Sang Penerus (Pendekar Naga Petir) 2

Sang Penerus (Pendekar Naga Petir) 2

BaB 1 Singgah di perkampungan

Matahari tampak merona merah dari arah langit sebelah barat angin pun bertiup dengan tenang menggoyahkan sedikit dedaunan.Di lain sisi dari angkasa terlihat kelelawar malam mulai terbang dari arah barat menuju ke arah timur menandakan kalau hari sebentar lagi akan malam dan menjadi gelap.

Sementara itu, di remang-remang senja terlihat seekor binatang bersayap sedang terbang dengan kecepatan tinggi dan di punggung binatang tersebut terdapat seorang pemuda dan seorang gadis kecil di atasnya, mereka berdua adalah Barata dan Andini.

Setelah menempuh perjalanan yang panjang dan sangat melelahkan, akhirnya Barata dan Andini pun tiba di sebuah perkampungan kecil di sebelah selatan.Walaupun perkampungan itu kecil namun suasananya cukup ramai meskipun jauh dari perkotaan.

"Tuan di sana ada perkampungan, " Andini yang duduk di belakang Barata,berteriak dengan kegirangan karena sebentar lagi bisa beristirahat dan mencari kedai untuk makan.

Barata mengangguk, "Ya Andini , kita akan singgah dulu di perkampungan itu untuk beristirahat. Singa api cepat kearah sana, " Barata menunjuk kearah perkampungan itu.

Singa api yang memahami isyarat Barata itu segera mengangguk dan mempercepat lanju terbangnya.Dan tidak lama kemudian mereka pun sudah tiba di pinggir perkampungan itu.

"Berhenti singa api," perintah Barata,

"Kenapa kita berhenti di sini tuan? " Andini heran karena jaraknya masih sekitar seratus tombak dari perkampungan itu.

"Kita tidak bisa membawa singa api ikut masuk ke perkampungan itu Andini , aku tidak ingin menjadi pusat perhatian orang-orang di sana, " kata Barata menjelaskan alasannya.

Andini pun mengangguk mengerti, "Oh begitu baiklah aku turun dulu, tuan, " gadis kecil itu pun langsung meluncur ke bawah.

"Singa api kau pergilah dan cari tempat sendiri untuk beristirahat, " Barata mengusap kepala binatang itu lalu meluncur ke bawah menyusul Andini.

"Tuan, aku lapar, " Andini meraba perutnya yang keroncongan karena dari siang tadi ia hanya makan sekali itu pun buah-buahan.

"Ayo kita jalan untuk mencari kedai, aku pun juga sudah kelaparan dari tadi Andini, " ucap Barata, "mungkin di depan sana ada kedai. Oh ya Andini untuk menghindari masalah sebaiknya kita tidak perlu menonjolkan tingkat kekuatan kita. Kita tunjukkan kalau kita hanya seorang pendekar biasa yang berada di tingkat langit tahap menengah, " Saran Barata untuk menghindari perhatian orang-orang nanti.

"Baiklah kalau itu perintah tuan, " Andini pun segera menyembunyikan kekuatannya sampai ke tingkat langit tahap menengah.

Setelah mereka menurunkan tingkat kekuatannya mereka berdua pun melanjutkan langkahnya.

Ketika mereka memasuki perkampungan itu terlihat lampu obor sudah menyala menerangi sepanjang menyala menerangi sudut-sudut perkampungan.

"Walaupun perkampungan ini terbilang kecil namun cukup ramai, tuan, " Andini berkata seperti itu setelah melihat banyak orang berlalu lalang menuju ke sebuah rumah besar yang terletak di tengah perkampungan.

"Kau benar Andini, sepertinya ke sana tujuan kita, " Barata menujuk ke rumah besar tadi.

"Tuan, sepertinya itu sebuah kedai, " kata Andini dengan mata berbinar karena merasa senang.

"Kau tidak salah Andini, ayo cepat, " Barata segera mempercepat langkahnya, hingga tidak lama kemudian mereka pun tiba di rumah besar yang menjadi tujuannya. Dan benar adanya ternyata rumah itu sebuah kedai sekaligus penginapan,namun sayangnya kedai tersebut sudah penuh tak menyisakan meja yang kosong untuk mereka berdua.

"Sudah penuh tuan,bagaimana ini, " terdengar nada penuh kekecewaan dari mulut Andini.

Barata menyapukan pandangannya ke arah ruangan itu mencari meja yang masih kosong dan pandangan Barata kemudian jatuh pada seorang gadis yang mengenakan pakaian berwarna merah dengan rambut terurai panjang juga berwajah cantik sedang duduk sendirian di sudut ruangan dekat jendela.

Barata pun tersenyum merasa ada kesempatan menempati meja itu.

Gadis berpakaian merah itu adalah seorang pendekar tingkat dewa tahap menengah yang bernama Arimba atau dalam dunia persilatan di kenal sebagai Dewi Kematian yang sangat ditakuti , karena tindakannya yang tidak kenal kompromi dalam melakukan pembunuhan. Dan Barata tidak menyadari hal tersebut karena baru pertama kali ini melihat wanita cantik berpakaian merah itu.Namun ia bisa tahu ditingkat apa perempuan itu

"Andini ayo ikut aku di sana ada dua kursi kosong " ucap Barata segera berjalan menuju ke arah perempuan berbaju merah tadi.

"Apakah perempuan itu akan memperbolehkan kita duduk bersamanya tuan, " ucap Andini yang tahu kalau perempuan itu seorang pendekar tingkat dewa tahap menengah.

"Kenapa tidak boleh kitakan tidak bermaksud jahat, ayo, " Barata pun menarik tangan Andini untuk ikut bersamanya.

Sementara itu, orang-orang yang sedang makan merasa heran dan kagum melihat keberanian Barata mendekati perempuan yang terkenal dengan tangan mautnya itu.

"Ah,, sungguh nekad pemuda itu, aku sungguh kasihan padanya, apa dia tidak tahu siapa perempuan itu, " terdengar dari mulut seorang pengunjung kedai berbicara kepada temannya .

"Sudahlah kita tidak perlu memikirkan nasib pemuda dan gadis kecil itu, mungkin nasib mereka saja yang sedang buruk. Sebaiknya kita cepat-cepat habiskan makanan ini lalu segera pergi, " kata temannya yang sudah cemas sejak tadi karena kehadiran Arimba sang Dewi Kematian.

"Permisi nona, bolehkah kami numpang duduk di sini untuk makan sebentar, karena semua meja sudah penuh, " Barata berkata dengan sopan dan lembut kepada perempuan tersebut.

Perempuan berbaju merah dengan rambut panjang terurai itu mengangkat wajahnya memperhatikan Barata dari ujung kaki sampai ke ujung kepala.

Perempuan itu hanya menganggukkan kepala tanpa ada kata-kata yang terucap dari bibirnya.

Barata merasa senang dan sangat berterima kasih kepada perempuan itu karena di perbolehkan duduk bersamanya.

"Terima kasih nona, Andini duduklah, " ucap Barata.

"Baik tuan, " Andini segera mengambil tempat duduk di samping Barata. Dan tidak lama setelah itu pelayan kedai pun datang kearahnya untuk menanyakan pesanan mereka. Seperti biasa Andini dan Barata hanya memesan ayam bakar dan nasih putih serta air putih.

Setelah menunggu beberapa saat, pesanan Barata dan Andini pun datang dua porsi ayam bakar ukuran besar dan nasih putih.

Andini yang melihat makanannya sudah siap tidak kuasa menahan rasa laparnya. "Tuan mari kita makan, " ucap Andini dengan segera menyantap makannya.

Barata tersenyum melihat Andini yang lahap menyantap makanannya. Ia pun mulai memakan ayam bakar itu dengan tenang, meski sesekali matanya mencuri pandang ke arah perempuan berbaju merah di depannya. Perempuan itu tetap diam, hanya sesekali meneguk teh hangat di hadapannya. Suasana di meja mereka terasa sunyi, berbeda dengan riuh rendah pengunjung lain di kedai itu.

"Ingat, kalian berdua harus cepat menyantap makan kalian karena sebentar lagi dua orang yang aku akan segera datang kemari, "terdengar nada dingin dari wanita itu.

"Nona tidak perlu khawatir,jika teman nona datang kami akan segera pergi dari sini " ucap Andini di sela makannya.

Perempuan berjuluk Dewi kematian itu melirik kearah Andini dan Barata secara bergantian, dalam hatinya ia merasa heran melihat mereka berdua tidak takut sama sekali kepada dirinya.Padahal orang orang yang berada di tingkat langit tahap akhir saja sangat segan kepadanya.

Sedangkan mereka itu hanya dua orang pendekar tingkat langit tahap menengah tapi malah tidak takut sama sekali, kenyataan itu membuat Arimba tidak habis pikir dan dia beranggapan bahwa Barata dan Andini adalah dua orang bodoh yang tidak bisa melihat keadaan.

"Untung saja suasana hatiku saat ini sedang baik, kalau tidak sudah aku kirim mereka berdua ke neraka, " batin Arimba sambil meneguk minumannya, dengan menahan rasa heran di hatinya.

Terpopuler

Comments

༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐

༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐

Mampir Thor.. Semoga Novel ini sampai Tamat.

2025-08-05

2

Ronaldo vs Messi

Ronaldo vs Messi

bagus min akhirnya muncul juga, sudah lama saya tunggu tunggu.

2025-08-14

0

Aku Adalah

Aku Adalah

luar biasa tidak ada bandingnya ditunggu lama baru rilis

2025-09-19

0

lihat semua
Episodes
1 BaB 1 Singgah di perkampungan
2 Bab 2 Datangnya para pendekar-pendekar tangguh
3 Bab 3 Mencari informasi di tengah malam
4 Bab 4 kemarahan sepasang pendekar hantu haus darah
5 Bab 5 Pagar pelindung
6 Bab 6 Membuat kesepakatan
7 Bab 7 Kedatangan pendekar dari perguruan Harimau Hitam
8 Bab 8 Keluar dari tempat persembunyian
9 Bab 9 mencari harta karun
10 Bab 10 kejutan tak terduga
11 Bab 11 Kecerdikan Barata
12 Bab 12 Kemarahan yang meledak
13 Bab 13 Bau harum semerbak bunga Kantil
14 Bab 14 Melawan Dewi maut penyebar kematian
15 Bab 15 Pertarungan tak terelakkan
16 Bab 16 Perkenalan
17 Ketua perguruan bambu kuning
18 Bab 18 Kobaran Api dendam
19 Bab 19 Tiba di desa Rejosari
20 Bab 20 Singgah di rumah Sari Ningrum
21 Ban 21 Mustika bulan putih
22 Bab 22 bulan merah dan suasana malam yang mencekam
23 23 munculnya dua sosok
24 Bab 24 pertarungan di bawah bulan Merah 1
25 Bab 25 Pertarungan di bawah bulan merah 2
26 Bab 26 pertarungan di bawah bulan merah 3
27 Bab 27 Akhir pertarungan.
28 melanjutkan perjalanan.
29 Bab 29 Kejadian dihutan wanamerta
30 Bab 30 Harimau emas
31 Bab 31 Kemarahan
32 Bab 32 kabar mengejutkan
33 Bab 33 kejutan di luar kedai
34 Melawan pasukan Arimba
35 Barata vs Arimba
36 Masalah belum selesai
37 Perasaan seorang gadis yang terpendam.
38 pasukan bayangan kematian
39 Malam yang gawat
40 Kemarahan yang membara
41 Kejutan untuk perguruan Gunung Awan
42 Ketegasan ketua perguruan Gunung Awan
43 Pergi ke perguruan Gunung Awan
44 rencana memburu Barata
45 Dibalik kata manis ketua Perguruan Gunung Awan.
46 Keadaan yang memanas.
47 Petarung di perguruan Gunung Awan
48 Berusaha sekuat tenaga
49 pelarian
50 Desa bunga Mati
51 Tiba di kota Unara
Episodes

Updated 51 Episodes

1
BaB 1 Singgah di perkampungan
2
Bab 2 Datangnya para pendekar-pendekar tangguh
3
Bab 3 Mencari informasi di tengah malam
4
Bab 4 kemarahan sepasang pendekar hantu haus darah
5
Bab 5 Pagar pelindung
6
Bab 6 Membuat kesepakatan
7
Bab 7 Kedatangan pendekar dari perguruan Harimau Hitam
8
Bab 8 Keluar dari tempat persembunyian
9
Bab 9 mencari harta karun
10
Bab 10 kejutan tak terduga
11
Bab 11 Kecerdikan Barata
12
Bab 12 Kemarahan yang meledak
13
Bab 13 Bau harum semerbak bunga Kantil
14
Bab 14 Melawan Dewi maut penyebar kematian
15
Bab 15 Pertarungan tak terelakkan
16
Bab 16 Perkenalan
17
Ketua perguruan bambu kuning
18
Bab 18 Kobaran Api dendam
19
Bab 19 Tiba di desa Rejosari
20
Bab 20 Singgah di rumah Sari Ningrum
21
Ban 21 Mustika bulan putih
22
Bab 22 bulan merah dan suasana malam yang mencekam
23
23 munculnya dua sosok
24
Bab 24 pertarungan di bawah bulan Merah 1
25
Bab 25 Pertarungan di bawah bulan merah 2
26
Bab 26 pertarungan di bawah bulan merah 3
27
Bab 27 Akhir pertarungan.
28
melanjutkan perjalanan.
29
Bab 29 Kejadian dihutan wanamerta
30
Bab 30 Harimau emas
31
Bab 31 Kemarahan
32
Bab 32 kabar mengejutkan
33
Bab 33 kejutan di luar kedai
34
Melawan pasukan Arimba
35
Barata vs Arimba
36
Masalah belum selesai
37
Perasaan seorang gadis yang terpendam.
38
pasukan bayangan kematian
39
Malam yang gawat
40
Kemarahan yang membara
41
Kejutan untuk perguruan Gunung Awan
42
Ketegasan ketua perguruan Gunung Awan
43
Pergi ke perguruan Gunung Awan
44
rencana memburu Barata
45
Dibalik kata manis ketua Perguruan Gunung Awan.
46
Keadaan yang memanas.
47
Petarung di perguruan Gunung Awan
48
Berusaha sekuat tenaga
49
pelarian
50
Desa bunga Mati
51
Tiba di kota Unara

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!