NovelToon NovelToon
Menjerat Hati Perjaka Tua

Menjerat Hati Perjaka Tua

Status: tamat
Genre:Tamat / Perjodohan / Nikahmuda / CEO / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:23.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Rossy Dildara

Demi menuruti permintaan terakhir dari sang Ayah, Citra rela menikah dengan seorang pria matang berumur 35 tahun yang bernama Steven Prasetyo.

Dipaksa? Tentu tidak. Citra dengan ikhlas dan senang hati menerima pernikahan itu meski selisih mereka 16 tahun. Bahkan, dia sudah jatuh cinta saat pertama kali bertemu dengannya.

Namun, sebuah fakta mengejutkan saat Citra mengetahui sebuah rahasia tentang alasan Steven menikahinya. Mungkin itu juga sebabnya mengapa sikap Steven selalu dingin dan menjaga jarak selama ini.

Sesungguhnya dia kecewa, tetapi entah mengapa semangat untuk mendapatkan cinta dari pria dewasa itu tak pernah pudar. Malah makin membara. Citra bertekad akan membuat pria yang membuatnya berdebar setiap hari itu jatuh cinta padanya. Bila perlu sampai tergila-gila.

Akankah Citra berhasil menaklukkan hati Steven? Atau justru dia menyerah dan lebih memilih meninggalkannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rossy Dildara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

4. Om ganteng

"Apa kamu yang bernama Citra?" Suara berat pria dewasa itu terdengar begitu renyah di telinga Citra.

Gadis yang sudah berkeringat dingin itu langsung membulatkan matanya dengan lebar, saat beradu pandangan dengan pria yang kini berdiri menghadap ke arahnya.

'Astaghfirullah ... apa dia yang bernama Steven? Apa dia calon suamiku? Apa dia perjaka tua yang kata Ayah berumur 35 tahun?'

Citra terkesima dengan tatapan kagum, dia benar-benar tak menyangka jika Steven pria yang sangat sempurna. Tak seperti khayalannya tadi.

Tubuhnya tinggi tegap dan kekar. Kulitnya putih, hidungnya mancung, rambutnya hitam pekat dan yang paling mengagumkan dari pria itu adalah dua lesung pipinya. Sangat jelas terlihat pada saat dia tersenyum menatapnya.

Senyuman itu tampak begitu manis mengalahkan madu. Rasanya dari sekian banyaknya pria di dunia, Steven bisa dinobatkan pria tertampan di hatinya setelah Danu, ayahnya.

'Benar kata Ayah, dia mirip Oppa Korea. Kenapa Ayah baru memberitahuku sekarang kalau dia punya rekan bisnis seganteng ini? Nggak perlu menunggu besok, sekarang saja aku sangat siap menikah dengannya.'

"Nona."

"Ah!" Citra tersentak kaget saat merasakan bahunya di tepuk oleh Gugun. Tepukannya terasa lembut tapi cukup membuatnya sadar atas semua lamunannya itu.

"Ih! Kenapa Om selalu mengagetkanku? Jantungku mau copot!" berang Citra sambil melotot.

"Nona kenapa melamun? Ayok duduk. Saya akan tinggalkan Nona dan Pak Steven berdua."

"Siapa yang melamun? Nggak kok." Citra menggeleng cepat. Dengan rasa yang masih gugup dan debaran jantung, dia perlahan berjalan menghampiri kursinya, lalu dengan hati-hati mendaratkan bokong dan menatap ke arah Steven yang sudah duduk duluan.

"Apa Oppa ... ah maksudku Om. Apa Om sudah lama menungguku? Aku tadi ke toilet sebentar." Citra tersenyum canggung sambil membereskan rambutnya. Tidak berantakan sebenarnya, hanya saja saat ini dia salah tingkah.

'Apa dia bilang? Opa? Memangnya aku terlihat seperti kakek-kakek?' Steven melirik sekilas pada Citra, dan sejujurnya dia juga paling tidak suka dipanggil dengan sebutan 'om' meskipun memang diusianya sudah pantas.

"Aku baru datang kok," jawabnya dengan suara datar dan anggukan pelan.

Tak lama datanglah seorang pelayan wanita sambil mendorong meja troli. Dia pelayan yang sama saat mengantar Citra ke meja.

Dia menyediakan dua piring di atas meja yang berisi beef steak, kentang goreng dan sayuran untuk Steven dan Citra.

"Selamat menikmati." Pelayan itu membungkuk sopan lalu berlalu pergi meninggalkan mereka.

Steven melepaskan dua kancing jasnya, kemudian memegang garpu dan pisau yang berada di atas tissue di samping piring.

"Kamu doyan daging sapi, kan? Ini steak sapi." Steven bertanya sekaligus memberitahu. Perlahan dia membelah daging itu kemudian melahapnya. "Kenapa bengong? Nggak suka?"

Steven tampak binggung melihat Citra yang sejak tadi melongo ke arahnya dengan mulut yang agak menganga.

Citra langsung tersadar, sejak tadi dia terus memandangi lantaran terpesona dengan ketampanan Steven. Segera dia melipat bibirnya rapat, takut jika air liurnya yang sudah menggenang terjatuh.

"Aku suka kok sama Om. Om ganteng."

Degh!

"Suka padaku?" Alis mata Steven bertaut. "Kenapa tiba-tiba mengatakan hal itu?" Wajahnya binggung. Aneh saja, kenapa gadis yang baru pertama kali bertemu dengannya langsung terang-terangan mengatakan suka?

"Tadi bukannya Om tanya kenapa aku bengong? Nggak suka? Itu, kan? Ya aku jawab, aku suka sama Om. Om ganteng, aku mau jadi istri Om."

"Tapi aku bertanya tentang makanan." Steven menurunkan tatapannya ke arah piring. Dan itu membuat wajah Citra merah padam lantaran malu. Gadis itu salah paham.

"Ah, hehehe ...." Mengatasi rasa canggung dan malu, lebih baik dia tertawa kecil saja. Meskipun terdengar aneh. "Aku kira Om tanya tentang perasaan, nggak tahunya makanan. Aku suka steak kok."

Citra mengambil garpu dan pisau seraya mengarahkan pada potongan daging. Namun anehnya saat dipotong daging itu terasa keras dan dia sendiri tampak kesusahan.

'Ini daging apa batu? Kenapa susah sekali?'

Citra makin keras berusaha untuk memotongnya. Tetapi bukannya berhasil terpotong, daging itu malah terlempar ke arah Steven. Dan yang lebih mengejutkannya menghantam gelas yang berisi minuman berwarna hijau hingga isinya tumpah pada kemeja Steven, lalu gelas itu jatuh dan pecah di lantai.

Prang!

"Astaghfirullah!" Refleks Citra menutup bibirnya dengan salah satu tangan, lalu dia pun segera bangun dan menarik beberapa lembar tissue untuk membersihkan kemeja putih pria itu. "Maafkan aku, Om. Aku nggak sengaja," ucapnya panik.

Wajah Steven tampak merah dan menegang, sepertinya dia marah. Tetapi dia memendamnya dan langsung berdiri.

"Tolong buatkan satu porsi lagi, tapi dagingnya dipotong-potong." Steven berkata pada pelayan pria yang baru saja menghampiri mejanya untuk membersihkan serpihan beling. Kemudian setelah itu dia berlalu begitu saja meninggalkan Citra. Dari arahnya berjalan, sepertinya dia pergi ke toilet.

"Haduh, bagaimana ini? Sepertinya Om ganteng marah padaku." Wajah Citra seketika pucat. Dia ingat betul wajah merah Steven, dan itu membuatnya tak enak hati.

Cepat-cepat Citra mengambil ponselnya, lalu menelepon ayahnya di rumah sakit.

"Halo, Ayah. Gawat!"

"Gawat kenapa?" Suara Danu tampak terkejut.

"Tadi kemeja putih Om ganteng tertumpah jus gara-gara aku. Dan sepertinya dia marah, bagaimana ini? Apa dia nanti nggak akan jadi menikah denganku?"

Bukannya tadi siang dia yang bersikeras tak mau menikah dengannya? Tetapi kenapa sekarang dia justru kelabakan dan takut jika pernikahannya akan gagal.

"Tunggu dulu ... Om ganteng itu siapa?"

"Om Steven. Bukannya Ayah sendiri yang bilang dia ganteng, kan?"

"Oh iya, itu benar. Kamu sudah bertemu dengannya?"

"Ish!" Citra berdecak kesal. "Kan aku sudah bilang kemejanya ketumpahan minuman, berarti sudah jelas aku bertemu dengannya, Ayah."

"Oh, iya. Benar juga." Terdengar suara kekehan Danu. "Terus kamu minta maaf nggak? Kemana sekarang orangnya?"

"Aku minta maaf tadi, tapi nggak dijawab. Dan dia sekarang pergi ke toilet."

"Oh begitu. Ya sudah tunggu dia kembali saja, terus minta maaf lagi. Apa kalian sudah saling mengenal satu sama lain?"

"Sudah dulu ya, Ayah. Orangnya kembali. Nanti aku cerita kalau sudah sampai rumah sakit." Citra cepat-cepat mematikan sambungan telepon itu saat melihat Steven berjalan ke arahnya. Lantas benda pipih itu dimasukkan ke dalam tas.

"Makan malam kita akhiri saja, ya? Aku juga nggak bawa baju ganti," ucap Steven sambil menatap kemejanya yang basah di bagian depan. Bahkan tanpa diduga celananya juga ikut basah, mungkin tadi sempat mengenai celana juga.

"Ah iya." Citra mengangguk cepat. "Nggak masalah kita pulang, tapi aku minta maaf. Om nggak marah, kan?"

Steven tersenyum manis hingga menampilkan lesung pipinya. Seketika Citra meleleh dibuatnya. "Nggak, apa makanannya mau di take away?" tawarnya.

Citra menggeleng. "Nggak usah, aku sudah kenyang kok."

"Memangnya kamu sudah makan tadi?"

"Belum, tapi melihat senyuman Om ... aku sudah kenyang," ucapnya sambil tersenyum malu-malu. Bisa-bisanya dia menggoda pria yang katanya seorang kakek-kakek. Sepertinya Citra sudah jatuh cinta pada pandangan pertama.

Steven tak menanggapi, baginya itu hanya gurauan semata. Lantas dia pun mengajaknya untuk pergi. "Ayok kita pulang, biar aku antar."

***

Di dalam perjalanan menaiki mobil sedan Lamborghini berwarna putih itu terasa begitu hening. Mungkin kalau bukan Citra yang duluan membuka suara, mereka tak akan berbincang hingga mobil itu sampai di rumah sakit.

"Aku mau tanya sesuatu sama Om. Sebenarnya apa yang Om suka dariku?"

Degh!

Steven membulatkan matanya dengan lebar, lalu menoleh ke arahnya.

Jika tadi saat di restoran dia menganggap kata-kata Citra sebagai gurauan, tetapi sekarang rasanya terdengar aneh. Itu sebuah pertanyaan yang membutuhkan jawaban. Dia tak bisa menghiraukannya begitu saja.

'Apa yang gadis ini katakan? Kapan aku berkata kalau aku menyukainya?'

...Kepedean banget si Citra, baru juga ketemu 😏...

1
Dedeh Herawati
mampir ach
Ariyani Ariyani
aku sllu like cuman jarang koment dd othor🙏💪💪💪
visi Sembiring
thor apa anak nissa dan tian bknnya diculik ya sama aulia ms mrk ga sadar juga?
IG: @rossy_dildara: Rahasia kak, nanti terungkap pas mereka dibuat judul baru🤭
total 1 replies
Nayosha
waah udh normal si Stev ternyata
Nayosha
hahaha pisang anaknya ternyataaaa...ngakak dech
Nayosha
mau liat CCTV ya
Nayosha
ih PD banget ya Fira
Nayosha
bener jgn di kasih izin Bu...tuman tuh si Fira...emang ga tau diri
Nayosha
beresin dulu SM Aulia nya Om...supaya aman
Ariyani Ariyani
ko tidak ada ya? mohon infonya 🙏🙏🙏
IG: @rossy_dildara: udah aku pindahin ke aplikasi GN' Kak
total 1 replies
Nayosha
enak aja Lo Fir mau rujuk sm Tian...halu dia
Nayosha
dasar Steven buka puasa nya langsung goyangin Citra kayanya
Nayosha
Fira ya
Nayosha
bagus dech ada kemajuan....tp abis di pukuli Tian jadi ngga Inget...ada yah am esia gitu...ada yg muncul Inget ada yg lupa LG sebagian
Nayosha
amnesia nya udh maju dikit kedepan kayanya ...udh Inget Citra waktu di culik si kumis Lelel soalnya
Nayosha
hahahaha. bagus jg KL di dunia nyata ada Burung seperti Kevin....buat ngasih pelajaran pelakor/Facepalm/
Nayosha
duel
Nayosha
Bikin Stev kelabakan aja LG Cit...ngumpet dl sm si kembar di rumah Om Tian...bisa di liat reaksi Steven gimana
Nayosha
Citra tau tuh Stev chatingan sm si Imel
Nayosha
tuh kan mana tahan Stev ga akan bisa lah....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!