NovelToon NovelToon
Cakar Garuda

Cakar Garuda

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Kehidupan Tentara / Keluarga / Romansa
Popularitas:44.7k
Nilai: 5
Nama Author: NaraY

Mungkin benar kata pepatah. Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan.

Cinta memang terkadang hadir tanpa di rencanakan bahkan kita manusia tidak bisa memilih pada siapa kita jatuh cinta. Termasuk pada gadis kecil yang sama sekali tidak pernah ia sangka menjadi akan menjadi jodohnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

4. Mati lampu.

"Dindra sudah tidur?" Tanya Bang Gana saat mereka sudah di dalam pesawat.

"Sudah. Biar saja Dindra tidur. Sejak tadi dia hanya menangis saja. Sampai sakit kepalaku mendengarnya." Jawab Bang Farial.

"Jangan begitu, namanya anak gadis. Pasti dekat dengan ayahnya."

"Bukaaann. Aku pun tau akan hal itu, masalahnya aku bingung harus berbuat apa kalau Dindra histeris seperti tadi." Kata Bang Farial.

"Kau peluk lah. Dindra sudah jadi istrimu. Sebelum bertemu Saras kau pun playboy cap kadal sampai di labrak banyak perempuan. Wajahmu di siram air karena ketahuan selingkuh. Kenapa sekarang kau lembek begini." Ledek Bang Gana.

"Yang dulu ya dulu, Gan. Nyali pasti akan selalu ada. Tapi sekarang hatiku jauh lebih tidak tega untuk menyakiti hati perempuan. You know lah, alasanku malas berurusan dengan perempuan." Jawab Bang Farial.

Bang Gana mengangguk saja mendengarnya lalu ia pun kembali memejamkan mata.

-_-_-_-_-_-

Bang Farial tiba di kompleks batalyon saat hari mulai malam.

Begitu turun di wilayah tersebut, Dindra mengedarkan pandangan ke arah sekeliling. Seluruhnya tampak gelap dan minim penerangan, membuat hatinya was-was cemas.

"Kenapa tempat ini gelap sekali, Om?" Tanya Dindra.

"Wilayah di sini sering mati listrik, maklum lah, disini lumayan pelosok, minim signal dan masih banyak binatang buas. Kau harus selalu waspada. Takutnya tiba-tiba ada sapi liar yang menabrakmu." Jawab Bang Farial.

Dindra menelan ludah dengan kasar. Dirinya yang tidak bisa tidur jika tidak ada cahaya lampu jadi gelisah.

"Malam ini Om tidur dimana?" Tanya Dindra.

"Ya di kasur, masa di atap." Jawab Bang Farial seadanya karena dirinya masih sibuk memindahkan barang bawaan Dindra yang bahkan dirinya pun tak paham isinya.

"Maksudnya.. Om tidur disini atau tidak?"

"Sementara saya tidur di mess. Saya belum sempat lapor dengan dinas. Saya tidak mau ada berita miring tentang kita. Apalagi saya belum bicara apapun tentang pengajuan nikah kita." Kata Bang Farial sambil meletakan koper terakhir milik Dindra. "Astagaaa.. berat sekali semua kopermu. Kau ini bawa pakaian atau batako?"

Dindra hanya melirik Bang Farial lalu mendorong kopernya hingga ke dalam mess transit. Tapi kemudian segera kembali lagi ke ruang depan saat Bang Farial menjauh dari mess transit.

"Tunggu, Dindra ikuuutt..!!"

Kening Bang Farial mengernyit melihat Dindra mengikutinya. "Saya hanya mau ambil rokok di tas. Tadi tertinggal di mobil..!!"

"Ikuuutt..!!"

"Kau takut gelap?" Bang Farial memastikan karena melihat gelagat Dindra seperti ketakutan.

Dindra mengangguk tapi tidak terlihat oleh Bang Farial karena tidak ada pencahayaan kecuali sinar bulan purnama.

"Takut atau tidak???" Bang Farial kembali mengulang pertanyaannya.

"Nggak." Jawab Dindra karena gengsi sekali harus jujur pada pria yang baru saja di kenalnya.

"Oohh.. saya kira kau takut. Ya sudah, masuk sana. Saya mau kembali ke mess." Langkah besar Bang Farial langsung meninggalkan Dindra.

"Begitukah caranya memperlakukan istri? Apakah Dindra di nikahi hanya untuk di sia-siakan???" Pekik Dindra.

"Saya sudah tanya, kau takut atau tidak??? Kalau tidak takut ya saya tinggal." Jawab Bang Farial.

"Kalau Dindra takut??" Dindra pun balik bertanya dengan nada ketus.

"Kenapa makhluk berspesies wanita itu selalu membuat pening kepala? Apa sulitnya katakan langsung yang di inginkan. Bertele-tele seperti ini buat kami para pria kebingungan." Ucap jujur Bang Farial.

"Kalau kami ini jujur saja lantas apa bedanya dengan makhluk tidak peka seperti kalian??"

Bang Farial menarik nafas panjang lalu membuangnya perlahan.

"Oke.. sekarang saya paham kau takut. Tapi kalau saya satu kamar denganmu, bakal ada bahaya meskipun sah saja kita satu kamar, bahkan satu ranjang dengan saya." Kata Bang Farial.

"Memangnya ada apa, Om? Ada ular?"

"Cckkkk.. kau ini. Iya, ular kasur." Jawab Bang Farial sekenanya kemudian berjalan menuju mess yang jaraknya kurang lebih hanya sekitar sepuluh meter jauhnya.

Dindra kembali menelan ludah dengan kasar. Jelas dirinya takut jika harus berhadapan dengan hewan melata semacam itu. Ia pun terus mengikuti langkah Bang Farial hingga tanpa sengaja kaki nya menendang batu hingga dirinya jatuh tersungkur.

bruugghh..

"Aawwhh.." Dindra merintih kesakitan, mungkin saat ini lututnya terluka.

"Sakit?? Coba kalau kau menurut. Tidak akan sampai jatuh seperti ini." Bang Farial mengulurkan tangannya tapi Dindra menepisnya karena terlalu kesal. Ia memalingkan wajahnya. Sekilas Bang Farial bisa melihat tetes air mata istri kecilnya.

Tau sang istri sedang ngambek, Bang Farial pun mengangkat dan membopongnya masuk ke dalam kamar mess nya. Jujur hatinya masih gugup namun dirinya adalah pria yang cukup lihai menutupi perasaan. "Kau memang benar-benar puncak sakit kepala. Sekali saya sempat salah senggol, habis kau dek..!!"

Dindra diam seakan tidak peduli, yang ia inginkan hanya tidur di temani tanpa ada rasa takut dan cemas dalam gelap.

Bang Farial sedikit mendorong kamar messnya dengan kaki lalu membawa Dindra masuk. Jarak mereka begitu dekat dan tanpa batasan.

"Apa ada wanita lain yang masuk kamar ini selain Dindra?" Tanya Dindra tiba-tiba saja penasaran.

"Kau lihat, ini lingkungan apa? Saya tidak ingin di pecat dengan tidak hormat kerena membawa wanita ke kamar ini." Jawab Bang Farial.

"Lalu Om akan jawab apa kalau orang-orang menanyakan tentang Dindra."

"Itu urusan saya."

Dindra mencari-cari sorot mata dari pria yang sudah menikahinya tersebut. Ia takut Bang Farial akan macam-macam padanya. Jika saja malam ini tidak ada adegan mati lampu, pasti dirinya pun akan memilih untuk tidur sendiri.

"Om mau tidur sama Dindra?"

"Laah.. saya harus tidur dimana? Kalau kau mau tidur sendiri, kenapa tidak di mess transit saja." Kata Bang farial mulai kesal.

"Om nggak akan macam-macam, kan?" Kini Dindra pun cemas dengan jawaban Bang Farial.

"Nggak, paling hanya satu macam saja. Masa Dindra nggak ngerti. Memangnya apalagi, Dindraaa.." ucapnya berbisik lirih di telinga Dindra.

Mendadak bulu kuduk Dindra meremang. Suara bariton Letnan Farial sungguh sangat menakutkan.

.

.

.

.

1
Fitria Syafei
waduh bisa nyungsep ke sungai ntuh Dindra 🙄 KK kereeen 😘😘
mudahlia
gk tau aja KL sdh nyicil
Nabil abshor
danki mu kui jegurke sisan bang amri,,,,,
Nabil abshor
wkwkwkwkk benneerrrrr beenneeerr
Nabil abshor
hasyeeeeekkkkkk,,,,,,
Diah Darmawati
hahaaa lgsung update baby new🤣🤣🤣🤣🥰🥰🥰🥰
❤Rainy wiraTama Yuda❤️
Si Dindra.. ada² saja ya tiap hari yang bikin geger 😂😂😂
dyah EkaPratiwi
Hahaha ada2 aja ini tapi seru poll tambah lg dong kak
siti muhlihah
hoalah om ar piye to ki palah rep otw dede nya si baby dalu,,,wes siap siap ae papa shaleh sm mamm roro ngereog,,,😅
Murni Zain
pasti Diandra lg hamil tu... otw adik bang Dalu. ☺
Murni Zain
Kayaknya abang Dalu bakalan punya adek 🤭
dyah EkaPratiwi
Bahagia selalu bang ar dindra, jauh2 ya saras
Sri I
kirain ngambek kenapa..... ternyata kurang thor /Facepalm//Facepalm/
Fitria Syafei
wow semoga mereka selalu bersama dan bersatu 🤲 KK kereeen 😘😘
Nining Dwi Astuti
waduh kayaY mw unboxing nich🤣🤣🤣🤣
Septi Astuti
semoga langgeng ya bang🤲
Mika Saja
bang rial msh blm kapok kynya atau mau mencoba berdamai dengan keadaan dan menerima takdirnya,,,
aca
rial bodod
Sri I
sahhhhhhhhh
Jumi Saddah
ya itu adlh resiko,,ambil hikmah sja,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!