Dari kecil Raka tidak pernah merasakan kasih sayang seorang Ibu, Ibu nya selingkuh saat ia baru berusia satu tahun. dan saat itu Ayah nya tidak pernah menjalin hubungan dengan seorang perempuan.
Sampai Raka di usia 22 tahun, Ayah nya memutuskan untuk menikah dengan janda satu orang anak.
Disanalah hidupnya berubah setelah berkenalan dengan Adik tirinya bernama Nadine, Nadine baru berusia 20 tahun, mahasiswi semester 4 jurusan Tata boga.Dan ternyata mereka satu kampus.
Nadine tidak ikut tinggal dengan keluarga barunya, ia memilih untuk tinggal di apartemen nya, tapi sesekali ia akan menginap di rumah keluarga barunya, dan disanalah Mereka sering bertemu dan berinteraksi. mau di rumah ataupun di luar.
Ada kejadian dimana membuat Raka mulai jatuh cinta dan tertarik kepada Nadine.
kira-kira kejadian Apa ya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Halaman Dua Puluh Dua
***
Nadine dan Tari sudah berada di Area Mall, kalau Tari biasa aja. yang was-was itu cuma Nadine, takut berpapasan dengan Raka dan Ibu nya.
Mereka langsung pergi ke tempat bioskop, seperti kesepakatan awal. Mereka akan nonton film romantis. Tapi ternyata pas sampai di sana yang paling banyak di minati itu horor.
“Horor aja yuk, satu jam lagi ini film nya.” ajak Nadine.
“Kayak seru, boleh lah horor.” balas Tari.
Mereka memesan dua tiket film horor, karena sebentar lagi akan dimulai film nya. Mereka buru-buru membeli minuman dan cemilan nya untuk menemani mereka nanti di dalam.
Keduanya masuk ke dalam, ternyata sudah lumayan banyak orang yang sudah duduk. Mereka duduk di kursi tengah.
“Kok Gue deg-degan ya.” ucap Nadine.
“Sama Gue juga, nanti Gue nontonnya sambil ngintip-ngintip dikit ah, takut lihat hantunya.” balas Tari.
Benar saja, Film di mulia. Bukannya fokus kedepan, keduanya malah sibuk ngemil dan matanya sesekali akan kedepan tapi hanya sebentar. Saat mendengar suara teriakan penonton mereka hanya menutup matanya karena yakin pasti Hantunya muncul.
“Ya ampun, walaupun cuma dengar suaranya tapi kebayang gitu bentuk hantunya.” gumam Nadine.
“Ah Gue juga sama, mana tadi pas di depan sempat merhatiin wajah hantunya di poster.” ucap Tari.
Setelah nunggu lama, akhirnya filmnya selesai. Mereka bernapas lega keluar dari sana.
keduanya tertawa. “Hahaha, nggak lagi-lagi Gue ikut nonton Horor.”
“Tapi nggak janji juga.” ucap Nadine.
“Habis ini mau kemana lagi?” tanya Tari.
“Beli sepatu yuk, Gue belum punya sepatu buat nanti ke Gunung.”
“Yaudah ayo.”
Sepertinya mereka lupa kalau di Mall ini juga sedang ada Bu Rini dan Raka, buktinya sekarang saat Mereka baru saja masuk ke area sepatu. Nadine terkejut begitu juga dengan Tari.
“Lupa Gue.” bisik Nadine.
“Udah kepalang lihat, lanjut masuk aja.” bisik Tari juga.
Mereka masuk, Bu Rini menghampiri mereka diikuti oleh Raka.
“Loh kalian kesini juga, katanya ada kelas.” ucap Bu Rini.
“Di undur jadi sore, makanya ke Mall nya sekarang.” balas Nadine.
“Tante mau beli sepatu juga?” tanya Tari.
“Iya, suami Tante nitip beli sepatu buat olahraga. Raka juga sama.” jawab Bu Rini.
Nadine ingin Melirik ke arah Raka tapi ia tahan, “Bu kita kesana dulu ya.” pamit Nadine menarik tangan Tari.
“Sebentar lagi makan siang, kita makan siang bareng.” ucap Ibunya. Nadine hanya mengangguk saja.
Mereka di tempat yang sama, tapi tidak berdekatan. Sehingga Nadine dan Tari lebih leluasa bicara tapi harus sambil berbisik juga.
“Jangan sampai Bang Raka ngiranya Lo beli sepatu buat hadiah dia sidang.”
“Ya jangan sampai punya pikiran begitu, nanti kalau iya bisa ngarep dia.” ucap Nadine.
“Sekalian beliin aja lah, nanti hadiahnya Lo titipin. daripada nggak kasih apa-apa kan.” saran Tari.
Nadine sudah memegangi sepatu yang dia cari, ia menatap Tari. “Nggak ah, Gue nanti pesen Buket aja terus di kirim pake ojol.”
“Lo nggak mau beli sepatu atau sandal?” tanya Nadine.
“Duit Gue lagi boke ya, makanya kan kemarin Gue tanya di tempat Lo bisa kerja sampingan nggak.”
“Kalau mau nelaktir, baju aja.” lanjut Tari dengan kekehan nya.
“Boleh lah, Gue juga mau selain nyar baju.”
Setelah membayar sepatu nya, mereka pergi ke tempat pakaian. Mereka juga tadi sempat kembali bertemu dengan Bu Rini dan Raka, mereka janjian di Restoran untuk makan siang.
“Gue udah boleh kerjanya kapan?” tanya Tari. Ia memang serius ingin mencari tambahan uang, uang yang di kirim orang tuanya memang cukup tapi kan pasti bakalan ada kebutuhan lain dan ia juga ingin punya penghasilan sendiri.
“Rabu nanti, soalnya yang mau berhentinya baru nanti hari Rabu.” jawab Nadine.
Kebetulan memang, ada salah satu karyawan nya di toko ada yang mau berhenti karena mau nikah. Jadi ada tempat kosong untuk tari, kerjanya bukan hanya bantu di dapur tapi bantu yang lainnya juga kalau lagi butuh.
.
Nadine duduk saling berhadapan dengan Raka, sementara Tari dengan Bu Rini. di hadapan mereka sudah ada banyak menu makanan yang mereka pesan.
Tak lama kemudian, ternyata Pak Irawan datang dsn bergabung dengan Mereka.
“Kayaknya Gue ini harus pergi nggak sih?” bisik Tari. Agak sungkan gabung makan siang dengan keluarga orang, walaupun itu keluarga sahabat sendiri.
Nadine menatap tajam sahabat nya itu, “Jangan coba-coba ya, awas aja kalau pergi.”
“Ayok dimakan, jangan bisik-bisik terus.” ucap Bu Rini.
Tari tersenyum canggung, “Iya tante.”
“Habis ini kalian ada acara?” tanya Pak Irawan.
“Kita mau balik lagi kekampus Yah, soalnya masih ada kelas.” jawab Nadine.
Walaupun kelasnya di mulai masih lama, tapi demi ketenangan hatinya lebih baik sedikit berbohong.
“Selesai kelas jam berapa?” tanya Pak Irawan.
“Sore kayaknya.”
“Nanti bisa pulang ke Rumah nggak? soalnya Malam ini Ayah mau ngajak kalian ke acara perusahaan Klien, Kamu juga boleh ikut daripada sendiri di kosan.” ucap Pak Irawan menatap Nadine kemudian beralih ke Tari.
“Aduh Yah, Kayaknya nggak bisa ikut deh. Soalnya Malam kita mau coba masak makanan khas Timur Tengah buat besok siang praktik.” ucap Nadine. Ia sedikit menyenggol tangan Tari.
“Iya Om, kita sudah ada rencana malam ini di apartemen nya Nadine. nanti pulang dari kampus juga mau langsung beli bahan-bahan nya.” ucap Tari.
Bu Rini memicingkan mata nya. “Kalian nggak lagi nyari alasan kan?”
Dengan cepat Nadine Menggelengkan kepalanya. “Nggak Ibu, serius. nanti besok siang hasil masakan nya aku bawa ke rumah.” jawab Nadine.
Soal praktik masak makanan timur tengah memang ada besok siang, tapi untuk malam harinya tidak ada. karena seminggu yang lalu mereka sudah melakukan nya di kosan Tari.
“Ya sudah nggak apa-apa kalau memang kalian tidak bisa ikut.” ucap Pak Irawan.
Mereka melanjutkan makan siangnya, Nadine dan Tari sengaja mempercepat makannya sehingga mereka selesai lebih dulu dan pamitan dengan mengatakan mereka akan kampus.
Kini keduanya sudah di dalam Mobil menuju kampus lagi.
“Nanti malam gimana kalau nyokap Lo tiba-tiba minta kirim bukti kita lagi masak di Apart Lo?” tanya Tari. Kali ini Nadine yang nyetir mobil nya.
“Nah, makanya nanti Malam Lo nginap di Tempat Gue.” jawab Nadine.
“Kenapa Gue juga jadi ikut ribet gini coba.” Tari hanya bisa menghela nafasnya.
Mereka sudah sampai di kampus, mereka akan santai-santai dulu di dalam mobil. Cuaca di luar cukup panas, beruntung nya Nadine memarkirkan mobilnya di bawah pohon besar jadi tidak kepanasan.