Selena Saphire Cessalie adalah seorang antagonis dan juga putri dari seorang Duke Alaric yang akan mati sebelum hari kedewasaannya.
Sedangkan Selina Quinsha adalah jiwa asing yang tiba-tiba terjebak di dalam raga Selena Saphire Cessalie. Nama mereka hampir mirip dan nasib mereka juga mirip, mati diusia muda.
Dengan sebuah sistem, Selina akan menyelesaikan beberapa misi untuk bisa bertahan hidup dari batas waktu yang sudah ditentukan oleh cerita aslinya.
Mampukah Selina menyelesaikan semua misi yang diberikan oleh sistem.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MTMH18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perubahan Kale
“Aku akan mengunjungi kediaman Cessalie dalam waktu dekat, tunggu kedatanganku… Selena,” ucap Liam sambil mengecup punggung tangan Selena.
Anak perempuan itu hanya memberikan senyumannya, ia sungguh tidak bisa dengan sikap Liam yang seperti ini. Apalagi tatapan Duke Alaric dan Ezekiel kian menajam, membuat Selena ingin segera menarik tangannya dari genggaman sang putra mahkota.
“Selena!” Panggil Duke Alaric yang membuat Liam melepaskan tanga Selena.
Anak perempuan itu langsung berlari ke arah ayahnya, meninggalkan Liam yang masih menatap punggung kecilnya. Ezekiel berdecih kesal saat melihat ke mana arah mata sang putra mahkota.
Selena sudah kembali berada digendongan Duke Alaric yang sedang berpamitan kepada Raja dan Ratu. Hari sudah mau malam, dan perjalanan untuk kembali ke kawasan Cessalie lumayan lama.
Selena juga sudah membawa tiga bunga matahari yang tadi dipetik oleh Liam. Meskipun Ratu sempat terkejut saat melihat anak perempuan itu memegang tiga bunga matahari yang sangat besar, tetapi sang ratu tidak marah dan mengatakan kalau Selena bisa memetik bunga matahari sepuasnya kalau berkunjung lagi ke Istana.
“Apa kau menyukai bunga itu?” Pertanyaan Duke Alaric membuat Selena mendongak untuk menatapnya.
“Iy,a, bunganya sangat cantik dan aku tidak pernah melihat bunga secantik ini,” jawab anak perempuan itu yang tidak sepenuhnya berbohong, karena bunga matahari yang ditanam di taman Ratu Drakestone sangat besar dan sangat cantik.
“Jika kau menginginkan bunga seperti itu, di taman utama akan tumbuh bunga seperti itu dalam waktu dekat,” kata Duke Alaric yang membuat kedua anaknya terkejut.
“Ayah, bukannya Raja Victor melarang ada bunga matahari di tanam sembarangan? Hanya ada satu taman bunga matahari di Kerajaan Drakestone!” Kata Ezekiel yang tidak ingin keluarga Cessalie berada dalam masalah.
“Pengecualian untukku,” ucap Duke Alaric yang memang memiliki hak istimewa dari Raja Victor, karena Duke Alaric selalu memenangkan peperangan dan membuat nama Drakestone semakin disegani oleh negara lain.
[MISI KETIGA SUDAH TERBUKA]
Selena terkejut saat sistem tiba-tiba muncul untuk memberikan misi terakhir untuk hari ini, karena misi kedua tadi sudah dikerjakan saat berada di Istana Drakestone.
“Ada apa Selena? Apa kau merasa tidak nyaman?” Tanya Ezekiel yang kebetulan melihat adiknya yang tiba-tiba terkejut.
Duke Alaric hanya diam saja, tetapi mata merahnya menatap lekat wajah sang putri yang berada dipangkuannya.
“Aku hanya merasa sedikit kedinginan,” bohong anak perempuan itu sambil berpura-pura menggigil.
Tanpa diduga, Duke Alaric melebarkan mantel yang dipakainya dan menutupi tubuh Selena dengan cara memeluk sang putri.
Tindakan tersebut menahan Ezekiel tidak bisa menahan senyumannya, berbeda dengan Selena yang mulai berkeringat dingin… anak perempuan itu mulai takut dengan ayahnya yang tiba-tiba saja sangat perhatian.
[MISI: MEMBERIKAN BUNGA MATAHARI KEPADA KALE]
[HADIAH: 50 POIN]
[HUKUMAN: PINGSAN SELAMA EMPAT HARI]
Selena baru ingat kalau tadi sistem muncul untuk memberinya misi, dan saat membaca misi terakhirnya… anak perempuan itu merasa sangat senang, karena misinya begitu mudah dan Kale pasti menyukai bunga yang dibawa olehnya.
Duke Alaric mengernyitkan alisnya saat melihat ekspresi putrinya yang terlihat berubah dalam beberapa saat, lalu tatapannya tertuju pada Ezkiel yang sedang menatap ke arah jendela.
Duke Alaric merasa ada yang aneh dengan tingkah putrinya, ia merasa kalau Selena memiliki hewan sihir yang hanya bisa dilihat oleh anak perempuan itu.
...***...
Selena langsung ke kamarnya, karena ia harus membersihkan tubuhnya lebih dulu…sebelum pergi ke ruang makan untuk melaksanakan makan malam bersama ayah dan kakak ketiganya.
“Nona, saya akan menyiapkan air dulu,” kata Mary kepada Selena yang sedang duduk di dekat Kale yang masih terlelap.
“Iya Kak Mary,” jawab anak perempua itu yang kini menekan-nekan telinga Kale.
Kale mulai terganggu dengan sentuhan di telinganya, anak serigala itu mulai menggeliat pelan… sebelum matanya terbuka dan melihat wajah Selena yang tengah tersenyum begitu manis.
“Kau tidur terlalu lama, jadi aku terpaksa membangunkanmu untuk mengajakmu makan malam bersama,” ucap anak perempuan itu yang memang biasa membawa Kale ikut makan di ruang makan, bahkan Duke Alaric juga mengizinkan Kale makan bersama mereka.
Kale menggeram rendah, seakan menjawab Selena.
Anak serigala itu kini bergerak dan naik ke atas pangkuan Selena yang langsung paham, anak perempuan itu mengusap pelan punggung Kale yang tengah bermanja kepadanya.
“Sepertinya berat badanmu bertambah lagi,” ucap Selena yang bisa merasakan tubuh Kale sedikit lebih berat dari kemarin.
Bagaimana tidak bertambah berat, Kale hanya makan dan tidur seharian ini… karena tidak ada Selena yang menemaninya.
Grrhh
Kale menjilati tangan kecil Selena, membuat anak perempuan itu tertawa kecil
“Nona, airnya sudah selesai,” ucap Mary yang baru kembali.
“Aku mau mandi sendiri, Kak Mary langsung mandikan Kale!” Kata Selena sambil menyerahkan Kale kepada Mary, tetapi anak serigala itu tidak mau berpisah dengan Selena.
Ggrhhh!
Suara geraman Kale semakin keras, membuat Selena kembali merebutnya dari Mary.
“Baiklah, aku akan memandikanmu dulu!” Kata anak perempuan itu sambil menggendong Kale menuju ke kamar mandi.
Mary mengikutinya, karena ia tidak yakin kalau Selena bisa memandikan Kale yang tidak akan bisa diam kalau terkena air.
Dengan bantuan Mary, Selena bisa memandikan Kale…meskipun pakaiannya jadi basah semua, karena Kale sangat menyukai air. Sekarang Kale sedang dikeringkan oleh Mary, dan Selena memang ingin mandi sendiri tanpa bantuan dari pelayan pribadinya itu.
“Oh iya, aku lupa kalau ada misi yang masih belum diselesaikan,” ucap Selena yang sudah selesai mandi.
Anak perempuan itu keluar dari kamar mandi, Mary langsung menghampirinya dan membantunya untuk berpakaian. Awal-awal berada di sini, Selena merasa sangat malu dengan Mary yang terus memandikannya atau membantunya memakai gaun. Namun, sekarang Selena sudah terbiasa dan tidak malu lagi.
“Nona sudah cantik!” Puji Mary yang baru selesai menata rambut Selena.
Kale yang berada dipangkuan Selena juga menggeram, seakan setuju dengan pujian dari Mary.
Selena mengucapkan terima kasih kepada Mary, sebelum ia beranjak dari duduknya dan membawa Kale ke arah sofa.
“Tunggu sebentar!” Kata Selena yang menaruh Kale di sofa.
Masih ada waktu, sebelum pergi ke ruang makan. Jadi, anak perempuan itu berencana menyelesaikan misinya sebelum pergi makan malam.
Selena mengambil bunga matahari yang tadi ditaruh di pot bunga besar yang terisi air, di balkon kamarnya.
“Bunganya tidak layu,” gumam Selena dengan senyuman lebarnya.
Anak perempuan itu kembali masuk ke dalam dan menyodorkan satu bunga matahari kepada Kale yang asyik berguling di atas sofa.
“Ini untukmu!” Kata Selena membuat Kale menggeram marah saat melihat apa yang ada di tangan anak perempuan itu.
Brugh!
“NONA!” Teriak panik Mary saat tubuh Selena terpental ke belakang.
GGRRRHHHH!
Tubuh Kale berubah menjadi seukuran serigala dewasa, bahkan mulut Kale mulai mengeluarkan busa.
Bersambung.