Akibat menentang restu, Kamila harus menanggung derita yang dilakukan oleh orang-orang suruhan Hendro yang merupakan Ayah dari Bayu kekasihnya.
Tidak main-main dengan ancamannya, Hendro tega menyuruh sejumlah orang menoda! gadis yang baru berusia 18th itu. Dan sialnya lagi, karena peristiwa itu, Kamila hamil dan tidak tau benih siapa yang ada dirahimnya.
Lalu bagaimana nasib Kamila selanjutnya dan bagaimana sikap Bayu saat mengetahui Kamila hamil anak orang lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noor Hidayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pria Itu
Karena teriakan Kamila yang begitu keras, Pak Mursan menjadi panik dan langsung melepaskan pelukannya. Kesempatan itu dimanfaatkan oleh Kamila untuk melarikan diri dari dari pria mesvm itu. Seperti lupa jika dirinya tengah mengandung, Kamila lari secepat mungkin meninggalkan rumah majikannya. Namun dalam pelariannya itu, Kamila tanpa sadar sudah sampai di jalan raya yang disaat bersamaan sebuah mobil hitam hanya menyisakan jarak beberapa centi darinya.
"Aaaaaaaaa...." teriak Kamila yang sedikit tersenggol mobil, tapi karena rasa shock nya, tubuh Kamila terjatuh ke tanah.
Dengan cepat pengendara mobil turun dan melihat keadaan Kamila.
"Kamu tidak papa?" tanya pengendara mobil mencoba membantu Kamila yang tengah mengusap sikunya yang kotor dan sedikit lecet.
"Tidak." saut Kamila, menoleh kearah pengendara mobil tersebut. Kamila menjadi termangu saat melihat pengendara itu adalah pria yang ia tabrak saat keluar dari warung makan ketika mencari pekerjaan.
"Kamu...?" pria itu berucap sembari mengingat gadis yang ada didepannya.
"Kamu cewek yang waktu itu menabrak ku kan?" tanya pria itu, setelah mengingat wajah Kamila.
Sama-sama telah mengingat, Kamila tersenyum tipis sembari menganggukkan kepalanya.
"Maaf kali ini aku yang menabrak mu." ujar pria itu.
"Tapi kamu menabrak ku pakai mobil, bagaimana jika aku mat!?" pertanyaan dengan nada bercanda yang keluar dari mulutnya membuat Kamila terdiam sendiri.
"Benarkah aku mengatakan itu pada pria asing ini?" tanya Kamila dalam hati.
Sebelum mengalami kejadian malam itu, Kamila memang gadis periang dan suka bercanda, tapi sejak peristiwa pilu yang menimpanya membuat Kamila berubah menjadi gadis yang pendiam dan penakut.
"Masa kesenggol dikit doang mat!." saut pria itu yang juga menanggapinya dengan bercanda.
Jawaban pria itu membuat Kamila hanya diam melirik sembari berusaha berdiri kembali.
Melihat Kamila kesulitan untuk berdiri, pria itu berusaha membantunya, tapi dengan cepat Kamila menghentikannya.
"Jangan menyentuhku!" teriak Kamila.
Melihat perubahan Kamila yang tiba-tiba pria itu menjadi bingung.
"Kenapa semua orang ingin menyentuhku! kenapa!?" teriaknya lagi. Hal itu semakin membuat si pria bingung dan penasaran apa yang terjadi pada gadis didepannya.
"Hey... tenanglah... jangan takut," ucap si pria lembut.
"Aku hanya ingin membantumu, itu saja."
Tidak percaya lagi dengan yang namanya pria, Kamila menggelengkan kepalanya dan melangkah meninggalkan pria itu, akan tetapi baru beberapa langkah Kamila merasakan kram di perutnya.
"A-ahhhh... sakitttt..." ringis Kamila memegangi perutnya.
Melihat gadis didepannya kesakitan, pria itu bergegas mendekati Kamila, ingin mencoba membantunya tapi takut jika Kamila kembali berteriak.
"Sakitttt..." rintih Kamila lagi.
"Sekarang katakan, apa aku boleh membantumu?"
Kamila masih terdiam, menahan sakit di perutnya. Beberapa saat kemudian Kamila yang mengingat jika dirinya tengah mengandung menjadi khawatir jika terjadi sesuatu pada bayinya. Hal itu membuat Kamila tanpa ragu lagi menggenggam tangan pria itu.
"Tolong aku..." ucap Kamila semakin mengenggam erat tangan pria itu sembari menahan rasa sakitnya.
"Jangan khawatir, aku akan menolong mu, tapi sebelumnya bolehkan aku menyentuhmu? E-jangan salah faham, kamu terlihat sangat kesakitan, tidak mungkin kan kalau aku menolong mu tanpa menyentuh?"
Mendengar pertanyaan itu untuk pertama kalinya dari seorang pria, Kamila begitu terkesan sehingga tanpa ragu lagi, Kamila menganggukkan kepala, tanda ia setuju jika pria itu menyentuh tubuhnya saat menolong dirinya.
Mendapat persetujuan dari Kamila, pria itu tersenyum tipis dan membimbing Kamila ke mobilnya. Tapi melihat langkah Kamila yang begitu lamban, pria itu merasa tidak sabar sehingga tanpa perlu seper tujuan Kamila lagi, si pria langsung membopong tubuh Kamila.
"Hey! apa yang kamu lakukan?" tanya Kamila yang dibuat terkejut oleh si pria.
"Aku minta maaf, tapi aku tidak sabar menunggu jalanmu yang begitu lamban seperti siput." ujar pria itu, yang membuat Kamila tersenyum tipis.
Kemudian pria itu menurunkan tubuh Kamila di dalam mobil bagian depan.
Meskipun baru mengenal pria itu, bahkan belum mengetahui namanya, entah kenapa Kamila merasa senang dan aman dengan sikap dan perlakuannya sehingga rasa takut pada laki-laki seketika menghilang dari hatinya.
"Kamu terlihat lebih baik."
Ucapan pria itu mengagetkan Kamila yang masih menatapnya. Dengan perasaan canggung Kamila menurunkan pandangannya dan baru menyadari jika kram di perutnya sudah menghilang.
"Apa rasa sakitnya sudah hilang?" tanya pria itu lagi.
"E-ya, tiba-tiba perutku sudah tidak sakit lagi." saut Kamila bahagia.
"Syukurlah kalau begitu, jadi sekarang katakan aku harus mengantarmu kemana?"
"E-aku sudah tidak sakit lagi, kamu tidak perlu mengantar ku," ucap Kamila sambil membuka pintu mobil. Namun dengan cepat, pria itu menghentikan Kamila dengan memegang tangan Kamila yang berada di gagang pintu. Hal itupun membuat wajah keduanya menjadi sangat dekat dan tak dapat menghindari tatapan mata satu sama lain.
Cukup lama keduanya saling memandang sampai pandangan itu terhenti oleh dering ponsel yang mengagetkan keduanya.
Dengan cepat pria itu menarik diri dan melihat layar ponselnya. Namun bukannya mengangkat panggilan itu, si pria malah mematikan ponselnya dan meletakkan di laci mobilnya.
"Kenapa gak diangkat?" tanya Kamila basa-basi.
"Itu bukan telpon penting." saut si pria sembari mengukir senyumnya sekilas.
"Jadi gimana, apa aku boleh mengantarmu?"
Kamila mengangguk setuju tanpa menolak lagi tawaran pria itu. Entah kenapa hatinya merasa jika pria itu benar-benar berniat baik padanya.
Bersambung...
biarkan saja,, suka suka Lo deh Defandra mau ngapain. Yg penting Kamila dan anaknya aman untuk saat ini.
lanjut mbak Noor
Harus nya DEFA lebih obyektif mengembangkan penyelidikan jangan hanya Kamila saja yang dia salah kan
supaya bisa mengarah ke bapak walikota zalim itu
ada kacang dibalik peyek 😊