Seorang gadis bernama Mentari sagita terpaksa harus menikah dengan seorang duda beranak satu yang seharusnya menjadi kakak iparnya akibat sebuah kecelakaan yang menimpa sang kekasih tepat di hari pernikahannya.
Hantara putra Adipura Sanjaya seorang pengusaha sukses yang terkenal dengan sikap dinginnya terpaksa harus menikahi calon istri adiknya karena sebuah Amanah.
Akankah Gita sanggup mempertahankan rumah tangganya bersama Hantara ??? Apakah Gita bisa kembali membuka hati seorang Hantara yang begitu dingin akibat pengkhianatan di masa lalunya???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pindah ke apartemen.
Selama sebulan terakhir Hantara lebih banyak menghabiskan waktunya di ruang kerjanya, setelah kembali dari kantor. Hantara hanya akan mandi dan mengganti pakaiannya saja di kamar, bahkan pria itu tidak tidur di kamar bersama sang istri. Hantara sengaja menghindari Gita.
Malam ini Hantara yang tengah duduk di kursi kerjanya perlahan membuka laci meja kerjanya, sehingga menampakan ponsel dengan merk apel tergigit separuh milik Adiknya, Lesmana.
Sudah sebulan terakhir Hantara menyimpan benda itu di laci meja kerjanya, tanpa berani sekalipun membuka ponsel milik Almarhum Lesmana. Hantara tak berani membuka ponsel milik Lesmana karena tidak ingin terus teringat akan sosok adiknya kesayangannya tersebut.
Namun malam ini dengan tangan bergetar perlahan Hantara mulai mengaktifkan ponsel tersebut sebelum membuka galeri foto yang menunjukkan foto foto almarhum Lesmana. di galeri tersebut juga tersimpan foto dirinya bersama sang adik yang di ambil beberapa tahun yang lalu, saat di mana pertama kali Lesmana di nyatakan lulus sebagai abdi negara.
Hantara merasa matanya mulai memanas saat menyaksikan sebuah Foto Selfie keduanya, di mana Lesmana merangkulnya seraya tersenyum.
Beberapa saat kemudian jemari Hantara berpindah ke sebuah aplikasi hijau milik adiknya. di mana obrolan chat Lesmana dengan beberapa kontak yang masih belum terhapus. salah satunya merupakan obrolan chat Lesmana padanya yang memintanya kembali ke tanah air untuk menghadiri pernikahannya.
Hantara terus menscrol pesan di aplikasi hijau milik Lesmana, sampai dengan sebuah obrolan chat Lesmana dengan seseorang sehingga membuat Hantara tidak sadar telah mengepalkan tangannya.
Dari jejak obrolan Lesmana dengan orang tersebut Hantara bisa menyimpulkan jika dia seorang pria.
"Siapa pria ini, apa pria ini ada hubungannya dengan wanita itu (Gita) sampai sampai dia berani mengancam Lesmana??." gumam Hantara, sebelum kembali membaca jejak obrolan milik Lesmana.
Setelah membaca jejak obrolan almarhum adiknya dengan seorang pria yang belum jelas identitasnya, Hantara menarik kesimpulan jika pria itu pasti ada hubungannya dengan istrinya,Gita. dengan begitu Hantara kembali menarik kesimpulan sepihak, jika secara tidak langsung Gita salah satu penyebab adiknya sampai meninggal dunia.
"Wanita itulah yang membawa petaka di dalam kehidupan Lesmana, jika dia tidak hadir di dalam kehidupan Lesmana mungkin saat ini kami semua tidak akan kehilangan Lesmana" Hantara nampak bergumam dengan wajah geram.
Hantara kembali meletakkan ponsel Lesmana ke dalam laci nakas sebelum pria itu beranjak menuju kamarnya.
Gita yang tengah sibuk menatap layar laptopnya spontan menoleh saat mendengar suara pintu yang sengaja di tutup dengan kasar. namun begitu Gita tak berani protes.
"Kemasi barang barangmu!! mulai besok kita akan tinggal di apartemenku!!." Sejenak Gita terdiam heran, karena baru kali ini Hantara berbicara dengan kalimat yang lumayan panjang padanya.
"Baik." Gita melipat komputer jinjing miliknya, sebelum meraih sebuah koper di atas lemari.
Hantara kembali beranjak meninggalkan kamar entah kemana pria itu Gita sendiri tidak tahu, seperti biasa Hantara tak pernah mengatakan kemana dan darimana kepada istrinya.
Gita mulai memasukkan pakaiannya ke dalam koper meski di dalam hati gadis itu Masih bertanya tanya, mengapa Hantara tiba tiba ingin pindah ke apartemen.
Usai mengemasi barang-barang miliknya Gita beralih ke kamar Akila hendak mengemasi barang milik gadis itu kecil itu, namun langkah Gita terhenti saat suara bariton Hantara terdengar dari arah belakang gadis itu.
"Tidak perlu mengemasi barang milik Akila karena Akila tidak akan ikut bersama dengan kita!!." Gita semakin bingung dengan ucapan Hantara, karena setahu Gita selama ini pria itu selalu mengajak serta putrinya kemana pun dia pergi. meski merasa bingung sekaligus penasaran namun Gita sama sekali tidak berani bertanya.
Sejak menjadi nyonya Hantara putra Adipura Sanjaya sebulan yang lalu, Gita berjanji pada diri sendiri untuk mulai melupakan kenangan indah bersama kekasihnya, Lesmana, dan berusaha membuka hati untuk menerima Hantara sebagai Suaminya.
***
Keesokan harinya Hantara meminta izin pada ayah serta ibunya untuk tinggal di apartemen miliknya. awalnya nyonya Merina berat hati melepas putra serta menantunya, namun dengan berbagai alasan dari Hantara akhirnya nyonya Merina mengizinkan. Hantara juga menitipkan Akila pada ibunya untuk beberapa waktu ke depan, dengan alasan tak ada yang akan merawat putrinya jika dirinya dan juga Gita pergi bekerja dan nyonya Merina tidak keberatan justru wanita itu merasa senang bisa merawat cucunya.
Awalnya Akila kekeh ingin ikut bersama dengan Gita begitu pun sebaliknya, tetapi dengan berbagai alasan Hantara meyakinkan putrinya hingga gadis kecil itu mengangguk meski dengan berat hati.
Hantara memasukkan beberapa buah koper besar miliknya dan milik Gita ke dalam bagasi mobil.
Kurang lebih satu jam kini mobil yang di kendarai Hantara memasuki area sebuah gedung pencakar langit.
Hantara memarkirkan mobilnya di area parkiran gedung apartemen, sebelum turun dan mengeluarkan kopernya di bagasi mobil. Hantara mengeluarkan koper dari bagasi mobil kemudian melenggang tanpa membawa satu pun benda segiempat dengan beban berat tersebut.
"Tunggu, bagaimana dengan barang barang ini??." ujar Gita.
Hantara menghentikan langkahnya sejenak.
"Saya rasa kamu cukup pintar, untuk tidak perlu lagi bertanya kepada saya, apa yang harus kamu lakukan." jawab Hantara sebelum kembali melanjutkan langkahnya.
Gita hanya bisa menarik napas dalam sebelum menyusul langkah Hantara dengan membawa hampir semua barang barang bawaan mereka. dengan tergopoh-gopoh Gita menyusul langkah panjang Hantara.
Dengan menggunakan Lift keduanya tiba di lantai 20. wajah Gita mulai di penuhi keringat akibat membawa beberapa koper dengan ukuran besar.
Hantara menekan tombol pin untuk membuka apartemen sementara Gita mengikuti langkah pria itu dengan susah payah.
Gita mengedarkan pandangan ketika baru saja memasuki apartemen yang di dominasi dengan warna putih tersebut. yang ada di benak Gita saat itu " Rapi dan bersih." untuk ukuran apartemen milik seorang pria. berbeda dengan Gita yang ada di benak Hantara saat ini adalah dia bisa berbuat apa saja pada gadis itu tanpa khawatir di ketahui oleh kedua orang tuanya.
"Saya akan membuat hidupmu tersiksa sampai kamu tidak sanggup lagi untuk bertahan hidup denganku." dalam hati Hantara saat memandang Gita yang tengah memasukkan pakaian ke dalam almari.
Apartemen tersebut difasilitasi dua kamar, satu kamar utama dan satunya lagi kamar tamu. Hantara sendiri menempati kamar utama sementara ia meminta Gita untuk menempati kamar tamu yang ukurannya jauh lebih kecil dari ukuran kamar utama.
Entah kenapa Gita merasa kecewa saat Hantara tak ingin berada satu kamar dengannya. sampai Gita berpikir apa sesuatu yang di sembunyikan pria itu, sampai sampai selama sebulan lebih menjadi pasangan suami istri, Hantara sama sekali tidak ingin sekedar tidur sekamar dengan dirinya.
"Apa mas Hantara memiliki kekasih sebelum menikahi aku?" Gita yang tengah memasak untuk makan siang sibuk dengan lamunannya, kalau saja tidak segera menyadarinya mungkin masakannya sudah gosong.
pdahal alur cerita ny seru loh😁🙏