Terpaksa Menikah Karena Salah Paham

Pagi hari nya

Pagi-pagi sekalu Clara sudah mendatangi kamar kakak nya.

"Kak aku mohon, segera lah menikah, " pinta Clara begitu ia masuk kedalam kamar kakak nya.

Andini yang mendengar adik nya kembali meminta nya untuk menikah, menatap adik nya dengan heran.

"Harus berapa kali lagi sih kakak katakan, bukan nya kakak tidak mau, tapi memang tidak ada yang mau menjadi suaminya kakak, balas Andini sendu ia sudah tidak tahu lagi harus bagai mana.

"Makanya, kakak rubah penampilan kakak, agar tidak cupu dan jelek begini, " sambung Clara lagi, tanpa memikirkan perasan kakak nya.

Andini pun terdiam, ia sakit hati mendengar ucapan Adik nya, tapi dia bisa apa memang kenyataan nya ia tidak menarik.

"Kalau kakak tidak menemukan calon suami dengan cepat, itu tanda nya aku akan bunuh diri, " ucap Clara.

"Apa yang kaukatakan, itu tidak baik, dan jangan pernah kau lakukan itu, " ujar nya mendekati Clara.

"Kalau kakak gak nikah, ayah gak akan membari restu untuk aku menikah dengan Andra, dan Andra sudah terus memaksa untuk kami segera menikah, karna dia akan di pindah tugas kan keluar kota, maka dari itu kami harus segera menikah, " ucap Clara lagi panjang lebar.

"Iya kakak tau, kakak akan berusaha mencari cara agar kau dan Andra segera menikah, " balas Andini.

Meskipun dia tidak tahu bagaimana cara nya, tapi akan ia pikir nanti, yang penting Clara tidak melakukan hal bodoh seperti bunuhdiri.

"Kakak janji. "

"Iya kakak janji. "

Setelah itu mereka berdua pun berpelukan.

"Clara keluar dulu ya kak, ingat kakak sudah berjanji pada ku, " ucap Clara sebelum keluar dari kamar kakak nya.

"Iya Cla. "

Setelah Clara keluar Andini pun bersiap-siap untuk pargi bekerja, selesai bersiap lalu sarapan, selesai sarapan baru lah Andini pergi bekerja.

Saat melewati rumah Kaizal, Andini melihat Laras keluar dari rumah Kaizal, dengan wajah yang kesal.

"Apa mereka bertengkar, " gumam nya. sambil melihat Laras.

"Apa kau lihat-lihat? " tanya Laras kesal pada Andini yang berdiri di depan rumah Kaizal.

Tanpa berani menjawab Andini langsung pergi dari tembat itu, menghentikan taxi lalu masuk kedalam nya.

Biasa nya ia berangkat bersama Ayah nya, tapi tidak dengan hari ini, karns Ayah Raja sedang pergi keluar kota.

Setelah masuk Andini mengatakan tujuannya, pada supir taxi itu.

"Sampai di tempat kerja nya, satelah membayar tarif nya Andini turun dari taxi, lalu masuk kedalam.

"Pagi Din, " sapa Zidan tak sengaja mereks ber papasan.

"Pagi Pak, " balas Andini malu-malu, seperti biasa iya menunduk sampil membenarkan kacamata nya.

"Baru datang ya? " tanya Zidan, tersenyum melihat Andini yang malu-malu.

"Iya Pak, " jawab nya, masih menunduk.

"Kenapa kau selalu menunduk setiap kali bicara dengan ku, ? tanya Zidan lagi.

"Tidak apa-apa Pak, " jawab nya lagi.

"Saya permisi Pak, mau lanjut bekerja, " pamit Andini cepat-cepat, karna semua orang sudah memperhatikan dia.

"Baik lah. "

Setelah itu Andini melanjut kan langkah nya menuju meja tempat nya bekerja.

Sambil bekerja, Andini mencari cara bagai mana ia bisa mendapatkan calon suami dengan cepat.

Memang hanya satu cara nya, ya itu merubah penpilan nya.

Saat asyik merpikir tiba-tiba Kaizal datang mengembalikan buku yang iya bawa kemarin.

"Aku ingin mengembalikan ini, " ucap Kaizal memberikan buku di tangan nya.

"Baik lah, terima kasih, " balas Andini menerima nya.

"Bisa tidak, kau ambil kan lagi buku yang menari untuk di baca, " pinta Kaizal diam-diam iya memperhatikan Andini.

"Tunggu sebentar, " ucap Andini, pergi ke rak buku yang berjejeran, lalu mengembalikan buku yang tadi.

Tapi Andini tidak memperhatikan ada buku kecil yang terselip di buku itu, lalu mengambil satu buku lagi untuk ia berikan pada Kaizal.

"Ini, siapa tau kau suka, " Andini memberikan buku yang ia ambil tadi pada Kaizal.

"Baik. "

setelah menerima nya Kaizal pun kembali pergi dari tempat itu.