NovelToon NovelToon
Teleportasi Hidup Di Dua Dunia

Teleportasi Hidup Di Dua Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Sistem / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Wanita Karir / Epik Petualangan / Dunia Lain
Popularitas:28k
Nilai: 5
Nama Author: Mama nayfa

" Tolong Duk, kakek titip mereka padamu, kakek takut tak mampu lagi bertahan di dunia yang keras ini kasihan mereka jika kakek sudah tiada." ucap pria tua itu kepada ku, aku melihat ke arah dua anak kecil saling bergandengan, mata mereka yang biru safir menatapku dengan harap.
" Baiklah kek, saya akan menjaga mereka, tapi saya minta maaf saya tidak bisa memberikan mereka fasilitas, kakek tau kan keadaan saya juga sedang sulit." Ucapku jujur dan kake itu mengangguk.
" Saya percaya padamu Duk, saya titip mereka, dan terimakasih..." ucap pria tua itu dan pergi meninggalkan kedua anak kecil itu di hadapanku, mata mereka yang tajam serta indah, membuat siapa saja akan merasa tak tega. dua Anka kecil yang ku bawa pulang membuat kehidupan ku berubah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama nayfa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ke empat pemuda penjual pepaya

Sesampainya di rumah Antika tidak melihat kebardaaan ke tiga anaknya, hanya bertemu dengan anak gadis dan bungsunya, entah kemana ketiga anaknya yang lain, mbok wijah tadi udah bilang sih jika Reyhan, panji dan Adam main bola di lapangan, tapi kan yang bikin Antika khawatir itu si Adam yang masih kecil sekali.

Antika uring-uringan khawatir dengan anak angkatnya yang masih kecil itu.

Sedangkan di samping rumah, Aldi memanen pepaya-pepaya itu, Aldi memetik dan meletakkannya ke dalam keranjang rotan buah yang biasa ia gunakan di dunia lain.

Antika dan Mbah wijah keluar, mereka hendak kewarung Antika meminta izin pada suaminya.

" Ma..tunggu...bawa beberapa buah ini, kita gak mungkin kan memakannya semua, sedangkan yang di jual juga sepertinya sudah cukup di lama." Ujar Aldi dan menyerhkan beberapa pepaya kepada Antika, Antika pun mengangguk dan meletakkannya kembali ke dalam keranjang ia masuk ke dalam rumah dan keluar membawa plastik merah besar untuk di isi buah pepaya.

Setelah memilah milih beberapa pepaya dan di bantu oleh Mbah wijah Antika pergi dengan membawa plastik itu, cukup besar namun Antika tak habis akal ia menggendongnya di punggungnya setelah di ikat kuat, Aldi yang melihat istrinya yang super itu hnaya tersenyum hangat dan mengeleng sedikit.

" Pantas aja kamu di juluki biyung oleh warga desa tepi sungai hulu, kamu banyak akal dan tenaga." Ujar Aldi yang kagum pada istrinya.

Setelah melihat istrinya sudah tak terlihat, dari kejauhan Aldi melihat beberapa pemuda habis dari ladang milik salahs atu juragan kebun orang terkaya di desa ini.

" Diman...Angga...sini dek..." Teriak Aldi memanggil kedua pemuda yang pastinya melewati rumah Antika jika pulang atau pergi ke ladang milik juragan kebun.

" Iya mas, ada apa?" Tanya Angga saat sudah sampai di depan Aldi.

" Kami jual gih buah -buah pepaya ini di pinggi jalan desa, untungnya kalian bagi aja, buahnya manis dan segar." Ujar Aldi, ke empat anak muda itu saling pandang bingung.

" Maksudnya gimana mas?" Tanya Diman.

" Kalian bawa aja buah-buahan ini, jual di pinggiran untuk tambah uang saku kalian dek, gak mungkin juga mas dan mbamu makan buah sebanyak ini." Ujar Aldi sambil menunjuk beberapa pohon buah pepaya yang buahnya cukup lebat, keempat pemuda itu terbengong karena terkejut mereka baru lihat pohon pepaya yang berbuah cukup banyak.

" Kaya apa rez?" tanya Angga pada temannya.

" Mba Antika gak marah mas, entar di cariin lagi buahnya." ujar Reza pemuda itu.

" Gak,...kaya kalian gak tua mba Antika aja bagaimana, sudah di bawa aja, kebetulan mba dan mas juga sudah bagi-bagi ke warga." Ujar Aldi lagi.

" Oke gas...lumayan untuk nambah beli sepatu ku yang mau jebol." Ujar Dandi dengan semringah.

" Kalian bisa gak angkat, kalo gak pinjam gerobak mang Rahmad aja, jual di pinggir jalan depan gapura pasti rame, disamakan masih ada bebrapa penjual minuman juga." Ujar Aldi memmberi usil, karena tadi saat pulang pas ada penjual outlet minuman es teh penuh rasa.

" Iya mas, ayo bung kita tarik rezeki, mumpung kita gak jadi keladang." Ujar yang lain, mereka akhrinya berpencar membagi tugas ada yang mencari gerobak dan ada yang mengangkat keranjang buah keluar dari ladang samping rumah Aldi, Aldi tersenyum senang melihat semnagat anak muda kampungnya itu walau tak semua hanya mereka.

Sedangkan Antika dan Mbah wijah yang berjalan beriringan setiap warga yang mereka temui, di suruh ambil satu buah pepaya, bukan pelit namun agar kebagian semua.

" Bawa apaan tik?" tanya salah satu wanita yang sering menghina Tika.

" Buah pepaya mba." Jawab ramah Antika, ia sebenarnya malas namun karena dia di ajarkan oleh orang tuanya jika orang itu memperlakukan kita baik kita balas baik namun jika sebaliknya maka kita gak salah untuk membela diri atau abaikan seklaian.

" Kamu gak salah tik bawa kesini kan tau di sini warung mbok Iyah! Apa mau nitip?" ujar wanita itu lagi.

" Gak,...mbok..." Jawab singkat ku dan aku memanggil mbok Iyah, tak lama wanita itu keluar membawa bebrapa plastik, ya aku sebelum ke warung sudah memesan melalui telpon.

" Tik, ini pesananmu, lah itu apa kamu bawa? Kaya berat banget." Tanya mbok Iyah smabil meltakan pesanku.

" Pepaya mbok Alhamdulillah buahnya banyak jadi Tika bawa kesini aja, mau Tika bagikan, kalo mbok gak kebagian kerumah aja masih banyak kok." Ujar Antika sopan menjawab pertanyaan mbok iya.

" Eh..Diman, Angga... Kalian bawa apaan itu mana banyak pakai gerobak siapa?" Teriak wanita yang terkenal suara cemprengnya.

Antika, mbok iya dan Mbah wijah reflek menoleh ke bawah di mana ke emat pemuda sedang bergotong royong mendorong gerobak berisi keranjang-keranjang yang berisi pepaya.

" Buah pepaya bude." Ujar Angga sedikit teriak menjawab pertanyaan wanita itu.

" Ngerampok kebon siapa kamu hah, kecil-kecil sudah jadi maling di kampung." Bentaknya kepada keempat pemuda itu, namun pemuda-pemuda itu hanya diam malah menatap ku, aku yang penasaran turun dan melihat pepaya itu.

" Kalian dari rumah?" Tanya ku dan menatap ke empatnya yang mengangguk berbarengan.

" Kami gak maling mba tapi..." Ujar pemuda bernama Angga itu sedikit takut namun harus terpotong pas ingin menjelaskan.

" Bawalah jual, jika nanti banyak yang mau dan pesan banyak kalian bisa ambil di kebon lagi, tapi ingat uangnya jangan di gunakan hal yang gak baik ya gunakan untuk sekolah, mba percaya sama kalian." ujar Antika tak lupa senyum hangat dan ramahnya itu yang di kenal oleh banyak warga jika Antika punya hati yang baik.

" Eh Tika ..mereka kenapa kamu biarkan pergi itu kebon siapa mereka malingi." Ucap tak suka beberapa wanita dia sana.

" Mereka gak maling, mereka dari rumah ku suruh jual pepayanya." Ujarku singkat malas Ngeladeni ibu-ibu yang pastinya akan panjang nantinya.

" Mbok Tika amit, ini yang ya, besok kalo Tika gak ada antar aja mbok apa yang di butuhkan di rumah, tagihannya biar Tika nanti yang bayar pas pulang atau Tika bayar duluan sesuai belanjaan." Ujar ku sambil menyerahkan beberapa lembar uang ke pada mbok Iyah pemilik warung.

" Oke siap tik." Jawab mbok iya senang.

" Kamu kerja apa tik sekarang?" Tanya ibu lain.

" Jualan sayur sama kaya mbok Iyah aja mba, Tika duluan ya mba." Pamit ku dan langsung kutarik Mbah wijah menjauh dari warung.

" Duk...kamu itu kok baik banget sih sama mereka, padahal Mbah loh tau dulu kamu sellau di remehkan Oleh mereka." tegur Mbah wijah, Antika hanya tersenyum aja.

" Baru segitu aja sudah sombong banget,." Ujar wanita itu dengan sinis.

" Mbah, nanti klao ada yang tanya-tanya soal Tika stok sayur banyak bilang aja ia kalo itu titipan dari teman Tika di kampung ibu." ku ingatkan kembali mbah wijah agar tak salah ucap.

" Iya duk," Jawab Mbah wijah, mereka jalan beriringan sambil membawa masing-masing kantong plastik.

" Mbah nanti aku mau keluar mau cari kulkas lagi, harus nambah untuk buat Manisa buah Mbah." Ujarku pada Mbah wijah.

" Emang buahnya ada Duk?" tanya heran Mbah wijah.

" Nanti ada mbah makanya Tika mau keluar dulu cari kulkas, nanti tolong kasih tau anak-anak jangan keluar rumah lagi." Pesan ku pada Mbah wijah, ia begitu sayang dengan anak-anak makanya Tika dan aldi gak ragu meninggalkan mereka semua saat Tika dapat tugas seperti kemarin.

" Mas ayok..." Ajak ku pada mas Aldi, ia yang sudah menunggu langsung mengangguk, tak lupa ia juga berpesan pada orang rumah, soal anak muda yang akan mengembalikan keranjang atau buah.

" Kita singgahi Mereka mas, " Ujar ku saat sudah jalan dekat gapura, ia juga mengacuhkan cibiran tak enak saat melewati warung mbok Iyah.

Sesampainya di depan gapura Aldi dan Antika mencari para pemuda yang membawa keranjang pepaya.

" Mas itu mereka." Tunjuk ku pada kerumunan orang, terlihat sekali Ara pemuda itu sangat sibuk.

" Wah...ramai sekali ga." Ucap Antika saat sudah di dekat mereka.

" Eh...mba Antika, mba sumpah pepaya dari kebon rumah Mba manisnya mantap." Ujar Angga semringah menunjukan dua jempolnya.

" Habis kah ?" tanya Aldi melihat sisa sedikit buah di dalam keranjang.

" Iya mas, buahnya mas-mas nya manis banget dan terasa banget segarnya." ucap salah satu pelanggan yang membeli cukup banyak.

" Ngeh Bu." Jawab ku halus sambil ku anggukan pelan kepala ku.

Setelah berbincang-bincang dengan pemuda yang jual pepaya, Antika dan Aldi meninggalkan lapak itu, ia juga memesan jika ada yang mau membeli pepaya lagi, ke empat pemuda itu harus ambil kerumah menemui Mbah Harjo ati wijah, dan Antika juga sudah berpesan sama kedua orang tua itu agar membiarkan mereka mengambil sendiri karena niat Antika dan Aldi ingin membantu ke empat pemuda rajin itu agar bisa memiliki penghasilan mereka.

1
Star
lanjut kak
semangat kak 💞
Enah Siti
/Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Heart//Heart//Heart//Heart//Heart/
Enah Siti
💪🏿💪🏿💪🏿💪🏿💪🏿❤❤❤❤ljut thor
Mama nayfa: ah... terimakasih kak lope-lopenya...🤗🤗
total 1 replies
░▒▓█►─═HeSideMySelf ═─◄█▓▒░
anak² nya terbengkalai/Facepalm//Grin/karena sibuk misi , ruangnya dimensi nya nyusahin
Mama nayfa: Iya kak, tapi apa boleh buat tetap harus terima
total 1 replies
Pandora Cuite
semangat nulis nya y kk...
Mama nayfa: terimakasih kak...🤗
total 1 replies
Enah Siti
Smngat💪🏿💪🏿💪🏿💪🏿❤❤❤❤
Mama nayfa: semangat mampir ya kak😊
total 1 replies
Aretha Shanum
lanjuttt
Mama nayfa: terimakasih dobeel up, jangan lupa tinggalkan jejak ya kak agar author bisa semangat cari bahan lanjtan babnya,..😊🙏
total 1 replies
Enah Siti
mantap thor smngat 💪🏿💪🏿💪🏿❤❤❤
Mama nayfa: terimakasih kak support nya, Dobell up ya karena kemarin gak ada setoran jadi saya dobel hari ini, anak author sakit kemarin.
total 1 replies
Dewiendahsetiowati
Aldi dan Antika tidak sombong dan mau bantu sesama ketika sudah sukses
Aretha Shanum
lanjutt
neni nuraeni
wiih mantaaap Antika lnjut thor
neni nuraeni
ceritanya seru...andai di dunia nyata ada psti org" pada malas kerja kayanya
Dewiendahsetiowati
ditunggu kelanjutannya thor
Dewiendahsetiowati
hadir thor
Mama nayfa: Terimakasih kak sudah mampir, mohon dukungan nya ya kak, mudahan suka dengan ceritanya😊🙏
total 1 replies
Andira Rahmawati
makasih byk thorrr🥰😍❤️❤️❤️👍👍
Andira Rahmawati
mantap....👍👍👍
Andira Rahmawati
lanjut thorr..trusss semangat 💪💪💪💪
Andira Rahmawati
semoga mas aldi nya sembuh min7m air ajaib nya ☺️☺️
Andira Rahmawati
lanjuttt
Andira Rahmawati
mantapp..bisa jadi juragan sayur"an nanti..
lanjut thorrr...trus semangat..💪💪🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!