NovelToon NovelToon
Batu Kertas

Batu Kertas

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers / Pelakor jahat
Popularitas:20.5k
Nilai: 5
Nama Author: Bojone_Batman

Kita tidak pernah tau bagaimana Tuhan akan menuntut langkah kita di dunia. Jodoh.. meskipun kita mati-matian menolaknya tapi jika Tuhan mengatakan bahwa dia yang akan mendampingimu, tidak akan mungkin kita terpisahkan.

Seperti halnya Batu dan Kertas, lembut dan keras. Tidaklah sesuatu menjadi keindahan tanpa kerjasama dan perjuangan meskipun berbeda arah dan tujuan.

KONFLIK, SKIP jika tidak sanggup membacanya..!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone_Batman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25. Berusaha menimbun kobaran api.

Jena sedang mendapatkan perawatan dirumah sakit. Bang Shano sudah berantakan, sejak tadi ia hanya mondar mandir sesekali beristighfar.

Keadaan Jena begitu mengkhawatirkan, sesaat tadi Bang Shano memeriksa darurat keadaan istrinya kemudian langsung membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lanjutan.

Papa Rinto sampai harus mendekapnya karena berkali-kali putranya itu sudah kembali hendak menyerang Bang Dewo.

"Maaf, saya memang salah. Niat saya tidak untuk menjerumuskan Jena. Saya tidak tau kawan saya itu berbuat keji pada Jena." Kata Bang Dewo.

"Sampai terjadi sesuatu dengan anak dan istri saya.. Mati kau, Dewo..!!!!" Ucap tegas Bang Shano penuh amarah.

Lampu ruang tindakan sudah di matikan, dokter pun keluar.

Dokter mengusap bahu Bang Shano. Sekujur tubuh Bang Shano mendadak lemas seakan paham berita yang akan di sampaikan dokter. Bang El sampai ikut menyangga tubuh seniornya itu.

"Benarkah ada tindak pelecehan?" Tanya Bang Shano.

"Benar Pak, dari kecurigaan Bapak atas cairan yang terdapat pada tubuh Ibu Jena." Kata dokter menyampaikan secara perlahan. "Ibu, mengalami keguguran."

Nafas Bang Shano terasa menghilang hingga tidak sanggup menyangga tubuh hingga lunglai.

"Shan.... Sadar, eling..!!!!!"

"Istighfar, Abang..!!" Bang El mencoba menenangkan seniornya yang sudah begitu histeris.

"Cukup Ya Allah, cukuuuupp.." Bang Shano sampai meronta tidak bisa mengendalikan diri hingga akhirnya Papa Rinto memeluk dan mengusap punggungnya. "Aku nggak kuat lagi, cukuuup..!! Astaghfirullah.. Lailaha Illallah."

Bang Shano mencari 'rokoknya' dan Papa Rinto segera mencegahnya. "Kamu kepala keluarga, Le. Jangan kalah dengan keadaan, istrimu juga tidak ingin begini. Ini ujian rumah tanggamu."

...

Setelah cukup lama menata perasaan, Bang Shano menemui Jena di kamar rawat. Nampak Jena sudah sadar tapi dirinya sangat takut bertemu dengan Bang Shano. Wajah sang istri juga masih nampak sembab.

"Assalamu'alaikum." Sapa Bang Shano tersenyum tanpa menunjukan wajah marah dan sedihnya.

Jena masih terpaku, tak tau salam itu terjawab atau tidak.

Satu kecupan mendarat pada kening Jena tanpa bisa Jena menolaknya. Tatap sayang untuk dirinya masih ada dan tidak pernah berubah.

Suara isakan tangis Jena tertahan mencekat pita suara. Bang Shano memeluknya agar istrinya tidak semakin syok menghadapi semua kenyataan pahit.

"Nggak apa-apa. Sudah, jangan nangis lagi..!!" Bujuk Bang Shano sambil menghapus air mata Jena.

Jika dirinya mampu dan sadar menguasai perasaan, tidak mudah untuk Jena menelan pil pahit yang baru saja terjadi.

"Abang juga sedih kehilangan anak, bukannya Abang tidak sayang tapi lebih dia kembali. Sudah ya nangisnya.. nanti Abang buatkan lagi, yang banyak, sekuatmu." Bujuk Bang Shano.

...

Cukup lama Bang Shano menenangkan Jena, sempat istrinya beberapa kali tidak sadarkan diri namun dirinya berusaha tetap tenang meskipun perasaannya berantakan.

Setelah Jena lumayan tenang, Bang Shano mendekapnya dengan erat. Biji tasbih di tangannya terus berputar, ia pahami hatinya juga belum begitu kuat namun sekali lagi sebagai kepala keluarga dirinya harus berusaha 'sadar' lebih dahulu.

"Kalau Abang ingin menceraikan Jena, sekarang saja..!!" Pinta Jena lirih.

Bang Shano mengecup kening Jena, enggan menanggapi cicitan tidak berarti dari mulut sang istri.

"Abang tidak dengar?" Tanya Jena.

Bang Shano mengusap wajah mengakhiri putaran biji tasbihnya.

"Dengar." Satu kali lagi kecup hangat mendarat di kening Jena.

"Ayo, ucapkan sekarang..!!"

"I love you, sayang." Jawab Bang Shano tenang.

Jena memalingkan wajahnya, jelas dirinya tidak sanggup membebani pria yang kini telah menjadi suaminya. Betapa dirinya begitu menyusahkan.

Teringat bagaimana hancur lebur nya perasaan Bang Shano saat mendapati dirinya sudah mendapatkan perlakuan tidak manusiawi dari pria lain. Sekujur tubuh Bang Shano sampai gemetar hebat menahan rasa marah.

"Jena tidak seperti dulu lagi. Banyak wanita yang lebih segalanya. Jena adalah batu di dalam lumpur."

"Memang banyak, seperti bintang di langit. Tapi sinar cerah yang Abang lihat hanya kamu saja. Batu tetaplah batu yang mungkin tidak pernah ada nilainya. Hanya saja kamu adalah batu yang Abang inginkan sebagai penghias taman, taman di hati, taman di surga. Tak peduli ada lumpur, Abang akan menunggu air hujan membersihkannya. Tuhan yang berkuasa atas hujan."

"Jena tau, tapi seumur hidup Abang akan mengingatnya, mengingat Jena yang tidak pernah sempurna karena sudah berjejak." Jawab Jena.

Bang Shano membungkam bibir Jena dengan bibirnya beberapa saat. Jujur rasa campur aduk masih bergelayut mengobrak-abrik perasaan. Nafasnya menepis perasaan sakit yang membuat batinnya tertekan sekaligus terpukul.

"Abang akan menutup, merapikan semua jejak sampai kamu sendiri tidak bisa melihatnya lagi. Abang janji akan membuatmu lupa kejadian hari ini. Abang sendiri yang akan menyembuhkan setiap lukamu." Ucap Bang Shano. Ia kemudian mengarahkan wajah Jena agar menatapnya meskipun Jena selalu berpaling. "Seumur hidup, kamu hanya akan ingat Abang. Berjanjilah untuk tidak lagi keluar rumah tanpa sepengetahuan Abang."

Jena mengangguk, rasanya ucap maaf pun tidak akan mengubah apapun atas peristiwa pahit ini.

Tak berapa lama Bang Hananto dan Risha tiba. Mereka melihat Bang Shano sedang memeluk Jena. Bang Shano pun mengarahkan telunjuk di depan bibirnya agar tidak bertanya apapun.

~

"Apa motif Dewo sampai berani berbuat seperti itu, apalagi dia sadar betul kalian sudah menikah. Jelas kamu punya hak untuk meng***li istrimu meskipun yaaaa.. Tapi.. untuk apa uang itu? Dewo mengakui juga kalau uang itu untuknya." Tanya Bang Hananto penasaran.

.

.

.

.

1
Linda Putra
ka ko yg judul noda merah ga ada lagi
Nia nurhayati
lanjuttt mbk nara aku dah kasih votee yaaa
Nia nurhayati
duhhh soswetttt buanget mama papa😍😍
dyah EkaPratiwi
udah mama papa aja ini
Maysuri
oh....papa sayang....
putri
🥰🥰🥰🥰
Nabil abshor
loooh,,,, inyong ikot nangeeessss,,,,,, ,😭😭😭😭😭😭
Maysuri
iklas itu emang susah....
dyah EkaPratiwi
semoga bisa berbahagia berdua
Lendra malayu
bang el ketemu jodoh ni /Joyful/
Denis blora
nah ini calon pawang nya bang El
Denis blora
aku melu ngelu
Denis blora
kasihan kau bang El🤣🤣
Denis blora
aku 😭😭😭 dengar raungan bang shano
Denis blora
dikira teh kota,,bisa tukeran rasa🤦
Denis blora
ini bang Rinto yg di ujung peluru GK sih??
bukanya istri bang Rinto itu Anya ya??🤦🤦
Bojone_Batman: Hehehe.. Beda ya mbak. Biar gk pernah ilang nama2 disana 😊🤗
total 1 replies
Denis blora
assalamualaikum kak Nara,,udah lama gk buka buku novel toon.
aku mampir LG nih di cerita kak Nara
Bojone_Batman: Wa'alaikumsalam😇. Selamat datang kembali kakak🥰
total 1 replies
Maysuri
jodohmu bang El d depan mata tu....😁😁
Nabil abshor
apaa lagi iniii,,, apalagi,,,, wkwkkwwk
Nia nurhayati
ya salammm abis nangis haru ee langsung di ketawa ngakakkkk ahhh sungguh para pasukan loreng yang sangat kampret ini mah🤣🤣🙈🙈
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!