Seorang gadis remaja sederhana akhirnya mampu meluluhkan perasaan dari Juanda dan merubah kehidupan Juanda menjadi sosok laki-laki muda yang lebih baik dari sebelumnya. Lantas apakah Juanda mampu untuk meredam emosinya yang selama ini meletup-letup?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ervina Dwiyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Tugas Kelompok
Karena sebentar lagi mereka bakalan berpisah guru pun memberikan sebuah challenge kepada mereka yaitu acara 17-an yang terakhir kalinya untuk kelas 12 dan mereka pun sangat excited banget dengan acara ini yang benar-benar sangat luar biasa banget diadakan di tahun ini.
Tapi sayangnya Juanda menolak untuk satu grup dengan Inara karena ia pengen banget dengan Kirana bukan malah sama Inara, Robert pun merasa nggak suka banget sih dengan ucapan dari Juanda yang seakan-akan merendahkan dari teman sekelasnya sendiri yang seharusnya harus bisa bekerja sama satu sama lain.
"Hei seharusnya lo terima-terima aja dong bukannya malah marah-marah nggak jelas kayak gitu gue sama saling nggak suka ya sama tingkah laku lo yang semakin lama semakin bikin orang lain kesel tau nggak sih!" ucap Robert yang sama sekali nggak suka dengan apa yang diucapkan oleh Juanda dan Juanda pun langsung menatap Robert dengan tatapan yang sangat tajam ia mengatakan kalau misalkan ya bodo amat gak peduli yang paling penting ngomong aja terlebih dahulu kalau kita nggak suka ya nggak suka aja.
"Eh nggak bisa kayak gitu dong masa lo harus menentukan dengan keinginan lo itu sih? Lo sadar ini tuh di sekolah bukan tempat lo yang ada di rumah itu lo nggak pernah berpikir apa kayak gitu?"
Rendi seketika langsung melerai mereka agar mereka tidak beradu cekcok satu sama lain apalagi dilihat oleh teman-teman sekelas, dan tiba-tiba aja guru pun datang mengatakan kalau misalkan jangan membuat kegaduhan pada ini hanya sebuah grup atau kelompok saja ngapain kita harus pilah pilih atau kayak gimana.
"Kamu kenapa sih nggak mau satu kelompok sama aku, kita itu kan satu tim yang udah dipilih kenapa kamu malah kayak begitu?" ucap Inara yang sama sekali nggak suka dengan Juanda yang ibaratnya itu benci banget padahal dia selama ini nggak pernah melakukan apapun nggak pernah melakukan ini nggak pernah melakukan itu tapi tiba-tiba aja kayak gitu rasanya sakit banget.
Dengan gampangnya Inara mengatakan kalau misalkan dirinya itu nggak masalah tapi malah Juanda yang seakan-akan nggak suka dan ogah banget sama Inara! "Karna gue tuh pengen sama orang yang sederajat sama gue bukannya orang yang bukan dari kalangan orang yang bukan orang kaya!"
Robert seketika langsung mendekat ke arah Juanda menarik ke arah Juanda mengatakan kalau misalkan gak boleh ngomong kayak begitu semua siswa yang ada di sini tuh derajatnya sama.
"Hei maksud lo apa tiba-tiba aja narik kerah gue kayak gini lo itu kan sahabat gue sama Rendi juga kenapa lo malah kayak begini aneh-aneh aja lo suka kan sama Inara?" ucap Juanda yang begitu sangat ceplas-ceplos banget ngomong kayak begitu.
"Kenapa sih kalian itu berantem-berantem segala udahlah nggak usah mementingkan kepentingan pribadi kita tuh sebentar lagi bakalan lulus nggak bakalan ketemu lagi udah lah nggak usah marah-marah nggak jelas kayak begini gue capek tau nggak sih dengan kekanak-kanakan kalian itu, udah cukup kita kelas 10 dan kelas 11 kayak begini seharusnya kita sadar kalau kita tuh sebentar lagi bakalan lulus."
Akhirnya suasana yang ribut akhirnya berubah menjadi tenang dan membuat mereka mencoba untuk menstabilkan emosi mereka agar tidak marah-marah satu sama lain.
"Dan mendingan kalian minta maaf deh satu sama lain nggak usah membuat kegaduhan kayak begini, kalau kalian cuma bikin kado lebih baik kalian nggak usah sekolah lagi kita kan sebentar lagi bakalan lulus jadi kalian harus bisa berpikir mana yang baik dan mana yang buruk gak boleh kayak begitu lagi!"
Seketika mereka langsung terdiam dan nggak bisa berkata-kata apa-apa lagi.
***
Sore ini Juanda mengirimkan sebuah pesan kepada Inara dan juga Robert untuk segera hadir ke rumah karena hari ini tuh pengen rencananya menyusun acara bukan acara sih lebih tepatnya kayak mempersiapkan semuanya agar nanti mereka pentas itu benar-benar berhasil.
Eh ternyata mengejutkan kedua mata Juanda melihat Inara baru saja keluar dari mobilnya Robert semakin membuatnya semakin bertanya-tanya berarti mereka itu masih memiliki kebohongan yang mereka ciptakan alias memiliki hubungan satu sama lain berdua.
"Gue di sini cuma pengen kasih tahu sama kalian nggak usah menyangkutkan dengan masalah pribadi ya kita profesional aja untuk melakukan tugas kita bertiga."
Mereka berdua pasti dengan cepat mengangguk dan tersenyum. "Gue harap kalian jangan pacar-pacaran segala ya gue sama sekali nggak suka drama-drama yang terjadi dan gue ingetin sama kalian berdua ini kita kerjanya profesional agar bisa mendapatkan yang terbaik apalagi ini adalah nilai tambahan buat nantinya di raport jadi gue harap kalian nggak usah drama-drama nggak jelas oke?"
"Dasar, dia nggak ngaca apa sama diri dia sendiri padahal dia sendiri yang drama gue udah banget temenan sama dia kenapa gue baru aja sadar sekarang ya seharusnya gue dari dulu dulu aja sadar kalau misalkan dia banyak drama dan suka menyalahkan orang lain dan jelas kayak begitu!" batin Robert dalam hati yang merasa nggak suka banget dengan sikap Juanda yang salah seolah dialah yang paling benar padahal orang lain itu belum tentu salah tapi di mata dia selalu aja benar.
Mereka sengaja masuk ke salah satu tempat Gramedia yang ada di dekat rumahnya Juanda di sana tuh banyak banget jual pernak-pernik dan ya mereka berbagi tugas untuk membeli tugas tambahan ini untuk mendapatkan nilai terbaik masing-masing anggota kelompok.
"Aduh kayaknya duit aku nggak cukup deh untuk beli ini harganya aja mahal banget bahkan uang aku nggak mencapai kira-kira gimana ya?"
Juanda dan Robert sudah membelinya tapi dari tadi Inara pun kayak kebingungan gitu karena harganya di sini cukup lumayan mahal beda banget dengan tempat fotocopy yang menyediakan hampir sama barangnya kayak gini tapi harganya jauh lebih murah mungkin nggak ada pajaknya kali ya makanya jauh lebih murah.
Inara pun mencoba untuk mencari barang yang lain yang sekiranya pas dengan uang yang ia bawa. Tapi nyatanya gagal nggak ada harga yang ibaratnya sebanding dan ia pun merasa kebingungan takut banget kalau misalkan mereka marah dengan apa yang dilakukan Inara kali ini yang nggak bawa apa-apa dan nggak beli apa-apa.
"Lo kenapa diam aja dari tadi emang bingung mau beli apaan?"
Inara nggak mungkin dong menjawab kalau misalkan uangnya nggak cukup dan Robert pun melambaikan tangan tepat di wajah Inara. "Hei kenapa diam aja ayo jawab kok nggak beli apa-apa gue udah beliin ini nih tadi Juanda juga ngeliat gue beli tapi ya udah gue nggak peduli aja yang paling penting kan tugas kita bakalan selesai, ayo buruan lo nggak beli apa-apa?"
Bersambung...
Kira-kira Robert bakalan membantu Inara atau enggak ya atau malah marah sama Inara?