Misteri Kembar Tiga

Melihat bagaimana sulitnya bulu bulu itu terlepas, mereka terus memikirkan cara agar Zaki bisa bebas dari makhluk bernama Kala itu, mereka juga sudah meminta Gafi menyentuh terus menerus bagian tengkuk Zaki, tapi itu malah membuat Zaki semakin kepanasan.

"Tidak akan semudah itu, kamu membuang ku, aku punya penawaran untukmu, jadilah wadahku, dan aku akan jadikan Aurora sebagai milikmu, aku tahu kamu juga menginginkan dia kan" bisik mahluk itu terus merayu Zaki.

"Jangan dengarkan dia bang, dia sedang menipu Abang, jangan sampai terpengaruh dengan bisikan setan itu" bujuk Altair

"Anak sialan ini, ternyata punya bakat lebih baik dari yang lain, dia bisa mendengar obrolanku dengan calon wadahku ini" gumam mahluk itu masih terlihat menguasai Zaki.

"Cabut taringnya, dia ternyata pernah gigit bang Zaki, di tengah lingkaran bulu itu ada taring mahluk itu" ucap Aurora

"Assalamu'alaikum" sapa Langit yang datang bersama Miqdad

"Wa'alaikumussalam.. ssttt" bisik Hendra

Langit menatap heran mereka yang sedang melakukan transfer energi pada Zaki, bahkan ada juga yang menarik energi Zaki sampai dia memekik kesakitan.

"Kalian sedang apa sih, terus ini apa?" tanya Langit santai

Sret.

Langit mencabut taring yang tertancap di tengkuk Zaki, bahkan juga bulu bulu yang hampir masuk ke tubuh Zaki di tarik dengan mudah, membuat semua orang di sana menganga tak percaya.

Bruk.

Zaki pingsan karena tidak kuat dengan serangan sekaligus Langit yang tanpa aba aba mencabut taring mahluk itu. Membuat tak hanya Zaki yang kehilangan energinya tapi juga makhluk bernama Kala itu langsung menghilang dari sana.

"Ambil bulu dan taringnya juga dad" ucap Altair

"Kalian sedang apa sih? Main tarik ulur begitu, nanti energi kalian habis gimana?" Tanya Langit khawatir

"Tolong angkat Zaki dulu, dia sedang lemah sekarang" bujuk Safira dan Langit juga dengan mudah menggendong Zaki ke atas sofa.

"Titan atau apa dia ini? Tingginya hampir melebihi Adrian bahkan tenaganya juga" ungkap Hendra.

"Mahluk halus yang nyata dia pa" jawab Vandra

"Om, sini, kami sedang membantu kak Zaki membuang bulu dan juga taring yang tadi Om cabut, itu milik mahluk monyet itu" ucap Aurora

"Oh seperti itu" jawab Langit duduk di samping Aurora

"Bang, kita kesini kan mau pinjam mobil papa, untuk jenguk Deandra" ucap Miqdad menggerutu

"Eh iya Abang lupa, Arjuna, kamu temani Om Miqdad ya, besok kan libur" jawab Langit

"Nggak bisa, Arjuna meski libur nggak boleh tidur telat" jawab Vandra

"Yah bang, masa telat sedikit nggak boleh, dulu juga kan waktu Langit masih kecil, bang Vandra yang sering temani Langit tidur" protes Langit.

"Kamu kan bukan anak Abang" jawab Vandra cuek

"Astagfirullah, sakitnya hatiku" ungkap Langit memeluk Aurora

Plak.

"Jangan sentuh sembarangan!' umpat Sagara menggeplak kepala Langit.

"Kak Deandra sakit apa Om?" Tanya Aurora

"Sakit perut katanya, karena nunggu Om ngajakin makan malam di luar" jawab Miqdad

"Tapi Lo bilang sakitnya parah" gerutu Langit

"Ya itu parah bang, kalau sampai Deandra pingsan karena telat makan malam gimana?" Tanya Miqdad

"Astagfirullah... Pergi sana, ini kuncinya dan jangan lupa pulang, papa sudah pusing dengan ulah kalian" ucap Hendra pergi setelah memberikan kunci mobilnya pada Miqdad.

"Tuh, papa jadi marah kan, nanti saja kesananya, tunggu bang Zaki sadar, lihat tuh dia tengkuknya sampai lebam begitu" bujuk Langit.

"Itu gara gara Kamu Langit Arka Danendra!" Umpat Vandra dan Sagara geregetan.

"Iya kah?" Tanya Langit pura pura tak tahu

"Hahaha.. Om sentuh tangan Gafi Om, tangan Gafi panas" ucap Gafi

"Tangan Om panas juga, kalau panas ketemu panas, itu bisa bahaya, nanti jadi beku" ucap Langit tapi tetap melakukan apa yang di minta Gafi.

Ada angin dingin yang masuk melalui urat urat aliran darah Gafi, dan itu membuat Gafi kembali segar bahkan dia sengaja menyentuh Khalid agar kondisinya juga pulih.

"Alhamdulillah terima kasih Om" ucap Gafi

"Terus Zaki gimana? Dia nggak apa apa kan?" Tanya Vandra khawatir

"Bang Zaki nggak boleh pulang Opa, dia masih di incar" jawab Altair

"Kalau dia nggak pulang, Om juga menginap disini" ucap Langit

"Ah.. Miqdad ke rumah Deandra sendiri saja lah, malas kalau begini" gerutu Miqdad pergi dari sana

"Om ikut" teriak Arjuna

"Ayo kita ketemu Tante Belinda Om, dia imut" ajak Arjuna

"Oma kamu sudah datang?" Tanya Miqdad

"Iya, sekarang om Ben juga akan sekolah di tempat Juna" jawab Arjuna.

...............

Kembali ke rumah Sagara, Langit sedang di jewer Sagara karena keukeuh ingin menginap disana, dia tidak mau kalau sampai Zaki ada satu langkah di depannya karena dia tahu kalau Zaki juga menyukai Aurora.

"Ayo bang kita pulang, Abang akan Langit jagain tapi nggak perlu menginap disini juga bahaya bang, nanti ada fitnah" ucap Langit saat Zaki sudah mulai sadar dan terlihat lemah.

"Tapi Langit.. kondisi Zaki masih lemah" ucap Sagara

Grep.

"Hei!" pekik semua orang di sana

Plak.

"Lepaskan Abang, kamu ngapain gendong Abang?" Tanya Zaki saat Langit menggendongnya ala bridal style dan keluar dari rumah Sagara.

"Udah diam bang, ini demi keselamatan bang Zaki, nurut kalau nggak nanti Langit kasih bang Zaki ke mahluk monyet itu" ancam Langit dan Zaki langsung mengatupkan bibirnya.

Dia tidak mau menjadi bagian dari manusia manusia musyrik yang terus berbisik kepadanya agar mau ikut dan bergabung dengan mereka. Lebih baik dia mengalah untuk malam itu pada Langit yang penting dia selamat.

Meski memang dia menyukai Aurora, tapi dia akan bersaing dengan Langit secara jantan, bahkan mungkin Langit adalah saingan dia yang paling berat karena punya kekuatan untuk menjaga Aurora lebih baik darinya.

"Langit.. bang Zaki tidak akan mengalah juga ya, kalau sampai bang Zaki yang menang nanti, kamu jangan nangis" ucap Zaki.

"Ingin rasanya Langit lempar bang Zaki saat ini juga, Om Kean buka gerbang, bayi besar ini tadi pingsan di rumah calon mertua Langit!" Ketus Langit saat sampai di depan gerbang rumah Samuel.

"Yakin sekali kamu akan di terima kak Gara" sinis Zaki

"Seratusan persen yakin, kalau perlu Langit akan bawa Ola ke KUA lebih dulu" jawab Langit percaya diri

"Den Zaki tidak apa apa, apa perlu saya panggil dokter?" Tanya Kean

"Tidak perlu Om, Zaki hanya lemas saja" jawab Zaki

"Langit, kamu bisa tidur di kandang Gaga atau Safa kalau kamu mau, kamar di rumah kami penuh" ledek Zaki

"Nggak perlu repot, Langit akan tidur dengan bang Zaki, sekalian awasi bang Zaki, mungkin nanti berubah jadi sun go kong" balas Langit tertawa karena Zaki sudah menatapnya kesal.