Mengejar Cinta Ibu Dosen

Setelah surat pengunduran diri Tio di terima oleh Dave, Tio benar-benar langsung meninggalkan kampus tanpa berbasa-basi untuk berpamitan dengan dosen dan staff lain yang selama ini membantunya.

Berbeda dengan Tio, Cita justru diberi kesempatan untuk tetap mengajar. Berita soal Tio dan Cita benar-benar hanya di dengar oleh rachel dan Joni, bahkan mereka tidak menceritakan kepada rekan dosen lain meskipun mereka terlihat dekat.

“Tiba-tiba banget Pak Tio resign, kenapa ya?” Tanya Elsa.

“Mungkin Pak Tio menemukan tempat baru yang lebih besar gajinya” Jawab Vira.

Cita berada di ruangan dosen hanya diam saja, bahkan tidak ikut membahas tentang mundurnya Tio dari jabatannya.

“Mungkin mereka benar-benar gak tahu” Batin Cita.

Cita masih tetap dengan angkuhnya di kampus, namun kali ini Cita tidak begitu dominan karena tidak ada yang akan mendukungnya.

“Tujuanku kali ini kalau memang gak bisa dapat Tio, berarti Bara” Gumam Cita.

Sore ini Cita sedang menunggu kedatangan Bara yang akan menjemputnya, entah sejak kapan mereka menjadi dekat namun Bara dan Cita sudah terlibat kedekatan bahkan sejak Cita masih bersama dengan Tio.

“Pak Bara, dari mana?” Tanya Cita

“Dari rumah sakit, sudah dari tadi menunggu?”

“Belum, baru saja”

“Kita kemana Pak?”

“Makan Bu, di depan ada restaurant enak”

Cita memutar bola matanya malas, karena dia hanya ingin tidur bersama Bara untuk mendapatkan uang, bukan justru menemani Bara makan seperti sekretarisnya.

“Pak Bara saya naikan ACnya ya, saya sedikit kepanasan”

“Silahkan Bu”

Bara memang sering berganti-ganti pasangan, namun Bara masih begitu mencintai Rachel, ditambah lagi Bara sudah sembuh dari sakitnya. Kali ini Bara sudah bisa melakukan hubungan suami istri dengan normal, tidak seperti dulu saat masih menjadi suami Rachel.

Bara menoleh kearah Cita yang sedang sibuk dengan ponselnya, tangan bara tiba-tiba memgang paha Cita dan sedikit meremasnya. Karena tidak ada penolakan dari Cita bara mulai berani mengusap paha Cita.

“Mh Pak, jangan begini nanti saya jadi kemana-mana mikirnya”

“Kemana Bu Cita?”

“Pak Bara ini pura-pura gak tahu”

“Loh kita kemana Pak, katanya mau makan?”

“Ke tempat lain Bu, katanya pikiran Bu Cita kemana-mana”

“Bagus, Bara. Aku sudah sangat siap mala mini” Batin Cita.

Sementara di tempat lain, rachel sedang melakukan makan malam bersama kedua orangtuanya yang baru saja tiba di kota tersebut.

“Rachel, kenapa kamu gak cerita sama Papi kalau Bara masih mengganggu”

“Gak apa-apa Pi, ada yang bantuin aku kok”

“Elsa?”

“Bukan Pi, dave namanya?”

“Wah-wah, Papi dengar kan. Ada laki-laki yang sepertinya siap mengambil alih tanggung jawab Papi” Ucap Nia

“Iya Mi, gak apa-apa Papi dan Mami tidak akan melarang kamu dekat dengan siapapun Rachel. Kami percaya sama kamu”

“Oke Papi”

Rachel makan dengan tenang bersama kedua orangtuanya, hingga Rachel tanpa sengaja melihat Dave, Dara dan juga Arga berada di restaurant yang sama.

Dave pun tidak mengetahui jika Rachel saat ini berada dalam restauran yang sama dengannya.

“Bu Rachel kan itu? Ucap Dara.

Dave mengikuti arah mata Dara, dan benar saja dia melihat Rachel sedang makan malam bersama wanita dan laki-laki, Dave berfikir jika itu adalah orangtua Rachel.

Merasa sedang di perhatikan, Rachel menatap kearah Dave lalu Dave mengedipkan matanya kearah Rachel.

Ting! Ponsel Rachel berbunyi.

“Calon mertuaku?” – Dave

“Iya. Mau kenalan?” – Rachel

Rachel meletakkan ponselnya, dia menatap Dave yang sudah berdiri dan berjalan menuju mejanya.

“Itu Dave mam” Ucap Rachel.

“Selamat malam, Om dan Tante” sapa Dave dengan sopan.

Nia dan Anton segera berdiri, lalu menyambut kedatangan dave, mereka berkenalan dengan baik lalu mempersilahkan dave untuk duduk.

“Baru saja Rachel membahas, Dave sudah disini” Ucap Nia

“Iya Tante, kapan sampainya Om dan Tante?”

“Baru tadi sore Dave, kami berniat memberi kejutan tapi rumah itu ternyata milik orang lain sekarang” Jawab Anton.

Dave menatap kearah Rachel, lalu Rachel hanya tersenyum dengan menunjukan giginya yang rapi.

“Saya pikir Rachel sudah bercerita ke Om dan Tante, kalau begitu saya minta maaf karena tidak membantu Rachel mengingatkan”

“Tidak masalah Dave, tapi terimakasih sudah membantu Om menjaga Rachel disini”

“Jangan sungkan Om, kalau Om perlu apa-apa Om bisa sampaikan saya akan bantu”

“Wah Dave begitu siaga Pi, pantas Rachel lupa pulang” Celetuk Nia sambil tersenyum kecil.

Setelah berbasa-basi, Dave meninggalkan meja Anton dan Nia, dave kembali ke mejanya untuk menikmati makan malam bersama adik dan asistennya.

“Sudah lama kenal Dave?” Tanya Anton

“Lumayan Pi”

“Kelihatannya Dave pria yang bertanggung jawab”

“Sangat”

“Hmm di bela Pi pasangannya” Ucap Nia.

Setelah makan malam selesai, Nia, Anton dan Rachel meninggalkan restaurant tersebut. Malam ini Rachel seperti kembali seperti beberapa waktu lalu ketika dia sebelum menikah, dia selalu bepergian bersama orangtuanya, namun setelah menikah Rachel kehilangan momen tersebut, karena Bara selalu melarang Rachel untuk dekat dengan orangtuanya.

Sampai dirumah, rachel turun lebih dulu untuk membuka pagar rumahnya kemudian Anton membawa masuk mobil rachel dan memarkirkannya.

“Sampai juga, Mami benar-benar lelah”

“Istirahat Mi, Papi juga sakit punggung”

“Hmm ya sudah ayo istirahat” Ucap Rachel.

Rachel membuka pintu rumahnya, dia mempersilahkan kedua orangtuanya masuk untuk istirahat.

Sedangkan Rachel segera naik untuk membersihkan badannya dan juga istirahat karena sudah lelah seharian mengajar.

Ting! Ponsel Rachel berdering.

“Sayang, besok tetap dijemput atau diantar sama Om Anton?” – Dave

“Dijemput aja sayang, Papi sudah ngeluh sakit punggung hahaha” – Rachel

“Oke sayang. Kalau ada apa-apa segera kabari” – Dave

“Baik Pak Dave” – Rachel

Di tempat lain, Cita baru saja melakukan aktivitas ranjangnya bersama Bara, meskipun Bara tidak sekuat Tio, tapi Bara sangat mampu membuat Cita puas, tanpa harus kerja keras.

Jika Tio lebih menyukai Cita yang dominan, berbeda dengan Bara dia lebih memilih dirinya yang dominan.

“Lelah, baby?” Tanya Cita mengusap rahang Bara.

“Lumayan, sudah lama gak begini”

“Kalau mau lagi, kamu bis acari aku”

“Hmm tawaran menarik”

Cita memluk tubuh Bara, sedangkan Bara masih memikirkan Rachel. Karena saat menikah dengan Rachel dia belum menyentuh sekalipun istrinya, dan saat ini ketika Bara sudah kembali sehat dia begitu ingin menyentuh Rachel karena Bara mengetahui jika Rachel masih dalam segel.

“Shit! Tapi dia sudah ke hotel bersama laki-laki itu” Batin Bara.

Sedangkan Bara tidak merasa puas dengan Cita, dia lebih baik bermain dengan wanita yang biasa menemaninya dari pada bermain dengan Cita. Karena Bara tidak merasakan sensasi kenikmatan tersebut saat bersama Cita.

“Sayang, aku ke kamar mandi dulu” Ucap Bara.

“Hmm” Jawab Cita dengan tetap memejamkan matanya karena dia begitu mengantuk setelah menikmati permainan Bara.

Di dalam kamar mandi, Bara menghubungi Rachel namun tidak ada jawaban. Bara begitu penasaran siapa laki-laki yang bersama rachel, dan dimana rachel saat ini tinggal.