wisopati adalah seorang pendekar hebat yang tewas melawan musuh terkuatnya, siapa sangka setelah tewas jiwanya berpindah ke tubuh seorang lelaki pecundang yang bekerja sebagai penyapu jalanan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mementingkan orang lain di banding diri sendiri
Dengan cepat sumanto menghilang, lenyap begitu saja melalui udara tipis.
Siapa sangka saat ini sumanto nampak berdiri di kamarnya wisopati bagaikan hantu.
Sumanto memandangi kamar ini dengan pandangan mendalam, "tidak ada juga? Apakah dia benar-benar mengetahui bahwa aku akan mendatanginya?"
Sumanto menyeringai, "kekekek, beryukurlah kamu wisopati, kamu beruntung malam ini bisa hidup sedikit lebih lama."
Kemudian sumanto mengambil sampah yang di tinggalkan di depan kamarnya wisopati ini, kemudian dia membuka mulutnya dan munculah puluhan lamat mistis yang langsung mengerubungi sampah itu.
Setelah itu puluhan lalat mistis itu kembali ke mulutnya sumanto.
Sumanto menyeringai, "namun sekali lagi, kamu adalah orang yang sangat bodoh. Bisa-bisanya kamu meninggalkan jejak."
***
Waktu berjalan dengan sangat cepat, saat ini menunjukan pagi hari.
Wisopati membuka matanya dari meditasinya.
Wisopati langsung menghirup dalam udara segar pada pagi hari ini. Kali ini wisopati bermeditasi di lereng pegunungan putri tidur.
Posisi ini jauh lebih tinggi di banding tempat di mana dia bertemu dengan kakek harto dan cucunya yang nakal, niken.
"Sepertinya aku harus jalan-jalan melihat-lihat tempat ini!" Ucap wisopati yang memilih untuk berjalan santai.
Setelah beberapa menit berjalan santai wisopati akhirnya memasuki hutan. Siapa sangka pada saat ini wisopati menemukan sebuah resort kecil yang cukup indah di lereng pegunungan putri tidur ini.
"Hmm..." terlihat wisopati bergumam.
Wisopati merasakan villa itu di kelilingi dengan aura yang cukup bagus, cocok untuk di jadikan sebagai tempat tinggal. Kemudian wisopati tersenyum tipis ketika merasakan ada beberapa orang yang bersembunyi dari sekitar villa ini.
Wisopati berucap, "mengapa kalian tidak keluar?" Tanya wisopati.
Suasana berubah menjadi sangat hening, namun semakin lama terasa semakin berat saja.
Sebuah suara terdengar, "jelaskan mengapa kamu bisa sampai ke tempat ini, tidak mungkin kamu tersesat. Kalaupun kamu tersesat kamu tidak mungkin tiba di tempat ini, karena di tempat ini di kelilingi mantra pageran yang sangat kuat!"
"Hahaha!" Jelas wisopati tertawa ketika mendengar hal ini, "orang yang tersesat di pageran seperti ini hanyalah orang yang jiwanya tidak kuat, bagaimana mungkin aku bisa tersesat?"
Tidak lama kemudian seorang pemuda dengan topi feldora muncul dari balik pohon, terlihat tangannya memegangi gagang mandau yang ada di pinggangnya, seolah diap menghunuskannya kapanpun juga.
Dari balik topi feldora yang dia pakai terdapat wajah dingin dan hampir tidak menunjukan ekspresi.
Dari wajahnya ini wisopati bisa menyimpulkan bahwa orang ini cukup percaya diri dengan senjata dan keterampilannya ini.
"Sepertinya aku harus menangkapmu terlebih dahulu, agar aku bisa menginterogasimu!" Ucap pria yang hampir menghunuskan mandaunya itu.
Tiba-tiba muncul sebuah suara panik.
"Tu--tunggu! Jangan bergerak andre!" Teriak suara itu dengan sangat panik.
"Tuan tua? Tunggu mengapa anda membatalkan meditasi anda?" Tanya andre pria yang memegang mandau itu.
Yang muncul ini tidak lain tidak bukan adalah kakek harto, buru-buru kakek harto langsung menuju ke hadapan wisopati dan langsung membungkukan badannya di hadapan wisopati.
"Maafkan saya yang tidak datang tepat waktu untuk menyambut anda, tuan wisopati!" Ucap kakek harto yang langsung meminta maaf.
Andre memiringkan kepalanya melihat apa yang di lakukan oleh kakek harto.
"Andre, mengapa kamu tidak sopan? Dia adalah tuan wisopati yang telah aku ceritakan tempo hari!" Ucap kakek harto yang sedikit marah melihat andre yang tidak kunjung menghormati tuan wisopati.
Andre kemudian membungkukan badannya kemudian berucap, "maafkan saya yang tidak mengenali anda, tuan.." ucapnya dengan tenang.
Wisopati tersenyum tipis, tidak memberikan komentar apapun.
Kakek harto kemudian berucap, "silahkan masuk tuan, silahkan masuk kedalam resort saya yang kecil ini." Uca0 kakek harto dengan antusias.
Wisopati menganggukan kepalanya, kemudian mereka masuk ke dalam resort mewah namun kecik nan terpencil seperti ini.
Sesampainya di dalam ruangan terlihat kakek harto yang langsung mempersilahkan wisopati masuk ke dalam villa ini.
"Maafkan saya kalau tempat ini sedikit lembab, tuan.." ucap kakek harto.
Wisopati tidak menjawab, dia hanya duduk di kursinya.
"Berapa harga sewa villa ini?" Tanya wisopati dengan tenang.
Kakek harto terdiam sebentar kemudian dia berucap, "umm... maaf tuan, tapi villa ini milik saya, saya tidak menyewanya dari orang lain..."
Wisopati menggelengkan kepalanya, "berapa harga sewa villa ini, aku ingin menyewanya.."
"Sewa?" Kakek harto terdiam ketika mendengar kalimat ini, "tuan mengapa anda tidak ambil saja tempat ini?" Tanya kakek harto dengan senyum sumringah.
Wisopati langsung menggelengkan kepalanya secara perlahan, "sewa! Aku ingin menyewanya!" Ucapnya dengan tegas.
"Mengapa tuan? Saya tidak masalah menyerahkan resort ini kepada anda.." ucap kakek harto dengan ekspresi serius di wajahnya.
Kakek harto ingin memastikan sekali lagi, apakah tuan wisopati senang dengan hadiah resort kecil yang merupakan tanah warisan milik keluarganya ini?
Kakek harto benar-benar ingin menyerahkan resort ini agar bisa menjalin hubungan baik dengan tuan wisopati.
Wisopati jelas ingin memilikinya dari pada menyewanya, namun kakek harto tidak mengetahui bahwa wisopati harus memenuhi sisa kehendak yang di tinggalkan Aji.
Bagi wisopati sendiri Aji adalah orang yang sangat aneh. Dia lebih perduli dengan orang lain di banding dengan dirinya senidiri.
Pertama, Aji tetap mencintai nining walaupun dia sendiri tahu bahwa dia hanya di peras saja oleh nining dan dia tahu bahwa nining selingkuh!
Kedua, alih-alih bermimpi untuk membeli rumah sendiri, dia malah bermimpi untuk membelikan rumah kepada bagas, sahabat yang sudah ia anggap saudara.
Dan yang lebih konyolnya lagi, Aji memilih untuk menyewa rumah atau kosan sebagai tempat tinggal dari pada bermimpi untuk membeli, dengan alasan yang sangat konyol, yaitu agar penyewa rumah atau kosan memiliki penghasilan dari rumah atau kosan yang di sewakan, benar-benar orang yang sangat konyol dan aneh.
Dari hal ini saja wisopati bisa menyimpulkan bahwa sebenarnya Aji terlalu baik, sehingga kebaikannya di manfaatkan oleh nining.
Dan wisopati juga bisa menyimpulkan bahwa Aji lebih mementingkan hidup orang lain di banding mementingkan hidupnya yang sudah terlanjur urak-urakan atau hancur, Aji berfikir hidupnya sudah hancur dan urak-urakan sehingga dia memilih untuk membahagiakan orang lain alih-alih membahagiakan dirinya sendiri.
"Jika saja aku bisa memilih mungkin aku akan memilih bereinkarnasi ke tubuh pewaris kaya saja, dari pada orang bodoh dan konyol seperti Aji ini...
Aku benar-benar tidak menyangka akan ada orang sebodoh Aji ini.." wisopati mengomel di dalam hatinya.
Kakek harto menggaruk kepalanya dengan ekspresi sungkan, "apakah anda yakin tuan wisopati?"
Wisopati menganggukan kepalanya dengan serius.
Kakek harto terlihat kecewa dengan keputusan wisopati, seandainya wisopati mau menerima resort ini maka kakek harto berhasil menjalin hubungan baik dengan wisopati.
sangat layak untuk di nanti setiap apdetnya