NovelToon NovelToon
RAMALAN I’M Falling

RAMALAN I’M Falling

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Enemy to Lovers
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Tinta Selasa

Soraya adalah gadis paling cantik di sekolah, tapi malah terkenal karena nilainya yang jelek.
Frustasi dengan itu, dia tidak sengaja bertemu peramal dan memeriksa takdirnya.

Siapa sangka, selain nilainya, takdirnya jauh lebih jelek lagi. Dikatakan keluarganya akan bangkrut. Walaupun ada Kakaknya yang masih menjadi sandaran terahkir, tapi Kakaknya akan ditumbangkan oleh mantan sahabatnya sendiri, akibat seteru oleh wanita. Sementara Soraya yang tidak memiliki keahlian, akan berahkir tragis.

Soraya jelas tidak percaya! Hingga suatu tanda mengenai kedatangan wanita yang menjadi sumber perselisihan Kakaknya dan sang sahabat, tiba-tiba muncul.



Semenjak saat itu, Soraya bertekad mengejar sahabat Kakaknya. Pria dingin yang terlanjur membencinya. ~~ Bahkan jika itu berarti, dia harus memaksakan hubungan diantara mereka melalui jebakan ~~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tinta Selasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 4

Kulit seputih susu, badan yang lebih mungil, mata sipit yang menimbulkan kesan lugu, khas kecantikan Asia timur.

“Tuh benarkan, cantik.” Ujar Melati, yang mendapatkan senyuman sinis Soraya.

“Lumayan lah, but not prettier than me.” Ujar Soraya dengan dagu terangkat.

Melati yang mendengar ini, langsung melengos.

“Hadeh, kebiasaan. Memang sih cantikan kamu kemana-mana. Tapi kalau aku nggak salah dengar tadi, dia tuh seusia kita, tapi sudah masuk kuliah karena beberapa kali lompat kelas. Bayangin dong seberapa cerdas dia.”

Soraya yang mendengar ini, sedikit gemetar di sudut bibirnya. Dia menatap Melati dengan tatapan yang bisa membunuh, karena menyentuh titik lemahnya. Tapi begitu, dia menolak tersakiti sendirian. “Memang kenapa kalau dia lebih cerdas? kau minder yah?”

“Kok jadi aku yang minder?”

“Ya iya, secara kau juga cerdas! tapi tidak lebih cerdas dari dia. Sementara aku, … dia tidak lebih cantik dariku. Jadi jelas dong.”

Melati yang mendengar ini, mendengus dibuat. Dia yang tadinya ingin menggoda Soraya dengan memanas-manasi, nyatanya panas balik dibuat. Dia melipat kedua tangan di dada, “Udah ah, nggak asik.”

Soraya menarik sudut bibirnya dengan angkuh, dan merangkul pundak Melati. “Cie si ambisius merajuk.” Godanya. “Sudahlah, jangan ditaruh di jantung, toh dia masih tidak akan merubah perhatian ayang Rex padaku.”

“Yah, si bodoh.” Gumam Melati pelan. Dia menyamping menatap Soraya, “bukan jantung! tapi hati Sora! hati! jantung bukan tempat perasaan. Lagipula, lihat sana!”

Melati membalikkan tubuh Soraya, mengarahkannya pada Rex yang saat ini sedang bersama dengan gadis itu.

“Lihat, kau lihat baik-baik. Perhatian ayang Rex apanya? Memang Rex pernah membiarkanmu menyentuh rambutnya begitu? atau pernah, Rex bercanda denganmu seperti itu? wake up bestie, jangan halu terus!” Ucap Melati yang mulai kesal.

Soraya yang melihat ini, menggigit bibir bawahnya tertahan. Entah bagaimana dia akan membantah hal ini. Karena memang walaupun Rex tidak pernah menolak perhatiannya, tapi juga tidak pernah benar-benar menerima. Hubungan mereka hanya sebatas penggemar. Berbeda dengan Rex saat berada disekitar gadis itu, hubungan mereka tampak hidup dan asyik.

“Biangsyat lah,” maki Soraya dengan slay.

“Nah, kepanasan kan sekarang?”

“Kepanasan? memangnya aku homo item!”

“Homo item?”

“Itu, berdarah panas.”

Otak Melati melambat untuk sesaat, sebelum dia memukul bahu Soraya kesal sekali. “Homoiterm! homoiterm Sora, bukan homo item! Itu sebutan untuk hewan berdarah panas! penyebutannya salah, terus nggak pake spasi bodoh.”

“Ya iya, sama aja!” jawab Soraya acuh.

“Sama bagaimana! memangnya kamu homo terus item? atau memangnya kamu hewan!” Kesal Melati, yang masih dijawab Soraya.

“Lah, bukannya itu teori revolusi Darwin?”

“Okay shut up. Cukup Soraya, itu teori evolusi! evo-lu-si bukan revolusi bodoh.” Kali ini Melati mulai marah, dan melarang Soraya membuka mulut lagi, apalagi saat pertandingan di mulai.

Soraya yang matanya terus mengikuti Rex, hanya mengangguk mengiyakan. Dia bertahan dalam diam, hampir setengah permainan. Namun saat sebentar lagi hendak memasuki waktu istirahat pertengahan, Soraya kembali melakukan sesuatu menurut kebiasaannya. Dia yang baru saja membeli air, bergeser posisi agar lebih menyamping. Ini dimaksudkan, agar dia bisa memberikan air kepada Rex di bagian ujung.

“Mau kemana?” Tanya Melati.

“Biasalah.” Ujar Soraya menunjukkan botol air.

“Ih bibit pelakor. Kan sudah dibilang, itu mungkin ayang-nya si Rex, kenapa masih maksa bawa minuman kesana?”

Kedua alis Soraya menukik tidak senang menatap Melati. “Dih, kan belum jelas. Ya makanya aku kesana, sekalian buat cari tahu.” Kukuh Soraya.

Tanpa mau menunggu Melati bicara lebih, dia yang berada di tengah, segera menggeser diri lebih cepat. Dia berjalan dekat ke tempat istirahat Rex, sekaligus tempat dimana gadis itu berada.

Tapi Soraya yang matanya kini terfokus pada gadis yang menjadi saingannya itu, tidak lagi memperhatikan jalan. Hatinya dipenuhi dengan banyak hal buruk, hingga baru sadar saat kakinya tersandung.

BUG. Soraya pikir dia akan membentur lantai, jadi dia sudah menutup mata pasrah. Namun alih-alih lantai, tubuhnya malah membentur tubuh lain.

“Kamu tidak apa-apa?” Tanya suara itu pelan.

Soraya mengangkat kepalanya perlahan, dan menatap kaget. “Kenapa?”

“Maaf, kenapa apa?” Bingung gadis itu.

“Kenapa harus kau sih.”

Soraya tidak pernah mengira, orang yang akan menolongnya, akan menjadi orang yang dia tandai sebagai saingan. Jadi dalam kebingungan gadis itu, Soraya cepat-cepat berdiri. Dia mengatur penampilannya cepat, sebelum berterimakasih dengan sebelah alis terangkat tinggi. “Oke, lupakan apa yang kukatakan. Terimakasih sudah menahanku.”

“Hey ladies, kalian tidak apa-apa?”

“Rex---”

“Huhuhu, sakit ayang Rex.” Potong Soraya pada ucapan gadis itu. Rex yang mendengar ini, langsung tersenyum lembut. Dia mendekati Soraya dan menanyakan, “Yang mana?”

Hell yeah, semoga Melati kampret itu melihat, bagaimana ayang Rex tetap perhatian padaku. Pikir Soraya picik, sambil mencuri pandang ke arah Melati. Ingin memastikan sahabatnya itu melihat.

“Cantik? yang mana, yang sakit?” tanya Rex, yang kini wajah mereka hanya berjarak beberapa senti saking dekatnya.

Mengalami momen langka seperti ini, mata Soraya membulat sempurna. Kali ini dia berganti menatap gadis yang menolongnya tadi, dengan pikiran yang semakin picik. Oh ya ampun, dia pasti cemburu sekali sekarang, hihihi....

Soraya melanjutkan aksi pura-pura dan tidak bergunanya, ditengah waktu istirahat Rex. Dia yang tidak ingin Rex bicara dengan gadis itu, selalu memotong pembicaraan mereka. Membuatnya bersorak penuh kemenangan di dalam hati.

Setidaknya itulah yang terjadi, hingga ketika tiba saatnya Rex ingin minum. Baik gadis itu maupun Soraya, sama-sama menyodorkan minuman. Untuk sesaat orang-orang yang melihat ini, diliputi ketegangan. Mereka mengira-ngira, minuman siapa yang akan diambil Rex.

Sementara Soraya, dia menatap gadis itu dengan intimidasi dan senyum sinis, membuat gadis yang tampak lembut itu, menarik tangannya perlahan.

Tapi ketika tangan gadis itu mulai mundur, disitulah Rex mengambil minuman dari tangannya.

DEG. Soraya seperti orang bodoh dalam beberapa detik, mencoba mencerna apa yang terjadi.

Dia memilih minumannya? Syok Soraya.

Sementara Rex, dia tersenyum lembut pada Soraya. “Cantik, lain kali saja yah, ini adalah jus buah yang kebetulan aku perlu sekali.” Ujar Rex, sambil mengangkat botol ditangannya.

Didepan mata Soraya, Rex meminumnya, yang entah bagaimana menimbulkan gemuruh suara orang-orang yang bersorak. Walaupun berusaha untuk tidak mendengar, namun Soraya tahu, bahwa gemuruh itu, adalah ejekan untuk dirinya.

Sementara gadis yang menolong Soraya tadi, menatapnya dengan iba. Dia antara ingin bicara, tapi takut pada Soraya.

“Thank you Taira, ini pas sekali rasanya.” Ujar Rex, sebelum berlari kembali ke lapangan.

Soraya yang belum pulih dari syok, tiba-tiba merasa dipukuli di kepala, mendengar nama gadis itu. “Taira?”

Gadis itu refleks menoleh pada Soraya, “Maaf, kamu menyebut namaku?”

Alis Soraya menukik tajam dengan cepat, dia bisa merasakan kerongkongannya kering.

“Namamu terdengar familiar, ... mengingatkan ku pada ....” Soraya tidak bisa melanjutkan ucapannya karena kelu di lidah.

Sementara gadis yang bernama Taira itu, langsung tersenyum lembut, menunjukkan deretan gigi putihnya. Dia senang karena diajak bicara Soraya. “Sejujurnya aku jarang mendengar seseorang dengan nama yang sama denganku. Tapi siapa yang tahu, lagipula aku baru disini.”

DEG. Wajah Soraya dengan cepat menjadi pias.

“Baru? maksudmu ka-kau pertama kali disini?”

“Sebenarnya tidak, aku pernah sekali kesini waktu kecil. Jadi ini adalah kali kedua tepatnya.”

Soraya mengangkat kedua tangannya di depan Taira secara tiba-tiba, dia juga mengubah posisi duduknya menghadap Taira.

“Wait, ... jangan katakan, kau sedang belajar kedokteran dan melakukan pertukaran mahasiswa disini?”

Kini giliran Taira yang terkejut, dia menatap heran Soraya. “Bagaimana kamu tahu? apa Rex memberitahu?”

“HAAAAA!!” Soraya setengah menjerit manakala Taira membenarkan apa yang dikatakannya. Sementara Taira, dia merasa takut melihat reaksi tidak wajar Soraya, yang kini sudah pucat. “Kamu ke-kenapa?”

“Jangan menyentuhku!” Tahan Soraya, pada tangan Taira yang terarah padanya.

“Tidak, tidak, ini tidak mungkin benar.”

Suasana canggung, menjadi semakin canggung, manakala Soraya tiba-tiba berlari seperti orang ketakutan.

“SORAYA! SORAYA!” Teriak Melati ditengah kerumunan. Dia dengan cepat, mencoba mengejar Soraya, yang benar-benar lari ketakutan. Yang saking takutnya, menyambar siapa saja yang dia temui.

Dalam setiap langkahnya, Soraya menggeleng keras, dengan terus bergumam. “Tidak, ini tidak benar.”

Dia masih menolak percaya, bahwa hal-hal yang dikatakan sang nenek peramal, benar-benar terjadi.

1
Esti Purwanti Sajidin
wedewwww lanjut ka sdh tak ksh voteh
Nixney.ie
Saya sudah menunggu lama, cepat update lagi thor, please! 😭
Ververr
Aku udah rekomendasiin cerita ini ke temen-temen aku. Must read banget!👌🏼
Oralie
Masuk ke dalam kisah dan tak bisa berhenti membaca, sebuah karya masterpiece!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!