perjuangan seorang pemuda untuk menjadi lebih kuat demi meneruskan wasiat seorang pendekar terdahulu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kelana syair( BE), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 Harimau emas
Barata dan Andini mencari harimau yang di tolongnya tadi,mereka berdua mendapati binatang itu diam tak bergerak di dibawah pohon beringin besar.
"Dia ada di sana Andini ayo cepat kita lihat. " ucap Barata, mempercepat langkahnya.
Setelah sampai di tempat harimau itu, mereka melihat harimau emas itu sudah sudah terkapar tidak bernyawa. Di tubuh harimau emas itu terdapat tiga anak panah yang masih menancap, dua dibagian perutnya dan satu di kaki bagian belakang.
"Kita terlambat tuan, binatang ini sudah mati. " ucap Andini yang merasa iba dengan nasib harimau itu.
"Melihat luka di sejujur tubuhnya aku yakin harimau ini sudah diburu dari tadi jauh sebelum kita sampai disini Andini, sungguh kasihan binatang ini" ucap Barata sambil menggelengkan kepalanya, hati merasa geram terhadap orang yang telah memburu harimau itu.
"Tuan lihat benda apa ini? " ucap Andini saat melihat benda berbentuk cincin yang ada di ekor harimau itu.
Barata menoleh kearah ekor harimau yang ditunjukkan Andini tadi.
"Cincin." Gumam Barata. Ia lalu mengambil benda itu dan mengamatinya dengan membolak-baliknya. Sebuah cincin berwarna emas mengkilap.
"Harimau macam apa binatang ini ,kenapa dibagian ekornya ada cincin seperti ini apa mungkin ada yang memelihara binatang ini. " Batin Barata.
Andini yang melihat Barata termenung kemudian berkata. "Menurut saya tidak ada salahnya kalau tuan menyimpan benda itu, siapa tahu suatu saat nanti akan berguna."Ucap Andini memberikan saran.
"Ya mungkin kau ada benarnya Andini, baiklah akan aku simpan cincin ini. " ucap Barata lalu memasukkannya kedalam kantong penyimpanannya.
"Menurut tuan , apa alasan orang-orang tadi memburu harimau ini, apakah karena ingin mengambil cincin tadi atau ada yang lain? " tanya Andini yang merasa penasaran.
Barata menggelengkan kepalanya. "Aku tidak tahu Andini, bisa begitu bisa juga tidak. Menurut ku harimau ini bukanlah harimau biasa.Melihat warna bulunya kuning mengkilap seperti emas, aku rasa ada sesuatu yang istimewa pada binatang ini. " ucap Barata sambil membelai kepala harimau itu.
"Tuan.Jangan-jangan ini adalah harimau emas seperti yang pernah aku dengar. " seru Andini tiba-tiba begitu mendengar Barata mengatakan emas.
"Harimau emas? " ucap Barata.
"Iya tuan, aku pernah dengar dari tuan Saung Kencana tentang binatang ini. " ucap Andini dengan bersungguh-sungguh.
"Apa kata guru Saung Kencana tentang harimau emas ini, Andini? " tanya Barata langsung tertarik.
"Tunggu sebentar aku ingat-ingat dulu. " ucap Andini, lalu berfikir keras mengingat perkataan Saung Kencana beberapa puluh tahun silam.
"Aku ingat tuan. Kalau tidak salah, tuan Saung Kencana pernah berkata. Bagian terpenting dari harimau emas ini adalah hatinya.Karena hati harimau ini sangat berguna untuk meningkatkan kekuatan dalam waktu singkat tuan." ucap Andini menuturkan apa yang ia pernah dengar dari Saung Kencana ,tuannya yang kini telah tiada.
"Kalau begitu orang-orang tadi pasti menginginkan hati harimau ini, Andini. " ucap Barata menyimpulkan.
"Kalau begitu ini adalah kesempatan baik bagi tuan untuk meningkatkan kekuatan dengan memakan hati harimau ini,. " ucap Andini.
"Aku memakan hati harimau ini, tidak Andini itu terlalu kejam, aku tidak mau." ucap Barata menolaknya.
"Kenapa tuan berkata seperti itu , menurut ku itu tidak kejam mengingat harimau ini sudah mati, tuan" ucap Andini mencoba meyakinkan Barata.
Barata terdiam."Memang benar harimau ini sudah mati tapi menurut ku, itu masih terlalu kejam Andini." ucap Barata kukuh pada pendiriannya.
"Barata ini adalah kesempatan langka yang tidak mungkin datang dua dua kali.Aku sarankan kau untuk mengambil hati harimau emas ini untuk meningkatkan kekuatan mu." ucap Naga Welang.
"Aku yakin cepat atau lambat orang-orang dari Perguruan Harimau Hitam pasti akan segera menuju kemari untuk mencari harimau ini. Aku sarankan cepat kau ambil hati harimau ini dan segera pergi dari sini untuk menghindari masalah yang mungkin bisa merepotkan. " tambah Naga Welang.
Mendapatkan desakan dari Andini dan Naga Welang, Barata akhirnya pun menuruti saran mereka berdua walaupun dengan hati masih sedikit ragu.
Sementara itu Jaluraga yang melarikan diri akhirnya tiba di depan pintu gerbang perguruan Harimau hitam.Setibanya di sana ia langsung roboh karena kehabisan tenaga dan nafas yang memburu.
Dua orang penjaga yang melihat Jaluraga roboh secara tiba-tiba, segera berlari menghampirinya untuk memberikan pertolongan.
Kedua penjaga langsung di buat terkejut setelah melihat sebelah tangan kanan Jaluraga sudah tidak ada.
"Kakang Jaluraga, apa yang telah terjadi? " tanya salah satu dari penjaga pintu gerbang.
"Sebaiknya ayo kita bantu dia. " ucap temannya. Mereka berdua kemudian membantu Jaluraga untuk berdiri.
"Kau tidak apa apa kakang Jaluraga.? " tanya penjaga tadi.
"Jangan banyak tanya, cepat antarkan aku menemui guru. " Pinta Jaluraga.
"Baik kakang." jawab kedua penjaga.
Tanpa banyak bertanya lagi kedua penjaga tersebut langsung membawa Jaluraga masuk kedalam.Mereka menuju kerumah bambu yang berukuran sedang,menghadap ke utara.
Tok... tok... tok...! Guru Dipa Sena, kakang Jaluraga membutuhkan pertolongan mu. "teriak salah satu penjaga itu.
Tidak lama kemudian pintu pun terbuka lebar .Dari dalam kemudian munculah seorang pria berumur empat puluh tahun mengenakan pakaian dari kulit harimau. Dia adalah Dipa Sena salah satu guru utama Perguruan Harimau hitam.
Dipa sena langsung terbelalak saat melihat keadaan Jaluraga."Ada apa dengan mu Jaluraga? "tanya orang tua setengah baya itu.
"Ceritanya panjang guru."jawab Jaluraga, sambil meringis menahan rasa sakit ditangan kanannya.
"Kalian berdua cepat bawa dia masuk kedalam. " perintah Dipa Sena.
Kedua penjaga tadi segera membawa Jaluraga masuk kedalam menuju ke kursi kosong dan mendudukkan Jaluraga di kursi itu.
Dipa Sena segera mengeluarkan berbagai ramuan untuk mengobati luka di tangannya .Orang tua itu juga memberikan pil kepadanya serta ramuan bubuk pada luka di tangan kanannya. Setelah itu Dipa Sena membalut lukanya supaya darah tidak terus keluar..
"Bagaimana keadaan mu sekarang? " tanya Dipa Sena kepada Jaluraga setelah mendapatkan pengobatan.
"Sudah agak mendingan guru, tadi aku sempat berfikir kalau aku mungkin mati di jalan, aku ucapkan terimakasih guru." ucap Jaluraga.
Dipa Sena mengangguk. "Sekarang kau cepat ceritakan pada ku,bagaimana kejadiannya sampai bisa membuat tangan mu hilang satu seperti itu. " ucap Dipa Sena.
"Baik guru. " jawab Jaluraga, Ia kemudian menceritakan semua kejadian di hutan wanamerta, dari memburu harimau emas sampai bertemu dengan dua orang asing yang tidak di kenalnya.Hingga membuat dirinya kehilangan satu tangan kanannya.
"Jadi kau gagal mendapatkan hati harimau emas itu Jaluraga? "Tanya Dipa Sena.
"Ampun guru, itu semua bukan sepenuhnya salah ku tapi salah pemuda itu yang tiba-tiba datang menganggu saat aku hampir menangkap binatang itu. " ucapan Jaluraga, hatinya membara mengingat kejadian barusan itu.
Dipa Sena menghala nafas panjang mendengar semua cerita dari Jaluraga. "Ketua pasti akan marah besar pada kita, jika mendengar hal ini.Apakah harimau itu masih ada di sana Jaluraga? " tanya Dipa Sena.
"Aku tidak tahu guru, apakah guru bermaksud pergi ke sana untuk membuat perhitungan dengan pemuda itu? " Tanya jaluraga.
"Ya tapi bukan untuk menemui pemuda itu.Tujuan utama ku ke sana adalah untuk mencari harimau emas itu.Karena ketua menginginkan hatinya untuk meningkatkan kekuatannya. " ucap Dipa Sena