Dokter Bedah Serba Bisa

"Tolong dengarkan baik baik. Ujian praktik kali ini adalah anatomi manusia."

Orang orang tertegun, "Apa? Anatomi manusia? Aku tidak salah dengar kan?"

Ujian praktik saja sampai seserius ini.

Para dokter lain mengeluh, hanya Jason satu satunya yang memasang ekspresi percaya diri setelah sedikit terkejut.

Anatomi manusia? Aku ahlinya, akhir akhir ini Jason belajar anatomi manusia ketika tidur walaupun mimpi tapi itu seperti nyata.

"Soal ujian praktik bedah manusia ini diputuskan oleh Direktur Panji. Orang orang yang mendapatkan peringkat lima besar dan tiga besar setelah nilai ujian di gabung akan direkrut rumah sakit kami."

"Sekarang, kalian boleh membentuk kelompok kalian sendiri."

Begitu mendengar peraturannya, para dokter magang saling bertatapan lalu melihat ke arah Jason.

Kalau begitu, mereka tentu saja harus mencari orang hebat.

"Jason, keterampilan anatomi mu bagaimana? Bagus tidak?

"Jason, aku sekelompok dengan mu ya."

"Aku, aku! Aku juga mau sekelompok dengan mu "

Seketika para dokter magang menjadi sangan sibuk. Mereka semua mendekati Jason bahkan sampai mendorongnya.

"Eh jangan dorong dorong!" Jason sedikit terkejut, lalu dia menjelaskan "keterampilan anatomi ku biasa biasa saja."

Begitu mendengar kata kata itu, semua orang langsung pergi untuk membuat kelompok mereka sendiri.

"Biasa saja?kalau begitu tidak jadi."

Saat ini, Vincent juga diam diam menghampiri Jason, ekspresi nya terlihat sangat putus asa. "Apa yang harus aku lakukan? Anatomi ku sangat jelek, aku pikir kemarin akan ujian menjahit jadi aku berlatih menjahit seharian. Tangan ku sampai sekarang bau silikon, tapi ujian hari ini malah ujian anatomi."

Tidak lama kemudian orang orang sudah punya kelompoknya masing masing. Hanya saja Jason anggota kelompok Jason adalah orang orang yang tidak berhasil masuk dua kelompok lainnya. Jadi mau tidak mau masuk kelompok Jason.

"Baiklah, semuanya berbaris dan ikuti aku."

Setelah Wilson selesai bicara dia membawa kumpulan orang ke sebuah ruang latihan baru. "Ini adalah ruang kelas anatomi yang baru dibangun, tapi hari ini akan dipakai untuk ujian praktik."

"Sebelum masuk, aku ingin mengajukan pertanyaan. Menurut kalian apa persyaratan penting untuk jadi dokter yang baik?"

"mm gelar, kan?"

"Ya, aku juga berpikir gelar yang terpenting."

"Tidak, menurutku seorang dokter harus punya hati penuh belas kasih."

"Hati belas kasih? Tidak ada guna nya, bagaimana kalau seseorang punya belas kasih tapi keahlian medisnya jelek? Menurutku yang terpenting adalah keahlian."

"Benar, kamu dapat intinya. Menjadi seorang dokter yang terpenting adalah keahlian."

Saat ini, Direktur Panji berada tidak jauh dari kerumunan dan perlahan mendekat.

"Direktur Panji, Anda sudah datang?" sapa Wilson

Setelah mengangguk ringan, Direktur Panji mmenatap semua orang dan melihat ke arah Jason. "Jason sebagai pemegang pertama ujian praktik tertulis aku sangat penasaran jawabanmu. Menurutmu syarat apa yang paling penting untuk menjadi dokter hebat?"

Jason berkata dengan perlahan "Menurutku seorang dokter harus memahami dan bahkan menguasai anatomi manusia."

Mendengar jawaban Jason tentu saja mereka heboh tidak setuju, mereka juga tidak mengerti. Anatomi? Apa tidak salah? Kalau menjahit mungkin lebih masuk akal. Biasanya ada banyak pasien yang harus dijahit. Apa guna nya anatomi? Itu hanya jadi tambahan pengetahuan saja."

Jason melanjutkan "Gelar dan tehnik menjahit yang disebutkan semua memang penting, tapi menurutku yang paling penting adalah menguasai anatomi. Sebagai seorang dokter yang hebat, baik penyakit dalam maupun operasi hanya dengan menguasai anatomi manusia, kamu baru bisa menemukan titik titik rasa sakit pada tubuh pasien secara cepat dan akurat."

"Contohnya, ada seorang pasien menggalami sakit perut. Kalau kamu menguasai anatomi, kamu bisa mengetahui penyebab sakit perut itu hanya dengan menekan perutnya dengan telapak tangan mu. Tanpa perlu bergantung pada berbagai macam alat pemeriksaan, kamu bisa menemukan penyebabnya dengan akurat."

"itu sebab nya aku merasa menguasai anatomi manusia lebih penting dari pada gelas dan tehnik menjahit."