TERJEBAK DI HALAMAN CINTA

"Putra Mahkota.. Putra Mahkota.. gawat ini gawat, " ujar seorang prajurit yang bernama Nol.

"Tenang lah Nol, jangan panik sepet itu, " ujar Jun.

"Tapi ini benar-benar gawat, " ujar Nol.

"Katakan ada apa?" ujar Putra Mahkota Rui.

"Jendral muda Sam Putra Mahkota, " ujar Nol.

"Kenapa dengan Sam?" tanya Putra Mahkota.

"Dia.. dia terluka sangat parah, " jawab Nol.

"Apa!? bagai mana mungkin? sekarang dia berada dimana, ?" tanya Putra Mahkota.

"Dia ada di tenda perawatan, " jawab Nol.

"Lalu Jenderal Max, dia dimana?" tanya Putra Mahkota.

"Dia masih melawan musuh Putra Mahkota, "jawab Nol.

Putra Mahkota Rui segera pergi menuju tenda perawatan, dia harus melihat keadaan sahabat sekaligus kakak ipar nya itu.

Terlihat disana Sam masih di obati, bahkan masih terlihat beberapa luka goresan di badan nya, karna luka-luka itu belum selesai di obati.

"Kamu kenapa begitu lemah?" tanya Putra Mahkota Rui.

Sam tak menjawab, dia masih diam membisu seakan memendam sesuatu, Putra Mahkota Rui dan Jun sudah biasa dengan sikap Sam yang seperti itu.

Dan jika sudah terdiam seperti itu, pasti ada hal berat yang di pendam nya.

Selang beberapa saat akhirnya mengobati Sam selesai, Sam di bawa ke tenda pribadinya, Putra Mahkota Rui dan Jun mengikuti hingga ke tenda, dan kini di tenda itu hanya ada mereka bertiga.

"Bicaralah, jangan hanya cemberut seperti anak kecil, " ujar Putra Mahkota Rui.

"Benar yang di katakan Rui, dan kau juga tampak sangan jelek jika cemberut seperti itu, " ujar Jun.

Sam memutar bola mata malas, karna Jun sudah sering mengejek nya jelek jika dia sedang marah.

"Kalau kau terus diam begini, aku pergi, " ujar Putra Mahkota Rui.

"Aku tak bisa melawan nya, karna dia Ayah dari kekasih ku, maka aku membiarkan nya menyerang ku, " ujar Sam yang akhirnya mau berbicara.

"Sam Sam, kau pasti melibatkan lagi masalah pribadi mu, " ujar Jun sementara Putra Mahkota Rui diam saja.

"Jun kau tak akan mengerti, karna kau tak mengalaminya, " ujar Sam.

"Itu benar, Sam aku heran terhadap mu, apa di Kekaisaran kita tak ada perempuan, hingga kau jauh-jauh mencari wanita untuk di jadikan kekasih di Kekaisaran lain?" tanya Sam ingin tau alasan sahabat nya itu.

"Aku tak tau, aku bertemu dengan nya waktu itu hanya kebetulan, " jawab Sam.

"Sam, kalau terus seperti ini kau akan mati sia-sia, dan apa kau yakin itu adalah kebetulan? " ujar Putra Mahkota Rui yang akhirnya angkat bicara.

Sam terdiam mendengar ucapan itu, Benar apa kata Putra Mahkota Rui, dia akan mati sia-sia jika terus begini, tapi.. rasa cinta itu terlalu besar untuk nya.

"Tapi aku mencintainya, " ujar Sam.

"Maka matilah serasa sia-sia untuk cinta mu yang tak. mungkin menyatu itu, " ujar Jun sinis.

"Cepat lah sembuh, aku pergi dulu, " ujar Putra Mahkota Rui pergi meninggalkan Sam, begitu juga Jun dia langsung mengikuti Putra Mahkota.

…………………………………………

"Nona jangan bekerja yang berat-berat, biar semuanya Bibi yang kerjakan, " ujar Chi Lan.

"Nyonya diam saja, ini semua adalah tugas kami, " ujar Jeng.

"Nyonya kalau perlu sesuatu tinggal bilang saja, " ujar Jing.

Semenjak mereka tau Mei Len mengandung, mereka tak membiarkan Mei Len bekerja, bahkan air minum saja mereka sodorkan ke mulut Mei Len.

"Ada apa dengan kalian? aku masih sanggup melakukan semua nya, " ujar Mei Len kesal.

"Nona diam saja, ini semua biar kami yang mengerjakan, " ujar Chi Lan.

"Kalian.. kalian menyebalkan," ujar Mei Len tambah kesal.

Bibi Chi Lan, Jeng, dan Jing tak menghiraukan gerutuan Mei Len, mereka selalu acuh akan kemarahan Mei Len.

"Bibi.. jangan seperti ini, " rengek Mei Len karna merasa bosan.

"Bibi hanya khawatir Nona, dan Bibi ingin yang terbaik buat Nona, " ujar Chi Lan.

Mei Len sudah bosan mendengar kata-kata itu, kata-kata itu terus terulang bagai suara iklan di TV.

Di saat Chi Lan masih membujuk, tiba-tiba Jeng menghampiri mereka.

"Nyonya, bersiaplah untuk menyambut Kaisar, " ujar Jeng.

"Apa!!?? " teriak Mei Len dan Chi Lan serempak, Jeng sampai menutup telinga karna kaget dengan teriakan mereka.

"Bercanda mu jangan kelewatan Jeng, " ujar Mei Len.

"Benar apa kata Nona, " timpal Chi Lan.

"Saya tak sedang bercanda Nyonya, karna Kaisar memang akan kemari, " ujar Jeng.

"Malam-malam begini?" tanya Mei Len.

"Kalau siang, keberadaan Nyonya akan di ketahui, " jawab Jeng.

"Yah kau benar, tapi tapi ini benar-benar Kaisar akan kesini?" tanya Mei Len memastikan kembali.

"Benar Nyonya, sebentar lagi beliau pasti sampai, maka dari itu saya meminta Nyonya untuk bersiap, " jawab Jeng.

"Ya Tuhan.. jadi ini benar?" tanya Mei Len karna masih belum percaya.

"Saya tak berani bohong, jika Nyonya tak percaya, tanya saja Jing, " ujar Jeng.

"Baiklah aku percaya padamu, hanya saja.. aduh.. bagaimana cara menyambut nya, " ujar Mei Len bingung, karna ini adalah pengalaman pertamanya untuk bertemu dengan seorang Kaisar.

"Jangan panik Nona, dulu kan semasa kecil anda sering bertemu dengan Kaisar, " ujar Chi Lan menenangkan.

"Itu sudah lama Bibi, " ujar Mei Len karna yang bertemu dengan Kaisar adalah Mei Len asli, bukan lah dirinya.

"Bagaimana pun Nona harus tetap tenang, dan Bibi akan membantu Nona bersiap-siap, " ujar Chi Lan.

"Terimakasih Bibi, Jeng segera siapkan beberapa masakan yang kita masak tadi, persiapkan dengan baik dan rapi, aku tak ingin terlihat buruk di depan mata Kaisar, " ujar Mei Len.

"Baik Nyonya, " ujar Jeng.

Dengan telaten Chi Lan merias wajah Mei Len, dia juga mengganti pakaian Mei Len dengan pakaian yang lebih indah, tak lupa Chi Lan menyelipkan jepit rambut cantik pemberian Putra Mahkota di rambut indah nya Mei Len.

"Sempurna, Nona adalah wanita tercantik di Kekaisaran Angin ini, " ujar Chi Lan memuji kecantikan Mei Len.

"Bibi terlalu memuji, " ujar Mei Len.

"Itu kenyataan, dari kecil Nona memang selalu menjadi yang tercantik, sama seperti Nyonya besar, " ujar Chi Lan mengingat akan mendiang Nyonya Ann Nyonya besar nya itu.

"Bibi jangan bersedih, kan masih ada aku, " ujar Mei Len menghibur Chi Lan, karna melihat raut wajahnya Chi Lan berubah.

"Bibi tidak bersedih, Bibi justru bahagia, karna biasa bersama-sama dengan Nona, " ujar Chi Lan.

"Hum aku tau itu, ya sudah sebaiknya kita segera ke depan, aku yakin Kaisar akan segera tiba, " ujar Mei Len.

"Mari Nona biar Bibi bantu, " ujar Chi Lan menggandeng tangan lembut Mei Len.

"Bibi penampilan ku sudah bagus bukan?" tanya Mei Len kembali mengecek penampilan nya.

"Malam ini Nona tampak cantik, " ujar Chi Lan.

"Jadi..

UDAHAN DULU YA NEXT TIME KITA KETEMU LAGI DI BAB SELANJUTNYA.