Zahwa adalah seorang gadis soleha yang cantik dan juga baik hati, rela menerima perjodohan yang dilakukan oleh ayahnya kepada anak temannya pak Gunawan Wijaya demi membalas budi kepada temannya itu, karna dulu disaat mereka kesusahan ekonomi pak Gunawan lah yang telah bembatu memberikan modal kepada ayahnya.
Anton Wijaya adalah pria yang memiliki wajah tampan dengan tubuh yang perfek, ditambah lagi dengan kekayaan keluarganya yang sudah pasti jatuh kepadanya sebagai anak laki laki membuat setiap wanita terpesona dan ingin menjadi kekasihnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Zamartha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Selesai melakukan sholat maghrib dan makan malam, Anton dan Zahwa duduk di ruang keluarga bersama kedua orang tuanya, Anton sengaja mengajak semuanya berkumpun karna ingin menyampaikan keinginannya menikah dengan Sarah.
"Pa, ma, minggu depan Anton berniat menikah dengan Sarah." ucap Anton kepada kedua orang tuanya. Dan hal itu tentu saja membuat kedua orang tuanya kaget.
"Apa yang kamu ucapkan An, apa kamu sadar dengan semua kata kata mu.?" papanya berbicara dengan sedikit keras, karna kaget dengan ucapan putranya itu.
"Iya pa, aku sadar dan Anton pun sudah mendapat persetujuan Zahwa." jelas Anton sambil melempat tatapan pada istrinya.
"Tidak, mama tidak setuju." ucap mamanya tegas sambil menggelengkan kepalanya.
"Apa kamu tidak ingat bagaimana dia meninggalkan mu saat kalian sudah merencanakan pernikahan, jangan buat malu papa An." ucap papanya lagi.
"Pa, Sarah pergi karna menghindari perjodohan dari orang tuanya, bukan karna tidak mencintai Aku." ucap Anton yang suaranya sudah mulai meninggi juga.
"Pokoknya mama tidak akan pernah setuju An, mama dan papa tidak akan merestui pernikahan kalian." ucap mamamnya yang sudah berderaian air mata.
"Anton tetap Akan menikahi Sarah ma, dengan atau tanpa restu dari papa dan mama." ucap Anton lalu pergi meninggalkan kedua orang tuanya dan juga Zahwa, ia memilih menghindar dan pergi ke kamarnya dari pada melanjutkan perdebatan dengan ke dua orang tuanya.
Zahwa yang melihat mama mertuanya menangis karna Syok segera menghampirnya, memeluk dan berusaha menenangkan mama mertuannya itu, Zahwa seharusnya orang yang paling terpukul dengan keinginan suaminya, tapi malah ia yang terlihat sangat tegar.
Setelah berusaha menenangkan dan menghantar mertuanya ke dalam kamar, Zahwa segera menyusul suaminya dan melihat Anton sudah berbaring di atas kasur. Zahwa memutuskan berwuduk dan sholat setelahnya iya mengaji agar hatinya lebih tenang.
Sementara dirumahnya Sarah juga sedang berusaha berbicara kepada ke dua orang tuanya.
"Pa, Minggu depan Sarah mutuskan untuk menikah dengan mas Anton." ucap Sarah kepada orang tuanya.
"Apa kamu yakin nak, bukan kah Anton sudah memiliki istri.?" jawab papanya yang terlihat santai.
"Iya pa, bahkan istrinya datang menemui ku dan meminta agar aku menikah dengan mas Anton.
"Bagaimana bisa begitu.? Apa istrinya tidak bisa membuat Anton bahagia.?'' ucap mamanya di selah pembicaraan mereka.
"Bukan begitu ma."ucap Sarah.
"Ya terserah kau saja, papa dan mama hanya mendo'a kan yang terbaik untuk mu, memang seharusnya kamu sudah sejak dulu menikah dengan Anton, tapi karna papa semuanya jadi kacau." ujar papanya dengan penuh penyesalan.
"Sudahlah pa, tidak usah dibahas lagi." timpal sarah.
"Ya kalau begitu kamu singkirkan saja istrinya itu." ucap mama Sarah.
"Ma tidak mungkin begitu, Sarah tidak mungkin melakukan itu." ujar Sarah yang kesal mendengar ucapan mamanya.
Anton pergi ke kantor tampa sarapan dahulu karna ia tidak ingin bertemu dengan kedua orang tuanya untuk sementara waktu, sebab Anton tau pasti lagi lagi akan timbul perdebatan, sedangkan Zahwa memutuskan berangkat dengan menggunakan taksi setelah sarapan dan berpamitan dengan mertuanya.
Di kantor, Anton terlihat sedang menghubungi Reyhan, Anton selalu memberitahu semua hal tentang dirinya kepada sahabatnya itu, jadi tidak heran jika iya juga pasti akan mengundang sahabatnya itu untuk datang di acara pesta pernikahannya dengan Sarah.
"Apa? apa aku tidak salah dengar An, bagaimana bisa begitu?" Suara Reyhan di seberang sana yang nampak kaget karna tidak percaya bahwa temannya akan menikah lagi, sementara Anton sudah memiliki istri.
"Kau tahu kan kalau aku sangat mencintai Sarah, jadi saat dia pulang ke Indonesia, aku sudah berencana bagaimana agar kami tetap melangsungkan pernikahan kami yang tertunda." Anton menjelaskan dengan tertawa.
"Lalu bagaimana dengan istrimu?'" tanya Reyhan lagi.
"Kau pasti tidak akan percaya, kalau sebenarnya ia lah yang menemui dan membujuk Sarah agar mau menikah dengan ku." jelas Anton.
"Gila, bagaimana bisa itu terjadi, bodoh sekali dia, aku semakin penasaran dengannya," ucap Reyhan yang semakin penasaran dengan istri sahabatnya itu.
"Kalau begitu datangnya ke pesta pernikahan ku, aku akan memperkenalkan mu dengannya."Ucap Anton dengan tersenyum.
"Heyyyy, kau tidak sedang berusaha menjodohkan ku dengan istrimu kan,? hahaa."Reyhan tertawa senang mengerjai sahabatnya itu.
"Jika kau bisa membuatnya jatuh hati, maka akan aku serahkan dia padamu." Ucap Anton sedikit menantang Reyhan,
"Apa aku tidak salah dengar, kau tau kan siapa aku." Reyhan sedikit kesal karna merasa dirinya sedang ditantang.
"Yaa, aku tahu dirimu, laki laki pengecut yang lari ke luar negri karna ditinggal kekasihnya menikah hahaaaa." Anton tertawa puas membayangkan ekspresi wajah sahabatnya,
Dia sengaja mematikan hp nya agar Reyhan semakin kesal dengannya.
Tiba tiba Anton terdiam dia mengingat lagi kejadian waktu ditaman dulu, saat pertama kali ia mengetahui bahwa Zahwa adalah wanita yang sangat di cintai Reyhan, dia juga membayangkan betapa sahabatnya itu mungkin akan membencinya, saat tahu wanita yang akan dimadunya adalah orang yang sangat di cintai Reyhan. Ada rasa getit kepahitan dihatinya saat membayangkan Reyhan yang akan merebut Zahwa, namun Anton sendiri tidak mengerti dengan rasa apa itu, dia mengacak acak rambutnya sendiri, seperti orang yang sedang prustasi.
Saat tiba dirumah, Anton segera masuk kedalam rumah namun langkahnya terhenti saat kakaknya Anita memanggil namanya.
"An, tunggu sebentar kakak ingin bicara dengan mu." ucap Anita yang terlihat marah.
"Ada apa kak.?" ujar Anton, sebenarnya dia sudah mengetahui apa yang akan terjadi, karna mamanya pasti akan memberi tahu kakaknya itu, bahkan saat melihat mobil Anita di area parkir, Anton rasanya sudah malas untuk masuk.
"An, apa benar yang diucapkan mama, bahwa kamu ingin menikahi Sarah.?"tanya Anita. Dan Anton hanya menaikan kedua bahunya menanggapi pertanyaan kakaknya.
"Kamu bener bener keterlaluan An, apa kamu tidak fikirkan bagaimana perasaan istrimu, dan mau di taruh dimana muka kakak, bahkan dengan suamiku sendiri aku merasa malu, memiliki adik sepertimu." Anita berteriak dia sudah tak dapat menahan emosinya.
"Sudahlah, kakak tidak usah ikut campur urusanku." teriak Anton.
"Kakak pastikan kamu akan menyesal An, kamu akan dapat karmanya nanti." ucap Anita.
"Nak, mama mohon hentikan niat mu itu, kasihan Zahwa sayang." mamanya berbicara dengan sudah berderai air mata.
"Ma, maafkan Anton, tapi aku sangat mencintai Sarah, Anton berjanji akan bersikap Adil." ujar Anton sambil menggenggam tangan mamanya.
"Apa kamu fikir itu akan mudah An, kakak yakin kamu tidak akan bisa melakukannya." ucap kakaknya lagi.