NovelToon NovelToon
Luka Yang Di Rayakan

Luka Yang Di Rayakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Action / Romantis / Crazy Rich/Konglomerat / Fantasi
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: Tulisan_nic

"Jangan lagi kau mencintaiku,cinta mu tidak pantas untuk hatiku yang rusak"

Devan,mengatakannya kepada istrinya Nadira... tepat di hari anniversary mereka yang ke tiga

bagaimana reaksi Nadira? dan alasan apa yang membuat Devan berkata seperti itu?

simak cerita lengkapnya,di sini. Sebuah novel yang menceritakan sepasang suami istri yang tadinya hangat menjadi dingin hingga tak tersentuh
Jangan lupa subscribe dan like kalo kamu suka alur ceritanya🤍
Salam hangat dari penulis💕
ig:FahZa
tikt*k:Catatan FahZa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan_nic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rahasia yang Terungkap

Koridor rumah sakit masih berbau antiseptik ketika Nadira dan Henry berhenti di depan pintu kamar rawat Rafika. Lampu lorong temaram, langkah perawat sesekali lewat semua terasa pelan seakan dunia ikut menjaga ketenangan.

Mereka berdua melangkah pelan di lorong-lorong antar ruangan.

"Apa kita akan periksa kehamilanku dulu Henry?"

"Nanti kau akan tau Nadira"

Nadira melirik Henry sekilas, 'Sebenarnya kenapa Henry mengajakku ke sini? Dan lagi kalau ingin memeriksa kandungan, ruangannya bukan di sini' Batin Nadira bertanya-tanya.

Henry menghentikan langkah di depan pintu masuk ruangan bertuliskan:

“DR. RAFIKA ANINDYA — BEDAH UMUM”.

Lampu indikator kecil di atas pintu berwarna hijau, tanda ruangan tidak sedang dipakai untuk tindakan.

Nadira membaca tulisan di yang tergantung di pintu itu,membaca nama Rafika matanya langsung membulat.Tangannya menutup mulutnya seolah melihat sesuatu yang mengejutkan.

Pintu terbuka,nampak seorang Dokter wanita muda sedang berdiri di dekat layar komputer yang menyala.

Langkah Rafika terdengar lembut ketika hendak menyambut kedatangan Henry dan Nadira yang ia pikir adalah pasien.

Seragam dokternya jatuh rapi mengikuti setiap gerakan. Rambut hitamnya terurai ke belakang, menyisakan beberapa helai yang terlepas.Di bawah lampu lorong rumah sakit, kulitnya memantulkan cahaya seperti permukaan porselen yang dipoles. Mata tenang dan fokus.

Ia menyambut Nadira dan Henry, sebuah senyum kecil muncul di sudut bibirnya.Wangi tipis lavender menyusul dari langkahnya, bersih dan menenangkan, mengalahkan bau antiseptik ruangan.Tanpa perlu perhiasan, tanpa riasan mencolok kehadirannya sendiri sudah seperti simfoni halus yang membuat kepala orang otomatis menoleh dua kali.

"Silahkan masuk Tuan,Nyonya."

Henry dan Nadira sudah duduk di kursi yang berhadapan dengan Rafika.Suara Rafika yang lembut,memecah keriuhan di hati Nadira yang sejak tadi banyak bertanya-tanya.

"Ada yang bisa saya bantu?"

"Apa Devan suamiku sedang bersamamu Rafika?"

Nadira langsung menyuarakan apa yang ada di hatinya sejak lama.Dia benar-benar penasaran atas hilangnya Devan.

Rafika menggigit bibir bawahnya,lalu menghela nafasnya pelan."Jadi kamu Nadira ya,maaf aku baru tahu sekarang".

"Tidak perlu berbasa basi Rafika,langsung saja jelaskan,apa hubunganmu dengan suamiku?"

"Lucu sekali kau ini Nadira,kau sangat tertarik mencari tahu tentang aku.Tapi suami mu sendiri kau tidak tahu apa yang di hadapinya selama ini".

Mendengar itu,tentu membuat Henry tidak tinggal diam.Kalimat dari Rafika tadi,cukup untuk mengatakan bahwa dia sedang menyindir Nadira.

"Kau seorang Dokter,apa begini caramu berbicara pada orang yang bertanya padamu?" Suara Henry penuh penekanan.

Rafika menoleh ke arah Henry sesaat,lalu dia berdiri. Mengambil sebuah map berwarna hijau tua.Di sana tertulis nama Devan Alfonso, Glioblastoma stadium 4.

Ia menyerahkan map itu pada Nadira.

Nadira menatap map itu,meraba bagian yang tertulis nama suaminya.Tangannya bergetar,matanya menggenang.'Jadi Mas Devan sakit,tapi kenapa dia tidak memberitahuku' keluhnya dalam hati.

"Devan tidak memberi tahumu,karna dia sangat mencintaimu Nadira.Dia tidak ingin membuatmu khawatir.Dia memilih menyembunyikan penyakitnya dari semua orang.Termasuk orang tuanya".

"Lalu,dimana dia sekarang? Dia menghilang".

"Sebenarnya Devan menyuruhku untuk merahasiakan ini,tapi karna melihat kondisimu,aku akan memberitahu." Rafika menghela nafas sebentar baru melanjutkan.

"Devan menemukan seorang Profesor di Jepang yang mampu mengangkat penyakitnya.Profesor Takeda Hiroshi namanya.Tapi,belakangan aku jadi sedikit khawatir"

Rafika belum melanjutkan lagi ucapannya,ada kecemasan yang meliputi wajahnya.

"Jadi,sekarang Mas Devan di Jepang bersama Professor itu?"

"Iya,Nadira.Dan aku mendapat informasi bahwa Professor itu sedang terlibat eksperimen ilegal.Aku takut,Devan menjadi sasaran eksperimennya."

"Ya...Tuhan,Mas Devan.Lalu bagaimana ini?".

Henry menatap Nadira dengan cemas,bukan karna ucapan Rafika tentang Devan.Tapi ia cemas dengan reaksi Nadira setelah mendengarnya.

"Aku harus temukan Mas Devan,dan membantunya"

Tangan Nadira mengepal,diatas paha yang terbalut oleh kain rok berwarna beige.

"Tapi,kau sedang hamil Nadira.Kau harus berhati-hati."

Henry masih menatap nya dengan cemas.

"Aku kuat Henry,aku akan menyusul Mas Devan."

"Rafika,maafkan aku sudah berprasangka buruk tentangmu.Aku berterimakasih atas semua informasi yang kau berikan"

"Iya Nadira,tidak perlu sungkan begitu.Wajar kau bersikap begitu."

Nadira berdiri di ikuti Henry,"Aku pergi dulu Rafika"

"Oke,Nadira.Datanglah padaku jika kau butuh bantuan ku".

Nadira menatap sebentar,lalu mengangguk cepat.

Langkahnya mantap menuju pintu keluar.Henry yang masih mencemaskan Nadira tak pernah lepas menatapnya.Seolah ia takut akan terjadi sesuatu jika sebentar saja ia tidak menatap.

"Nadira,pelankan jalanmu.Bayimu akan terguncang"

"Tidak Henry,aku tahu bayiku ini sangat kuat.Tidak akan terjadi apa-apa padanya."

Baru saja selesai Nadira bicara,dari arah samping ada tiga orang laki-laki berbadan tegap,memakai setelan jas hitam lengkap.Wajah mereka datar tanpa ada seulas senyum sedikitpun.Berdiri menghalangi jalan Nadira dan Henry.

"Siapa kalian?"

Henry maju, membuat posisi Nadira jadi di belakangnya.Bagai sebuah tameng,tubuh Henry berdiri tegak segagah batu karang.

*

*

*

~Apa Nadira benar-benar akan menyusul Devan?

~Dan siapa tiga orang yang menghadang langkah Henry dan Nadira?

Ikuti terus ceritanya,jangan lupa tekan like dan koment

~Salam hangat dari penulis 🤍

1
miu@
ngga bisa brenti baca
miu@
sepertinya akan ada cinta segitiga
miu@
aduh kasian Dira
miu@
Devan emang suami top
miu@
Bagus banget sumpah,alur ceritanya bikin ketagihan baca. Semangat ya thor
miu@
ken perhatian banget sama bosnya
miu@
orangtua nggak ada yang ngertiin anaknya
miu@
semangat sembuh
miu@
cowo sejati
miu@
jangan sedih terus
miu@
Dira kesenangan
miu@
sekretaris ken tolong cariin dokter buat Devan
miu@
sakitnya bikin emosi nggak stabil
miu@
Devan ngomong aja sih sama istrinya
Cicih Sophiana
asal jgn sampe melepuh pasti gapapa Ra...
Cicih Sophiana
kasih Devan kesembuhan thor... cinta mereka luar biasa
Cicih Sophiana
semoga ya thor...
Cicih Sophiana
teruslah kuat Devan... semoga ada keajaiban yg bisa menyembuhkan penyakit mu...
Cicih Sophiana
semangat dong Devan... bahagiakan dirimu dan istri mu selagi kamu sempat... terus terapi dan jujur sama istri itu lebih baik...
Cicih Sophiana
kanker otak kah...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!