NovelToon NovelToon
Rujuk Kembali

Rujuk Kembali

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cerai / Mengubah Takdir / Keluarga / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:15.6k
Nilai: 5
Nama Author: Butterfly93_

Damar, seorang pemimpin di sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang Fasion dan Mode. Dia tidak bisa tidur dengan tenang ketika melihat nama seorang wanita yang ditugaskan sebagai perwakilan dari perusahaan luar negeri.

Thasya Wilona Adimerta, nama yang sama persis dengan mantan istrinya yang telah dia ceraikan dua tahun silam. Mereka harus berpisah dengan alasan yang tidak bisa Damar terima.

Tapi, setelah Damar tahu apa yang terjadi beberapa tahun lalu sebelum perceraian mereka, dia bertekat untuk memperbaiki hubungan mereka kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Butterfly93_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 4. MANUSIA MENJENGKELKAN

Vino kembali merasa jengkel melihat tingkah Damar. Ada aja cara laki-laki itu berhasil membuat Vino kesal setengah mati, tapi tidak bisa berbuat apa-apa.

“Hufff…! Sudahlah. Aku baru saja mau menghubungimu. Belakangan ini kamu kenapa, sih?”

“Memangnya aku kenapa?” tanya balik Damar.

Vino masih ingat dengan jelas ketika Damar meminta salah satu teman mereka bernama Hansel yang punya keahlian di bidan desain bagunan. Dan masih terekam jelas di memory Vino bagaimana penampakan wajah muram Hansel ketika sudah berulang kali menggantik desain rumah yang ditempati Damar bersama Thasya dulu.

“Mmm, motif wallpaper ruang santai ini jelek, ya?”

“Aaah, aku tidak suka desain dan perabotan yang di ruang tamu.”

“Bukannya lebih baik jika tembok pembatas antara dapur dan ruang tengah itu dihancurkan saja?”

“Kenapa hasil renovasi yang pertama lebih bagus dari pada yang terakhir ini, ya?”

“Hansel, tolong kamu ganti lagi sama yang lebih bagus, ya? Mataku sakit setiap kali aku pulang melihat suasana rumah yang gitu-gitu aja.”

Mendengar komentar Damar yang tidak ada habis-habisnya membuat Hansel kebakaran jenggot. Kepalanya sudah pusing saking bingungnya mau meladeni teman laknatnya itu seperti apa lagi.

“Dasar manusia iblis…!!! Kamu sadar nggak sih sudah lima kali kau meminta semua isi rumah mu ini dirombak?! Bisa nggak kau jangan mempersulit hidup orang?”

Mengingat kejadian itu, Vino juga dibuat kesal. Punya teman sudah dibantuin tapi malah bikin hidup orang tidak tenang. Dia yang punya masalah, tapi orang lain juga harus ikut merasakannya. Damar sint*ng memang.

“Berhentilah menyiksa Hansel sebelum dia benar-benar membunuhmu. Mau berapa kali lagi kau meminta dia mengganti isi rumahmu itu?”

“Kalau aku tidak suka dengan hasilnya, trus aku harus apa?” jawab Damar tanpa merasa bersalah sedikit pun. Dia malah dengan santainya duduk menyilangkan kakinya serta melipat tangannya.

“Kaulah dulu aku tanya. Memangnya sejak awal masalahnya ada di rumah itu, ya? Jangan libatkan orang yang tidak bersalah dan tanyakan pada dirimu sendiri! Atau bisa saja bukan kau yang tidak suka, tapi pikiranmu yang perlu disetel ulang.”

“Ah, satu lagi. Mungkin saja masalahnya adalah orang yang biasanya ada di dalam rumah itu sekarang sudah tidak ada lagi.”

Damar menatap tajam Vino. “Apa maksudmu? Jangan bicara omong kosong.”

“Dari pada minum obat tidur, sepertinya kamu lebih membutuhkan ini sekarang” ujar Vino sambil menungkan segelas wine.

Di sisi lain setelah selesai pulang kerja dari café, Fami pergi ke tempat di mana sebelumnya dia dengan Thasya janjian bertemu.

“Maaf, aku terlambat datang” kata Fami sambil duduk di depan Thasya.

“Ah, kamu sudah datang? Aku sudah pesan duluan, takut nanti ngantri lama. Soalnya pelanggannya lumayan rame yang datang” ujar Thasya.

Mereka janjian bertemu di salah satu rumah makan. Tempat itu tidak terlalu besar, tapi pelanggannya tidak pernah berhenti datang untuk makan di tempat maupun dibawa pulang.

“Baguslah, kita bisa langsung makan” balas Fami.

“Tapi, kenapa kamu pesan banyak sekali makanannya?” tanya Fami ketika menyadari meja mereka hampir ketutup sama hidangan makanan semua.

Thasya pun baru sadar ketika Fami mengatakannya. Dia tadi hanya pesan-pesan saja karena sepertinya dia ingin sekali makan besar malam itu.

“Iya, benar juga. Aku tadi hanya pesan saja, tahu-tahunya ternyata sebanyak ini juga” ujar Thasya sambil mengusap tengkuknya.

“Apa pekerjaanmu tidak berjalan dengan lancar?” tebak Fami melihat wajah Thasya yang terlihat murung.

Dan memang iya. Thasya menganggukkan kepalanya mengiyakan.

Fami menghela napas sejenak, lalu dia mengambil sendok makan. Kemudian dia mulai menyuapi Thasya terlebih dahulu.

“Nih, sekarang makan dulu. Waktu kamu baru kembali datang ke sini, kamu kan sampai tidak sadar menyanyikan sop iga ini.”

“Itu hanya karena aku akan makan bareng kamu, Fami. Kita kan sudah lama tidak ketemu” kata Thasya merasa tidak enak sampai disuapin begitu.

Fami menghentikan tindakannya. “Fami, maaf ya. padahal aku yang mengajak kamu makan bareng. Tapi saat aku sudah di sini, sepertinya nafsu makanku tiba-tiba hilang.”

Mendengar itu, Fami meletakkan sendok makannya.

“Thasya, orang yang kamu temui tadi itu Damar kan?”

Thasya menatap Fami, berpikir dari mana temannya itu tahu. Sejak dia sampai di Indonesia, sampai tadi pagi dia berangkat Thasya tidak pernah cerita. Dan sebenarnya, Thasya berpikir kalau Damar masih memegang posisi CEO di cabang perusahaan keluarganya yang lain. Bukan di pusat seperti seperti sekarang ini.

Makanya Thasya tidak keberatan ditunjuk menjadi perwakilan dari perusahaan tempatnya bekerja untuk menyelesaikan masalah yang sedang mereka hadapi. Seandainya dia tahu, sejak awal Thasya pasti sudah menolaknya.

Setelah keterdiamannya beberapa saat, tanpa sadar Thasya berkata “Iya. Kelihatannya dia semakin kurus. Sepertinya aku sudah melakukan hal yang sia-sia.”

Fami merasa jengkel dengan jawaban Thasya barusan. Sungguh jawaban yang merusak gendang telinga.

“Apa kamu bilang? Kurusan?” ulang Fami tidak percaya dengan apa yang dia dengar barusan.

“Kamu mengkhawatirkan siapa sekarang? Kamu baru saja kembali dari Amerika dan yang pertama kali kamu khawatirkan adalah Damr? Aaargh…!!!” Fami tidak percaya dengan apa yang Thasya katakan.

“Fami, bukan begitu maksudku.” Thasya berusaha menenangkan temannya itu. Karena suara Fami sekarang sudah sampai mengganggu sebagian orang-orang yang sedang makan di rumah makan itu.

“Thasya, sekarang dengarkan aku! Kamu sudah tidak punya hubungan apa-apa lagi dengan manusia satu itu!”

“Kebahagiaanmu, karirmu. Pikirkan dululah dirimu sendiri, jangan orang lain. Paham…?” kata Fami yang tiba-tiba mood tegasnya muncul.

Thasya tersenyum melihat Fami yang sedang mengomel di depannya. Dia sadar bahwa temannya itu tidak pernah berubah. Dan selalu ada disaat dia butuh bantuan. Thasya sangat beruntung punya teman seperti Fami.

Wanita itu tidak pernah lupa mengingatkannya jika dia melakukan sesuatu yang menurutnya tidak baik. Apalagi hal itu bisa berdampak buruk bagi diri Thasya sendiri.

“Iya, aku juga tahu itu” balas Thasya.

“Jangan iya, iya saja. Meskipun aku tidak tahu secara keseluruhan masalahmu dulu hingga kau dan mantan suamimu itu bercerai, tapi aku mau mengingatkan kembali. Jangan coba-coba membuat sesuatu yang merugikan dirimu di masa depan.”

“Iya. Kalau aku tahu dari awal Damar sudah pindah ke perusahaan yang menaungi fasion dan mode mereka, tiadak akan mau aku datang ke sini. Mana mau lagi aku bertemu dengannya. Tapi karena aku tdak tahu, nggak mungkin aku batalani pertemuan kami kan? Soalnya yang butuh investor perusahaan tempatku kerja.”

“Ya sudah, jangan dibahas lagi. Jadi, tadi kamu tidak berhasil menyuruh dia menarik surat pembatalan kontrak kerja sama kalian?”

“Iya” jawab Thasya dengan muram.

“Selanjutnya apa yang akan kamu lakukan. Tidak mungkin kamu dengan tangan kosong kembali ke Amerika, kan?”

“Ada. Aku akan melakukan pertemuan dengan pemilik perusahaan lain lagi dan membuat kesepakatan. Itu sudah kami bicarakan sebelum aku datang ke sini dengan atasanku.”

“Baiklah, semoga berhasil.”

Keduanya pun melanjutkan makan malam mereka tanpa membahas masalah pekerjaan lagi.

1
Rose 19
mantan suami woy bukan suami,ngaku2 kamu Damar
Rose 19
aku penasaran apa yang membuat Thasya minta cerai dari Damar
Rose 19
pedes banget itu mulut
Rose 19
sepertinya seru
aira aira
thasya
Agus Tina
Kayaknya bagus, langsung subscribe .. dan berharao ditamatkan
Butterfly93_: Terima kasih kak atas dukungannya/Smile/
total 1 replies
Anto D Cotto
Luar biasa
Anto D Cotto
Biasa
Yuno
Nggak bisa berhenti!
Nakayn _2007
Sumpah lega banget nemu cerita yang bagus kayak gini di platform ini!
Butterfly93_: Terima kasih kak, semoga seterusnya suka dengan karya saya kak/Smile//Kiss/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!