Ardi adalah asisten CEO. Ketika SMA Ardi pernah membayar seorang gadis untuk menjadi pacar bayaran.
Gadis itu ialah Ayasha dan Ayasha sangat menikmati perannya saat itu.
Namun setelah tujuh tahun berlalu Ardi kembali dipertemukan dengan Ayasha. Ternyata mantan pacar bayarannya ialah putri CEO di perusahaan tempat Ia bekerja.
Dunia seperti terbalik. Untuk membatalkan pertunangan dengan sang kekasih Ayasha memberi Ardi sejumlah uang.
"Apa kamu sedang membayarku?" Ardi.
"Ya, jadilah suamiku, Ardi!" Ayasha.
Simak ceritanya hanya di novel Menikahi Mantan Pacar Bayaran!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tri Haryani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 26 Kerusuhan
Bukannya senang Ayasha justru menyesal meminta Ardi memujinya. Ardi tidak tahu cara memuji wanita sehingga kata pujian yang Ia ucapkan terkesan terpaksa.
"Ardi, bukan seperti itu muji perempuan," tegur Riana yang ada dibelakang Ardi.
Ia geleng-geleng sebab Ardi tidak bisa memuji Ayasha.
Ardi melihat wajah Ayasha yang sedikit berubah sehingga menyadari apa yang Riana katakan itu benar.
Lalu Ardi mengusap tangan Ayasha yang melingkar dilengannya.
"Maaf, aku nggak tahu caranya memuji perempuan," ucap Ardi.
Ayasha melihat Ardi lalu mengangguk.
"Iya, nggak apa-apa," ucap Ayasha.
Tidak lama kemudian pintu lift terbuka sehingga Ayasha dan Ardi keluar dari lift bersama rombongan dibelakangnya.
Ayasha dan Ardi hendak masuk kedalam ballroom namun Riana baru menyadari ponsel miliknya terjatuh.
"Ar, ponsel Kakak jatuh. Kalian masuk duluan, ya, Kakak mau cari ponsel dulu," ucap Riana.
"Jatuh dimana, Kak?" tanya Ayasha.
"Nggak tahu. Kakak baru sadar sekarang," ucap Riana sambil membuka-buka tasnya yang terbuka setelah mengambil ponsel.
"Apa perlu bantuan, biar aku minta Heru carikan?" tanya Ardi.
Heru yang berada disebelah Ardi mengangguk.
"Nggak perlu. Kakak bisa cari sendiri," ucap Riana yang tidak mau merepotkan orang lain.
Ardi mengangguk dan membiarkan Riana berbalik mencari ponselnya yang jatuh.
"Ayo kita masuk," ajak Ardi pada Ayasha sehingga mereka melanjutkan langkahnya dan masuk kedalam ballroom.
Seketika Ardi dan Ayasha menjadi pusat perhatian semua orang disana.
Paras keduanya yang rupawan membuat Ayasha dan Ardi tampak serasi.
Ardi menggandeng Ayasha menuju pelaminan dengan diiringi bridesmaid dibelakang mereka.
Jumlah bridesmaid tidak terlalu banyak hanya lima laki-laki dan lima perempuan dan semuanya sepupu Ayasha. Baik sepupu dekat maupun sepupu jauh.
Ayasha dan Ardi duduk dipelaminan bersama Brian dan Savana yang duduk disebelah Ayasha.
"Kakakmu kemana, Ar?" tanya Savana yang melihat kursi disebelah Ardi masih kosong.
"Ponsel kak Riana jatuh jadi dia cari ponsel dulu," jawab Ardi.
Savana mengangguk. Ia merasa kasihan sebab Ardi hanya sendiri dipelaminan.
Resepsi dimulai dengan Ardi masih sendiri tanpa didampingi keluarga. Meski begitu Ardi tidak merasa kecil hati.
"Ay, aku telpon Inara sebentar," bisik Ardi ditelinga Ayasha.
"Ada apa?" tanya Ayasha khawatir terjadi sesuatu pada Inara.
"Inara ingin menghadiri resepsi pernikahan kita tapi dia justru ikut ibu kerumah sakit," ucap Ardi.
"Kalau begitu telpon dia dulu, Ar," ucap Ayasha.
Ardi mengangguk lalu pergi ke toilet untuk menghubungi Inara.
"In, kalau mau kembali kehotel minta antar Yuda," ucap Ardi setelah Inara menjawab telponnya.
"Tapi bagaimana sama ibu, Kak?" tanya Inara.
"Ibu ada dokter sama perawat. Ibu sudah sehat. Tadi juga ibu minta kamu tetap tinggal disini 'kan?" ucap Ardi.
"Iya, Kak. Kalau begitu ibu aku tinggal, ya, Kak," ucap Inara.
"Iya, In. Jangan lupa bilang ibu," ucap Ardi mengingatkan.
"Iya, Kak."
Setelah mengakhiri panggilan telpon dengan Inara Ardi mencoba menghubungi Riana namun panggilan telponnya tidak dijawab.
"Apa ponselnya belum ketemu?" gumam Ardi.
Ardi keluar dari toilet tidak langsung kembali kepelaminan melainkan menghampiri Heru yang duduk dikursi tamu.
"Her, bisa minta tolong cari Kak Riana?" tanya Ardi.
Heru mengedarkan pandangan.
"Memangnya Kak Riana belum kembali?" tanya Heru.
"Belum. Tolong cari dia, ya," titah Ardi dengan halus.
Heru mengangguk lalu pergi mencari Riana.
Setelah itu Ardi kembali kepelaminan duduk bersanding dengan Ayasha.
...***...
Ditempat berbeda, Barra yang sudah mempersiapkan pertunangan dengan Ayasha tengah mengamuk sebab Ayasha tidak menghadiri pertunangan.
Brakk!
Barra melempar kursi tamu kearah kursi lain sehingga kursi disana saling bertabrakan.
Felly, ibu Barra mengusap punggungnya Barra untuk menenangkan sang putra.
"Sabar, Nak, mungkin Ayasha sedang berhalangan hadir," ucap Felly.
"Nggak mungkin Ayasha berhalangan hadir, Ma. Dia pasti sengaja nggak datang supaya pertunangan batal," ucap Barra.
Lalu Barra melihat Fandi yang menghampirinya sambil membawa ponsel.
"Barra, kamu harus lihat ini. Ayasha baru saja menikah hari ini," ucap Fandi menunjukan ponselnya.
Barra melihat ponsel Fandi yang memperlihatkan Ayasha melangsungkan pernikahan dengan Ardi.
Barra mengepalkan tangannya.
"Siapa laki-laki yang menikahi Ayasha itu, Pa? Apa Papa mengenalnya?" tanya Barra.
Fandi mengangguk.
"Ya, Papa kenal. Namanya Ardi, dia asisten Brian yang baru," ucap Fandi.
"Hanya asisten? Bisa-bisanya aku kalah saing dengannya," ucap Barra tidak terima.
"Yang Papa tahu Ardi adalah karyawan terbaik Brian sehingga dia menjadi asistennya," jelas Fandi.
Barra tersenyum sinis.
"Tetap saja dia nggak sebanding dengan Ayasha," ucap Barra.
"Kamu benar, Barra. Ardi nggak sebanding dengan Ayasha. Seharusnya hari ini Ayasha bertunangan denganmu tapi dia diam-diam menikah dengan Ardi. Papa nggak bisa tinggal diam. Papa akan mencabut saham dari Darwin Properties dan membatalkan semua kontrak dengan mereka," ucap Fandi.
Barra mengangguk setuju.
"Papa memang harus melakukannya agar mereka tahu dengan siapa mereka berhadapan," ucap Barra.
Lalu Barra melangkah keluar dari ballroom dan mengemudi menuju hotel dimana Ardi dan Ayasha melangsungkan pernikahan.
Tiba dihotel Barra berjalan cepat menuju ballroom namun penjaga menahannya. Ia tidak diizinkan masuk sebab tidak memiliki undangan.
Barra semakin marah karena dilarang masuk sehingga Ia memaksa dan memukul salah satu penjaga.
"Tangkap dia!" teriak pengawal yang mengejar Barra yang berlari hendak membuka pintu ballroom.
Grep!
Barra berhasil ditangkap dua penjaga disana
"Lepaskan!" Barra memberontak.
"Anda harus kami amankan karena sudah membuat kerusuhan," ucap salah satu penjaga disana.
"Lepaskan saya atau kalian akan dipecat!" ancam Barra.
"Maaf kami tidak bisa melepaskan Anda. Ayo ikut kami keruang keamanan!" ucap penjaga dengan tegas.
"Apa-apaan ini! Lepaskan!" teriak Barra tidak terima dibawa paksa keruang keamanan oleh penjaga.
"Maaf, kami tidak bisa melepaskan Anda," ucap penjaga terus membawa Barra keruang keamanan.
"Duduk!" titah penjaga.
Barra menatap tidak suka pada penjaga dihadapannya lalu menatap satu persatu penjaga disana.
"Akan kupastikan kalian semua dipecat," ancam Barra lagi.
"Maaf, kami hanya melaksanakan tugas. Jika Anda tidak membuat kerusuhan maka kami tidak akan memperlakukan Anda seperti ini," ucap penjaga.
Barra berdecih lalu mengeluarkan kartu nama miliknya dan melemparnya pada penjaga.
Melihat nama Barra Hermawan penjaga disana jadi saling pandang.
"Ingat apa yang sudah kalian lakukan padaku. Akan aku balas berkali-kali lipat," ucap Barra lalu keluar dari ruang keamanan tanpa ada yang menahannya.
Barra masuk kedalam lift untuk kembali kelantai dimana ballroom pernikahan berada.
Didalam lift Barra merenggangkan tangan yang sakit sebab ditarik paksa oleh penjaga.
"Benar-benar hari yang sial," ucap Barra.
Ting!
Pintu lift terbuka.
Barra keluar dari lift dan segera menuju ballroom namun saat akan mendorong pintu seorang wanita memanggilnya.
"Barra!" panggilnya membuat Barra menoleh.
"Riana."
burung tekuku makan kedelai
ucap selamat kepada mempelai
siap tempur sampai lemas terkulai
kabooooorrr 🏃🏃🏃🏃🏃🏃🏃
Tantangan buat ardi hrs mencari investor agar perusahaan tidak goyah....
..