke pak CEO" ucap Bu Syakila dan Livy mengangguk lalu menuruti perintah dari dia.
Dia pun memasuki lift dan hingga sampai di lantai ruangan pak CEO, dia pun tak lupa mengetuk pintu yang disana sudah tertera ruangan pribadi CEO, dan dia pun masuk setelah mendapat kan izin.
"Selamat pagi pak ini berkas yang sudah di cek oleh Bu Syakila" ucap Livy lalu memberikan berkas yang harus di sampaikan tersebut.
"Tidak ada yg perlu di revisi" ucap nya lalu Livy pun segera keluar dari ruangan tersebut dan membawa kembali berkas tersebut.
"Baik pak saya permisi" ucapnya dengan sopan dia tersenyum menghormati atasannya yang tak lain pemilik perusahaan dimana tempat dia bekerja.
"Apakah dia sudah lupa" gumam nya dalam hati yang menyadari jika wanita di hadapan nya sama sekali tidak mengingat sesuatu, mungkin hanya dia yang salah mengenali seseorang, sudah satu bulan livy bekerja dan sudah bisa beradaptasi di lingkungan tempat kerja baru nya, dan memiliki beberapa rekan kerja disana.
Di dalam lift Livy bertemu dengan kedua wanita yang usianya lebih tua dari dirinya 2 tahun, dan mereka berada di dalam lift yang sama, karena kini sudah masuk jam istirahat.
"Livy nanti malam kamu harus ikut dengan kita" ucap wanita cantik tinggi putih bersih dan rambut panjang lurus hitam yang di biarkan teruraikan, membuatnya terlihat sangat cantik.
"Tidak ada alasan tidak ada uang, nanti malam gaji masuk ke rekening, jika tidak aku akan membayar kan untuk mu" timpal wanita di samping nya yang memiliki rambut pendek sebahuk dan yang memiliki tinggi yg sama, keduanya seperti debkolektor yang sedang menagih hutang.
"Kami berdua akan menjemput mu nanti malam" ucapnya lagi dan yang seperti nya kedua wanita itu tahu jika Livy akan menolak ajakan nya.
"Dan besok hari Sabtu, dan kami tahu kamu tidak ada lembur atau menemani Bu Syakila" ucap Franny yang sudah menanyakan jadwal Livy kepada Bu Syakila, karena Bu Syakila tak lain bibi nya, sehingga dia bisa menanyakan jadwal Livy kepada bibi nya tersebut, dan berkat Bu Syakila kini Livy memiliki teman di kantor, meski keduanya beda divisi dan Franny hanya memiliki teman Dyani yang satu divisi dengan dirinya, dan berkat Franny kini Livy juga memiliki teman yang bernama Dyani.
"Baiklah nanti malam aku akan ikut dengan kalian" ucap Livy yang akhirnya ikut party dengan kedua teman temannya tersebut, dan kini mereka berada di rooftop setelah dari kantin, dan tempat favorit ketiga wanita tersebut yang tak lain rooftop setelah makan siang dan menyempatkan untuk singgah disana.
Bu Syakila tahu jika Livy adalah pendatang di kota besar tersebut hanya seorang diri, dan dia memiliki ponakan yang bekerja disana.
"Kamu ke Jakarta kini tinggal dimana dan bersama siapa, apakah kamu memiliki saudara disini" ucap Bu Syakila ketika jam istirahat dan Livy masih belum mengenal kedua teman nya tersebut, dan Livy menjelaskan jika dia memiliki kerabat jauh akan tetapi dia merasa keberatan jika harus tinggal bersama kerabat jauh nya tersebut, dan memilih untuk tinggal sendiri di kos, dan dari situ Bu Syakila merasa kasihan jika tidak bersama dirinya Livy akan seorang diri berada di kantin di saat jam makan siang, dan dia pun berinisiatif untuk memperkenalkan ponakan nya dengan ponakannya, meski dia merasa insecure jika Livy bisa di terima baik dengan ponakannya karena dia tahu betul jika ponakan nya tidak mudah bergaul dengan orang baru, dan Livy bisa membuat dirinya di terima oleh ponakan nya tersebut dan dengan cepat mereka berdua menjadi akrab.
Livy merasa galau sudah 2 Minggu seseorang yang dia tunggu tidak kunjung memberikan kabar, akan tetapi dia tidak berani memberikan kabar terlebih dahulu dan dirinya hanya bisa menunggu, meski dia sangat kacau pikiran nya akan takut jika dia meninggal kan dirinya, dan dia mengingat lagi jika sebelumnya mereka berdua tidak ada permasalahan sehingga pria itu memilih meninggalkan dirinya, semuanya baik baik saja komunikasi berjalan lancar, dan Livy tidak pernah mencari masalah dengan pria nya, akan tetapi sudah dua Minggu dia tidak ada kabar.
"Livy besok kamu tidak perlu lembur, dan happy weekend" ucap Bu Syakila dan Livy mengangguk paham serta mengucapkan terimakasih, dan dia pun melanjutkan pekerjaan nya agar segera cepat selesai, meski dia tidak dapat konsentrasi akan tetapi dia harus fokus bekerja dan lebih profesional dalam bekerja, dan menyamping kan urusan pribadi dengan urusan pekerjaan.
"Livy kamu baik-baik saja, jika kamu lelah bisa ke ruang kesehatan biar aku melanjutkan nya" ucap Bu Syakila seperti bisa melihat perubahan Livy meski baru mengenal 2 bulan dengan dirinya.
"Tidak Bu saya baik baik saja, dan masih bisa melanjutkan nya dan mungkin setelah ini, saya ke ruang kesehatan" ucap Livy dan dia mengangguk paham dan Livy pun segera menyelesaikan pekerjaan nya, karena memang dirinya perlu istirahat.
Ketika perjalanan pulang dia melihat notifikasi panggilan masuk seseorang yang selama ini dia tunggu, dan dia pun mengabaikan panggilan masuk tersebut, meski dalam hati dia ingin sekali menerima panggilan tersebut dan Livy sudah menyiapkan beberapa sebuah pertanyaan untuk pria tersebut, dan panggilan ketiga pada akhirnya dia pun menekan tombol hijau dan perasaan melawan ego nya, dia berusaha untuk tetap tenang dan Livy tidak ingin terjadi sebuah pertengkaran, antara dirinya dan pria itu dan mereka berdua pun mengobrol, Livy tetap berusaha untuk mengontrol emosi nya, dan akhirnya dirinya bisa tersenyum kembali, kini dia mendengar suara seseorang yang dia rindukan selama ini.
Dan kini Livy bisa kembali tersenyum setelah beberapa hari sebelumnya, dia menunggu seseorang yang hilang tidak ada kabar sama sekali, dia juga tidak memberitahu jika dirinya berada di kota yang sama dan akan tetapi Livy dan pria itu akan bertemu lagi.