NovelToon NovelToon
Rahim Untuk Balas Budi

Rahim Untuk Balas Budi

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Pengganti / Romansa
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Mommy Sea

Satu janji, satu rahim, dan sebuah pengorbanan yang tak pernah ia bayangkan.
Nayara menjadi ibu pengganti demi menyelamatkan nyawa adiknya—tapi hati dan perasaan tak bisa diatur.
Semakin bayi itu tumbuh, semakin rumit rahasia, cinta terlarang, dan utang budi yang harus dibayar.
Siapa yang benar-benar menang, ketika janji itu menuntut segalanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Sea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5: “Awal Kehamilan”

Pagi itu, udara di rumah kecil Nayara terasa berbeda. Hujan baru saja reda, menyisakan bau tanah yang lembap dan segar. Di dapur, aroma teh manis bercampur dengan bau obat yang baru saja ia minum. Tangannya gemetar ringan saat menuang air panas ke cangkir.

Tiga minggu sejak dokter Ardi memberi kabar bahwa kehamilannya berhasil. Tubuhnya mulai memberi tanda-tanda: mual di pagi hari, lelah tanpa sebab, dan dada yang sesak tanpa alasan jelas. Tapi yang paling berat bukan perubahan fisik—melainkan perubahan dalam hati.

Setiap kali menyentuh perutnya, ada rasa aneh yang sulit dijelaskan. Antara tanggung jawab dan kasih yang belum seharusnya tumbuh. Ia tahu, janin itu bukan miliknya. Tapi bagaimana bisa seseorang memisahkan rahim dari hati?

Nadim muncul dari kamar dengan seragam sekolah yang sedikit kusut.

> “Kak, kok teh-nya dua? Buat siapa satunya?”

“Buat kamu,” jawab Nayara cepat, menutupi kebiasaan barunya yang sering membuat teh dua cangkir. Satu untuk dirinya, satu entah untuk siapa—mungkin untuk rasa sepi yang tak pernah pergi.

Anak itu duduk di meja, menatap kakaknya dengan mata polos.

> “Kakak sering pusing ya belakangan ini? Mukanya kayak orang enggak tidur.”

Nayara tersenyum samar. “Kakak cuma banyak pikiran.”

“Tentang kerjaan?”

“Hmm… iya.”

Padahal bukan. Yang dipikirkannya bukan lagi tentang pekerjaan di butik atau tagihan listrik, tapi tentang bayi yang tumbuh di rahimnya—bayi dari pria yang bukan suaminya dalam arti yang sebenarnya, dan istri sah pria itu yang menatapnya dengan dingin.

Siang itu, Rendra datang lagi.

Ia mengetuk pelan pintu rumah. Nadim yang membukakan.

> “Om Rendra?” Nadim mengenalnya, meski tidak terlalu dekat. “Kakak lagi di dalam.”

“Terima kasih, Nadim.”

Rendra masuk dengan membawa tas berisi makanan sehat dan beberapa vitamin yang diresepkan dokter Ardi.

“Ini semua dari saya,” katanya saat Nayara muncul dari dapur, wajahnya masih pucat. “Karina sibuk, tapi saya pastikan kamu dapat perawatan yang cukup.”

Nayara menunduk sopan. “Terima kasih, Pak. Saya enggak ingin merepotkan.”

“Ini bukan repot,” jawab Rendra tenang. “Kamu sudah menolong kami. Setidaknya biarkan saya memastikan kamu baik-baik saja.”

Ada hening sesaat. Tatapan Rendra jatuh pada dinding yang penuh dengan coretan pensil—tinggi badan Nadim dari tahun ke tahun.

“Dia pintar,” katanya, menunjuk tulisan nama Nadim di dinding.

Nayara tersenyum tipis. “Iya, dia suka matematika. Katanya mau jadi insinyur biar bisa bangun rumah besar buat kami berdua.”

“Anak yang manis,” gumam Rendra.

Dalam keheningan itu, Rendra menyadari sesuatu yang selama ini tak ia perhatikan: betapa sederhana tapi hangatnya rumah itu. Tidak ada kemewahan, tapi ada ketulusan yang sulit ditemui di mana pun.

Sementara itu, di rumah besar mereka, Karina duduk di depan cermin. Tangannya memegang hasil pemeriksaan dari dokter Ardi. Positif. Kehamilan berhasil.

Ia tersenyum, tapi bukan senyum lembut seorang calon ibu—lebih seperti senyum kemenangan.

“Setelah ini, semua akan kembali normal,” katanya pada dirinya sendiri. “Aku akan punya anak, dan Rendra tak punya alasan lagi untuk menjauh.”

Namun jauh di dalam hatinya, ada sesuatu yang lain—ketakutan halus yang belum mau ia akui.

Ia tahu bayi itu tumbuh di rahim perempuan lain.

Dan meski secara hukum dan agama semuanya sah, rasa cemburu tetap menelusup pelan seperti racun tak terlihat.

> “Nayara,” bisiknya pada bayangan di cermin, “kau hanya rahim sewaan. Jangan pernah merasa lebih dari itu.”

Hari berganti minggu. Perubahan pada tubuh Nayara semakin terasa. Ia cepat lelah, nafsu makan menurun, dan emosinya mudah goyah.

Suatu malam, ia menangis diam-diam saat Nadim tertidur. Bukan karena sakit, tapi karena perasaan yang semakin berat menekan dada.

> “Ya Allah…” bisiknya, menggenggam perut pelan. “Aku melakukan ini untuk kebaikan, kan? Untuk menyelamatkan Nadim… bukan karena ambisi.”

Air mata jatuh ke bantal. Di luar, hujan turun lagi, menutupi isak kecilnya yang tak sempat ia tahan.

Keesokan paginya, Karina menelepon. Suaranya terdengar cerah tapi kaku.

> “Selamat pagi, Nayara. Dokter bilang kandunganmu sehat. Aku ingin kamu tetap tenang dan jangan banyak keluar rumah.”

“Iya, Bu.”

“Nanti ada mobil yang akan datang bawa makanan dan vitamin. Jangan khawatir soal biaya. Aku urus semuanya.”

“Iya, Bu. Terima kasih.”

Setelah telepon ditutup, Nayara memandang ponselnya lama sekali.

Satu sisi dirinya ingin bersyukur, sisi lain ingin berteriak. Karena di balik setiap kalimat “aku urus semuanya”, ada makna lain yang menggantung: kau hanya bagian dari rencana, Nayara.

Rendra datang lebih sering setelah itu. Kadang hanya lima belas menit, kadang sekadar memastikan obatnya diminum. Tapi setiap kali datang, ia selalu membawa hal kecil yang membuat Nayara diam lama setelahnya — seikat bunga kamboja yang jatuh dari halaman rumahnya, selembar nota dokter, atau roti buatan Karina yang ia bawa tanpa tahu rasanya pahit di hati.

Suatu kali, ia datang saat Nadim sedang belajar.

> “Om, Kakak sering mual. Aku takut dia sakit.”

Rendra tersenyum kecil. “Kakakmu sedang kuat-kuatnya sekarang, Nadim. Kamu bantu jagain, ya?”

“Boleh!” jawab anak itu semangat.

Nayara menatap mereka berdua. Ada rasa hangat aneh di dada, seperti kebahagiaan yang tidak boleh tumbuh.

Setelah Rendra pamit, Nadim menatap kakaknya dengan polos.

> “Om Rendra baik, ya, Kak. Dia kayak Bapak yang di TV itu, yang suka nolong orang.”

Nayara menelan ludah. “Iya… dia baik.”

“Kak, nanti kalau aku besar, aku juga mau bantu orang kayak dia.”

Nayara tersenyum, tapi di balik senyum itu, ada air mata yang hampir jatuh. Karena dalam diam, ia tahu—perbuatan baik pun bisa terasa pahit kalau dilakukan dengan hati yang luka.

Malamnya, ia menulis di buku kecil yang selalu ia simpan di bawah bantal:

> Aku tidak tahu siapa yang akan menang di akhir—rasa terima kasih, rasa bersalah, atau mungkin sesuatu yang tak seharusnya tumbuh. Tapi aku tahu satu hal: hidupku bukan lagi hanya milikku. Ada dua jiwa yang harus kulindungi—Nadim dan bayi ini. Entah bagaimana caranya, aku akan menjaga mereka berdua, meski dunia tak menganggapku apa-apa.

***

Dalam setiap detak waktu, Nayara mulai menyadari: bukan hanya tubuhnya yang berubah, tapi juga hatinya.

Ada batas halus yang perlahan memudar antara pengorbanan dan perasaan—antara rasa syukur dan rasa kehilangan.

Rendra datang dengan perhatian yang hangat tapi tak seharusnya,

Karina menatap dari kejauhan dengan senyum yang menyimpan racun,

Dan Nayara… hanya bisa bertahan di tengah badai yang ia ciptakan sendiri demi sebuah nyawa.

> “Aku hanya ingin semuanya baik-baik saja,” bisiknya pada diri sendiri.

Tapi entah mengapa, semakin ia berharap semuanya tetap sederhana,

semakin rumit takdir mempermainkannya.

Karena di rahim yang ia pinjamkan, bukan hanya kehidupan yang tumbuh—

tapi juga cinta yang tak seharusnya ada.

1
strawberry
Karina takut Rendra berpaling darinya karena Aru mirip Rendra, Nayara takut Aru diambil Rendra dan takut akan perasaannya. Rendra takut perasaannya jatuh hati pada Nayara dan pada Aru yg mirip dengannya.
Mommy Sea: pada takut semua mereka
total 1 replies
strawberry
Dalam rahim ibu kita...
Titiez Larasaty
ikatan batin anak kembar dan ayah
strawberry
mulai ada rasa cemburu...
Titiez Larasaty
semoga rendra gak tega ambil aru dia cm mengobati rasa penasaran selama ini kasihan nayara harus semenyakitkan seperti itukah balas budi😓😓😓
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Muhammad Fatih
Bikin nangis dan senyum sekaligus.
blue lock
Kagum banget! 😍
SakiDino🍡😚.BTS ♡
Romantisnya bikin baper
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!