Raja, seorang penipu ulung dengan reputasi yang buruk, terjebak dalam sebuah apartemen yang salah. Di sana, ia bertemu dengan Ratu, seorang dokter yang sedang patah hati dan berniat bunuh diri. Pertemuan yang tidak biasa ini membuat mereka terikat dalam sebuah hubungan yang kompleks.
"Aku menemukan seseorang yang sepertimu, tapi dia pencuri!" Ratu Adhitama menatap pria yang mirip dengan seseorang yang sulit ia lupakan.
"Pencuri ini akan menjadi penyembuh luka yang kau rasakan selama ini," gumam Raja dengan senyum menyeringai.
Akankah Raja berhasil mencuri hati Ratu Dokter cantik? Atau ia terjebak dengan permainan yang ia buat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda FK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Manik mata Justin dan yang lainnya berbinar mendengar ucapan Raja. "Kau ingat padaku, Martin?" tanya Justin sangat antusias.
"Lagi-lagi kalian memanggilku Martin, aku Raja suami Ratu Adhitama" celetuk Raja membuat semua orang kecewa.
Membuat Raja mengingat kembali siapa dirinya ternyata sangat sulit. Ratu mengangguk memberi kode kepada yang lainnya untuk tidak memaksa Raja mengingat kenangannya yang telah hilang. Dokter mengatakan apabila terlalu dipaksa akan berdampak buruk pada diri Raja.
Lucas dan Justin undur diri, mereka memiliki janji bertemu Axel di kediaman Tuan Angelo. Setelah mereka pergi, Birel masuk ke dalam ruangan lalu menyapa Raja dan yang lainnya.
Raja menatap Mark yang masih setia di samping Luna. "Kenapa kau tidak ikut bersama mereka?" tanya Raja penasaran.
Mark menggenggam tangan Luna lalu tersenyum, "Kami sekarang sepaket, dimana ada Luna di situ ada Mark yang menemani."
"Lebay," cibir Birel.
Namun Luna dan Ratu malah terkikik dengan tingkah Mark yang tidak mau lepas dengan wanitanya.
"Tidak bisa! Kami akan membahas misi kau tidak boleh ikut serta" protes Raja.
Ratu dan Mark tercengang mendengar ucapan Raja yang masih sempat mengingat misi penipuannya saat dalam keadaan seperti ini.
"Kau masih sakit, Sayang" ucap Ratu dengan lembut.
Raja tersenyum menatap sang istri yang sedang mencemaskannya. "Kau tenang saja, aku akan baik-baik saja."
"Dalam keadaan seperti ini kau masih ingin mencuri? Andai kau tahu kekayaanmu melebihi hasil curianmu," celetuk Mark.
"Benarkah? Apa kau masih bersikeras kalau aku ini Martin temanmu? Sudah ku katakan aku ini Raja. Perlu aku tekankan aku RAJA" sahut Raja menimpali.
Mark menghela napas panjang, ia harus mengalah karena Martin saat ini tidak mengingat apapun. Mark pun mengalah ia keluar dari ruangan agar tidak mengganggu mereka.
"Jadi target selanjutnya siapa?" tanya Birel penasaran.
Raja memproyeksikan foto dan profil seseorang pria pada dinding ruangan. "Dia adalah Sisilio Hernandez, rentenir paling kejam di kota. Awalnya ia sangat manis membantu orang-orang yang kesusahan, memberikan mereka pinjaman uang. Namun, ternyata pinjaman yang mereka memiliki bunga yang sangat tinggi, bahkan sudah banyak korban yang menjadi korbannya" kata Raja menjelaskan dengan serius.
"Sudah banyak korban yang kehilangan rumahnya bahkan ada yang hingga bunuh diri karena ulah pria itu," sambung Raja lagi.
"Lalu, rencana kita apa? Apa kita berpura-pura menjadi peminjam yang membutuhkan uang?" tanya Luna penasaran.
Raja menggelengkan kepalanya, "Aku dan Birel akan menjadi orang yang dapat mereka percaya untuk menyimpan uang mereka."
Ratu sejak tadi masih tidak percaya dengan apa yang ia dengar dan lihat. Pria yang ia cintai ternyata otak penipuan tim nya selama ini.
"Birel akan mengakses agar uang yang mereka miliki dapat masuk ke akun kita dengan sendirinya," ucap Raja dengan nada pelan berharap Ratu tidak mendengar akal bulus suaminya.
Meskipun berbicara dengan pelan, Ratu tetap dapat mendengarkan. "Ck ck, kalian memang licik!"
Luna terdiam sejenak, ia sedang memikirkan resiko yang akan mereka hadapi sekarang. "Tapi kurasa kita membutuhkan Mark untuk melindungi kita."
"Kau memang tidak bisa jauh darinya sekarang!" sindir Birel lalu tersenyum tipis.
"Luna ada benarnya, mereka pasti memiliki orang-orang kuat di belakang mereka. Kita harus berjaga kalau terjadi hal yang tidak diinginkan. Aku akan meminta Mark dan Lucas untuk melindungi kita dari jauh."
Di sisi lain saat ini seorang pria bertubuh tinggi besar sedang memandang foto Raja, ia tersenyum menyeringai mengingat bagaimana Martin dan kawan-kawannya menghabisi rekannya.
"Kau masih hidup ternyata, Martin" ucap Pria itu lalu menghisap rokok yang baru saja ia nyalakan.
Kepulan asap rokok mengudara di ruangan, seorang pria yang duduk di dekatnya merasa terganggu dengan asap itu. "Apa yang akan kita lakukan selanjutnya, Leonard?" tanya pria itu.
"Dekati musuh-musuh yang berkaitan dengan Raja, seperti Josh, dan Lucio. Kita akan membuat sekutu yang kuat untuk melawan mereka" kata Leonard dengan tegas.
Ya dia Leonard musuh besar Martin dan kawan-kawannya. "Dan ingat, kau jangan bertindak bodoh seperti Siska! Wanita itu ku suruh mendekati pemimpin The Black malah jatuh cinta dan melahirkan anak Justin!" sambungnya lagi.
"Baik!"
"Ingat Frans, mereka semua yang menghabisi Ayahmu. Bahkan Martin musuh Ayahmu masih hidup, tidak adil bukan. Ayahmu mereka bunuh karena menembak Martin, namun nyatanya Martin masih hidup" pungkas Leonard.
Frans mengepalkan tangannya mendengar ucapan Leonard, darahnya seperti mendidih karena marah.
"Aku akan membalas dendam Ayah, kau tenang saja. Aku tidak akan seperti Fransiska!" ucap Frans dengan tegas.
"Apalagi Martin saat ini kehilangan ingatannya, ia sampai saat ini masih menganggap dirinya Raja" sambung Frans tersenyum puas.
Leonard mengangguk puas melihat tekad Frans. "Baik, aku percaya padamu. Sekarang, mari kita fokus pada rencana untuk mendekati Josh dan Lucio. Kita perlu tahu apa yang mereka rencanakan dan bagaimana kita bisa memanfaatkannya untuk keuntungan kita."
Frans mengangguk, "Aku akan mulai mencari informasi tentang mereka. Tapi apa yang akan kita lakukan dengan Martin? Apakah kita akan membiarkannya hidup dengan ingatannya yang hilang?"
Leonard tersenyum dingin. "Tidak, kita tidak akan membiarkannya begitu saja. Kita akan menggunakan ingatannya yang hilang untuk keuntungan kita. Kita akan membuatnya percaya bahwa kita adalah temannya, dan kemudian kita akan menghancurkannya dari dalam."
Frans tersenyum setuju. "Aku suka rencana itu. Mari kita mulai."
Leonard mengangguk. "Baik, mari kita mulai. Kita akan membuat Martin menyesali hari dia dilahirkan."
"Tapi kita jangan lupa Axel dan Mark masih bersamanya, apalagi ku dengar Justin baru saja sampai. Kekuatan mereka akan melemah kalau mereka terpecah" usul Leonard dengan senyum menyeringai.
"Kelemahan Axel adalah Martin, bila Martin terluka atau berhasil kita habisi dia pasti akan merasa kesakitan. Aku tidak sabar untuk menantikan saat itu" cetus Frans tersenyum licik.
"Bagaimana kalau aku menjebak Siska seolah itu perbuatan Axel, mereka kan masih memiliki dendam dengan saudaraku?" usul Frans.
Leonard menggelengkan kepalanya, "Siska bukan orang bodoh yang gampang kau tipu. Lagipula para The Black sudah berdamai dengannya."
"Satu-satunya yang akan terperdaya hanya Martin yang amnesia, dia dan rekannya akan kembali beraksi. Aku akan mengintai siapa korban dia selanjutnya, dari situ kita akan menjebaknya dan membuatnya tidak mempercayai para The Black dan malah mempercayai kita" cerocos Leonard dengan panjang lebar.
Frans tersenyum sumringah, "Kau benar-benar licik!"
Leonard tergelak, "Aku belajar banyak dari mendiang Ayahmu."
....
Maaf ya gaees up nya lama..ssh sekali aku msk pake hp lain..terima kasih banyak dukungan kalian sejauh ini gaess gomawo calanghaye😊😊