0o0__0o0
Lyra siswi kelas dua SMA yang dikenal sempurna di mata semua orang. Cantik, berprestasi, dan jadi bintang utama di klub balet sekolah.
Setiap langkah tariannya penuh keanggunan, setiap senyumnya memancarkan cahaya. Di mata teman-temannya, Lyra seperti hidup dalam dunia yang indah dan teratur — dunia yang selalu berputar dengan sempurna.
***
"Gue kasih Lo Ciuman....kalau Lo tidak bolos di jam sekolah sampai akhir." Bisik Lyra.
0o0__0o0
Drexler, dengan sikap dingin dan tatapan tajamnya, membuat Lyra penasaran. Meskipun mereka memiliki karakter berbeda. Lyra tidak bisa menolak ketertarikannya pada Drexler.
Namun, Drexler seperti memiliki dinding pembatas yang kuat, membuat siapapun sulit untuk mendekatinya.
***
"Mau kemana ?" Drexler menarik lengan Lyra. "Gue gak bolos sampai jam akhir."
Glek..! Lyra menelan ludahnya gugup.
"Lyra... You promise, remember ?" Bisik Drexler.
Cup..!
Drexler mencium bibir Lyra, penuh seringai kemenangan.
"DREXLER, FIRST KISS GUE"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuna Nellys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Melting di pagi hari
...0o0__0o0...
...Pagi hari di apartemen terasa lembut dan hangat ketika Lyra bangun....
...Gadis itu menguap lebar sambil merentangkan kedua tangan-nya, rambut-nya berantakan namun tetap cantik. Kelopak matanya masih berat, separuh sadar, separuh bermimpi....
...Begitu fokus mulai kembali, Lyra langsung melirik ke sisi ranjang—mencari sosok dingin-kejam sekaligus paling ia sayangi....
...Kosong....
...Tidak ada Drexler....
...Tidak ada napas beratnya....
...Tidak ada tatapan tajam yang diam-diam selalu menenangkan....
...“Ck… kemana coba, Xler ?” gumam-nya, bibir'nya merengut kesal. “Harusnya aku bangun di suguhi pemandangan tampan, bukan kesepian mirip… utan.” Dumel-nya makin sebal....
...Lyra turun dari ranjang sambil menyeret langkah, mengambil segelas air di nakas dan meneguk-nya sampai tandas. Ketika mengembalikan gelas itu, matanya langsung terpaku....
...Di atas meja kecil itu tergeletak sebuah undangan berwarna emas, berkilau lembut terkena sinar matahari pagi. Di atasnya, terletak kartu akses. Dan di sampingnya… sebuah note kecil....
...Jantung Lyra langsung berdegup cepat. Ia mengambil note itu dan membacanya....
...To Sweetie Cegilnya Drexler, ...
...Hadiah untukmu....
...Aku tunggu di ruangan olahraga....
...Aku menyayangi mu lebih dari kata-kata....
...From Your Ice Boy....
...Lyra tersenyum kecil—senyum yang hanya muncul ketika berkaitan dengan satu orang itu. Ia bahkan mengecup note tersebut sebelum mengambil undangan emasnya....
...Begitu di buka, mata Lyra melebar. Nafasnya tertahan....
...“Go—golden invitation ticket… Lyra Moretta Valenstein.” bisiknya, nyaris tak bersuara....
...Lyra berdiri mematung. Shock, tapi dengan cara yang membuat dadanya terasa penuh, panas, gemetar. Semua nyampur jadi satu kayak seblak hot jelepot....
...Tiket itu bukan hanya kertas. Bukan hanya undangan. Bagi Lyra—itu adalah pintu. Jalan. Kesempatan yang selama ini ia pikir masih jauh dari genggaman-nya....
...Tangan Lyra bergetar sedikit saat menyentuh permukaan-nya....
...Drexler tidak hanya mendukung-nya. Cowok itu mendorong-nya maju… sampai ke tempat paling tinggi yang bahkan Lyra sendiri masih takut bermimpi....
...Lyra masih berdiri mematung, rambut berantakan kemana-mana, baju tidurnya yang bergambar BTS sudah kusut parah karena gadis itu tidur layaknya kitiran. Muter-muter tak tenang....
...Itu salah satu kejelekan Lyra, yang tidak seorangpun tau. Kecuali satu nama. Drexler....
...Begitu mata Lyra fokus lagi ke tulisan Golden Invitation Ticket, otaknya langsung nge-lag dua detik sebelum—...
...“AKH!! YA AMPUN—SERIOUSLY ?!” teriaknya nyaring menggema di seluruh kamar....
...Lyra otomatis memegangi pipinya sendiri, matanya berbinar kayak lampu LED 100 watt. Ia melihat tiket itu… lalu melihat baju tidurnya sendiri…...
...Baju tidur BTS dengan wajah member bias-nya terpampang jelas tepat di dadanya....
...“Jungkooooook! Liat gak ini ?! Aku dapet golden ticket!”...
...Iya, benar. Gadis itu ngomong ke kaosnya. Ke wajah tampan Jungkook yang tercetak di situ....
...Lyra mulai melompat kecil di tempat, baju tidurnya ikut bergoyang-goyang lucu....
...“Drexler gila! GILA BANGET!”...
...“Xler kok sweet banget sih ? Ih! Ih! Ih!”...
...Lyra sampai stamping kaki karena terlalu gemes. Tiket itu di genggam erat sementara ia cekikikan sendiri tanpa berhenti. Lalu, dengan spontan, dia memeluk note kecil itu… dan mencium'nya....
...“Oke, Lyra, calm down… calm—AAAAA TIDAK BISA CALM DOWN!!” Teriaknya....
...Lyra berputar di tempat sambil memeluk tiket itu ke dada tepat ke wajah Jungkook yang kembali ‘dipeluk’ oleh Lyra....
...“Maaf Jungkook… hari ini aku selingkuh sama cowok ku sendiri.” Bisik Lyra sambil terkekeh, pipinya panas sendiri....
...Karena terlalu happy, Lyra refleks melompat ke kasur, memantul sekali, dua kali, sambil berteriak pelan, “Aku dapet golden ticket, aku dapet golden ticket~!!”...
...Habis itu Lyra berhenti mendadak. Matanya melebar. “Oh my god… Drexler nunggu di ruang gym!!” pekiknya heboh....
...Lyra langsung lari tergopoh-gopoh ke arah pintu. Rambut acak-adut. Setelah Baju tidur pendek BTS nampak kebesaran. Tanpa nyisir. Bahkan tanpa cuci muka dan gosok gigi....
...Tanpa sadar Lyra masih kelihatan kayak anak SMP baru bangun. Tapi semangat-nya full kayak kuli bangunan yang siap tempur....
...“Xler! TUNGGU AKU! Jangan berkeringat sendiri di sana, kamu harus bagi keringat mu sama pacar cantimu ini!”...
...Lyra hampir berlari sepanjang lantai apartemen— Baju tidur BTS kebesaran melambai-lambai, rambut awut-awutan bak singa bangun tidur, tapi wajahnya penuh cahaya bahagia yang gak bisa di sembunyikan....
...Begitu pintu ruang gym terbuka, wuss—aroma parfum, pendingin ruangan, dan suara dentingan alat fitness langsung menyapa....
...Dan di sana…...
...Drexler berdiri membelakangi-nya....
...Cowok itu sedang melakukan cable crunch. Punggung-nya tegang, otot bahunya terlihat jelas, dan—oh Tuhan—abs-nya terpahat rapi dari atas sampai bawah....
...Baju bagian atasnya di tarik sedikit oleh gerakan latihan, memamerkan garis-garis otot itu tanpa dia sadari… atau mungkin sangat Drexler sadari....
...Lyra langsung nge-freeze....
...Jatuh hati versi mendadak....
...Jatuh bodoh....
...Tiket emas di tangan-nya hampir terjatuh....
...“X… Xler…” bisiknya kecil....
...Drexler berhenti, melepaskan handle alat. Napasnya masih teratur meski terlihat sedikit berat. Ia menoleh perlahan—tatapan-nya tajam, dingin, tapi bibirnya melengkung tipis saat melihat pacar cegilnya berdiri di sana dengan baju tidur BTS dan wajah berbinar heboh....
...“Sweetie, Kamu kelihatan seperti anak hilang,” gumam-nya datar namun hangat. “Dan seperti biasanya… cegil.”...
...Lyra langsung manyun malu, lalu memeluk undangan emasnya erat-erat. “Xler! Kamu! Kamu bikin aku—AAARGH!” Ia stamping kaki, nggak jelas antara malu atau terlalu bahagia....
...Drexler mendekat. Setiap langkah-nya membuat Lyra makin gugup. Abs-nya yang masih terekspos sedikit membuat fokus Lyra pecah total....
...“Sweetie,” katanya sambil menyeka sedikit keringat dari rahangnya....
...“Gimana dengan Hadiah ? Suka, Hem ?"...
...Lyra menggigit bibir menahan excited-nya. “Aku suka… suka banget… aku—”...
...Matanya turun ke abs Drexler....
...Lalu naik....
...Turun lagi....
...Naik lagi....
...Drexler sadar. Tentu saja sadar....
...Dengan sengaja—penuh ketenangan mematikan—ia melepas kaosnya, melempar asal ke lantai. Tangan-nya mengusap perutnya perlahan, membuat garis otot itu terlihat makin jelas....
...Lyra langsung meleleh seperti es krim kepanasan....
...“A-aku… aku… emm…” Suaranya hilang. Matanya melotot lucu tanpa berkedip, di tambah mulut melongo....
...Drexler menahan senyum, lalu mendekat sampai Lyra harus mendongak....
...“Kamu perhatikan apa Hem ?”...
...Nada suaranya lembut tapi menggoda dengan cara yang hanya Drexler yang bisa lakukan....
...“Bukan… bukan karena kamu pamer-pamer abs…”...
...“Hmm masak ?”...
...“Ya itu juga sih!”...
...Lyra menutupi wajah dengan undangan emas, pipinya merah semerah lampu brake mobil....
...Drexler mendekat sedikit lagi, menyentuh pelan rambut kusut Lyra. Merapikan pakai jemarinya....
...“Kemari.” Titah-nya lembut....
...Drexler menarik Lyra pelan masuk ke dadanya—masih hangat karena habis olahraga....
...Lyra langsung tenggelam dalam pelukan itu sambil memeluk pinggang-nya....
...“Kamu bahagia ?” tanya Drexler....
...Lyra mengangguk cepat. “Banget. Sampai-sampai mau pingsan… tapi gara-gara kamu pamer-pamer abs juga sih!” Tangan'nya turun, meraba-raba Abs Drexler....
...Drexler tertawa kecil—langka, dalam, dan cuma muncul untuk Lyra. Ia membiarkan tangan nakal gadis-nya berkeliaran di sana....
...Di larangpun juga percuma. Karena bagi Gadis secegil Lyra, larangan berarti perintah mutlak....
...“Aku senang kamu suka hadiah-nya,” bisiknya sambil mengusap kepala Lyra lembut. “Dan aku sengaja nunggu kamu di sini… karena aku tahu kamu bakal masuk dengan muka paling cegil sedunia.”...
...Lyra mendongak, masih memeluk tiket itu....
...“Ya! Aku cegil! Dan aku bangga!”...
...Drexler menyentuh ujung hidung Lyra....
...“Kemari. Biar aku lihat ekspresi bahagia itu lebih dekat.”...
...Lyra masih memeluk Drexler ketika matanya tanpa sengaja kembali melihat kartu akses di tangan-nya. Dari tadi ia terlalu sibuk meleleh meraba-raba abs cowoknya hingga lupa satu hal—...
...“Kartu ini… buat apa, Xler ?” tanyanya sambil mengangkat kartu itu ke wajah Drexler....
...Drexler menatapnya sebentar, ada sorot puas di matanya.“Coba kamu tap di pintu sebelah dan kamu akan menemukan jawaban-nya.”...
...Lyra menoleh....
...Di dalam gym, memang ada satu pintu samping yang biasanya selalu terkunci dan cuma di pakai maintenance. Sekarang pintu itu tampak memiliki panel akses baru yang mengkilap....
...Lyra langsung heboh. “INI APAAN ?! XLER APA YANG KAMU RENCANAIN ?!” Ia menghentak-hentakkan kaki seperti anak kecil yang tidak sabar....
...“Lihat dulu sana,” jawab Drexler lembut, gemas… tapi seringai kecilnya menunjukkan ia sudah menunggu momen ini....
...Lyra berlari kecil, lalu berhenti tepat di depan pintu. Tangan-nya gemetar sedikit, tapi bukan karena takut—karena excited yang kebablasan....
...Lyra tap kartunya....
...Beep....
...Lampu panel berubah hijau....
...Pintu terbuka otomatis....
...Dalam hitungan detik—Lyra membeku....
...Lampu-lampu plafon menyala perlahan, satu per satu. Ruangan itu terbentang luas, lantainya kaca glossy dengan kayu oak bergaris halus. Cermin besar memenuhi tiga sisi dinding....
...Di sudut, ada rak sepatu balet dengan sentuhan silver. Di langit-langit, lampu LED lembut membentuk pola ungu, warna khas BTS, lembut, berkilau, classy....
...Dan di tengah studio, tergantung banner kecil elegan bertuliskan: “Lyra’s Studio.”...
...Lyra menganga....
...Paginya benar-benar di penuhi kejutan yang tak pernah gadis itu duga sebelumnya....
...“Xler…” suara Lyra tercekat, matanya membulat tidak percaya. “Ini… buat aku ?”...
...Lyra melangkah masuk perlahan seperti takut merusak keindahan-nya....
...Studio itu indah....
...Bening....
...Mahal....
...Dan jelas di bangun dengan penuh perhatian pada setiap detail yang Lyra suka....
...Ada speaker built-in premium....
...Ada bar balet memanjang dengan finishing ungu metalik....
...Ada karpet kecil dengan logo “L” bergaya elegan....
...Bahkan di meja kecil terdapat bouquet lavender—bunga favorit Lyra....
...Lyra memutar badan, shock dan terharu bercampur jadi satu....
...“Aku… punya… studio balet sendiri…?” Suaranya melengking pelan....
...Drexler masuk pelan, menyandarkan bahu di pintu sambil mengamati-nya—serius, tapi matanya hangat....
...“Setiap balerina butuh ruangnya sendiri,” ucapnya lirih. “Dan kamu… pantas dapat yang terbaik.”...
...Lyra langsung memekik. “AKU MATI! AKU BENERAN MATI!”...
...Lyra berlari ke arah Drexler lalu menerjang cowok itu dengan pelukan paling cegil sedunia. Drexler menangkap-nya dengan satu tangan di pinggang, satu tangan di punggung....
...Lyra menggelayut seperti koala. “Kenapa kamu sweet banget sih ?! Kayak—kayak—aaah kalau aku punya ekor pasti aku udah wag-wag sekarang!!”...
...Drexler mengusap rambutnya. “Kamu suka, Hem ?”...
...“SUKA ?!” Lyra melepaskan pelukan, lalu menunjuk studio sambil hampir menangis bahagia....
...“Ini… ini ungu BTS! Ini aesthetic aku banget! Bar-nya… lampunya… semuanya… Xler, ini tuh—ini terlalu bagus buat aku!”...
...“Tidak.”...
...Drexler meraih dagu Lyra, membuat gadis itu menatap langsung ke matanya....
...“Ini pas untuk kamu. Karena kamu butuh tempat untuk mengejar impianmu. Dan aku akan selalu pastikan kamu punya ruang untuk berkembang.”...
...Lyra langsung melt total....
...Lututnya lemas....
...Pipinya panas....
...Hatinya—meledak....
...“Aku mau joget dulu…” katanya tiba-tiba....
...Dan tanpa malu, Lyra memutar satu kali, melebarkan tangan, masih pakai baju tidur pendek BTS kebesaran....
...Drexler hanya menggeleng pelan… dengan senyum kecil bangga....
...“Sweetie cegil,” gumam-nya. “Latihan pertama mu di mulai kapan saja kamu siap.”...
...Lyra berhenti, memandang studio besar bagai mimpi itu—lalu memandang Drexler....
...“Aku siap sekarang…” katanya pelan. Mantap....
...0o0__0o0...