NovelToon NovelToon
Dinikahi Cowok Cupu

Dinikahi Cowok Cupu

Status: sedang berlangsung
Genre:Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: Asma~~

​Calya, seorang siswi yang terpikat pesona Rion—ketua OSIS tampan yang menyimpan rahasia kelam—mendapati hidupnya hancur saat kedua orang tuanya tiba-tiba menjodohkannya dengan Aksa. Aksa, si "cowok culun" yang tak sengaja ia makian di bus, ternyata adalah calon suaminya yang kini menjelma menjadi sosok menawan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asma~~, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

Setelah kejadian ciuman yang tak terduga di dapur, Calya merasa wajahnya memanas. Ia tidak menyangka dirinya bisa terlena oleh ciuman Aksa. Untuk meredakan rasa malunya, Calya buru-buru mengambil jarak, duduk di sofa ruang tamu seolah-olah tak terjadi apa-apa. Aksa hanya menatapnya dari meja makan, sebuah senyum kecil tersungging di bibirnya. Ia tahu, Calya sedang tenggelam dalam perasaan campur aduk.

​Beberapa saat kemudian, Calya bangkit untuk mengambil piring kotornya dan membawanya ke wastafel. Namun, sebelum tangannya menyentuh piring, Aksa sudah lebih dulu meraihnya dengan cepat. "Duduk saja, biar aku yang cuci," kata Aksa, suaranya terdengar lembut dan menenangkan. Calya hanya bisa mengangguk pasrah. Ia kembali ke kamar saja, meraih ponselnya, dan langsung menghubungi Vira dan Jojo, berharap bisa mendapatkan sedikit pengalihan dari semua kegugupan ini.

​"Halo, Cal! Wah, gimana nih pengantin baru? Betah banget ya di rumah," goda Vira begitu panggilan tersambung, suaranya terdengar ceria.

​"Udah, deh! Jangan aneh-aneh! Aku cuma mau cerita, masa tadi..." Calya belum sempat menyelesaikan ceritanya, Vira dan Jojo sudah menyambar.

​"Yang jelas-jelas saja, Cal. Jangan bilang kalian sudah nggak bisa dipisahin," sambung Jojo sambil tertawa.

​Calya memutar bola matanya. "Dasar mesum! Otak kalian tuh isinya cuma itu ya!" Ia mencoba mengalihkan pembicaraan, tapi Vira dan Jojo tak mau kalah.

​"Duh, Cal. Sekolah itu sepi banget tahu kalau nggak ada kamu, beneran deh," kata Vira, suaranya tiba-tiba berubah jadi lebih serius.

 "Padahal kan biasanya kamu yang paling heboh kalau lihat guru lewat atau ada berita gosip baru."

​Jojo ikut menimpali. "Iya, makanya, besok sekolah kan? Balik ke sekolah dong, Cal. Kita kangen loh dengerin kamu cerita-cerita heboh."

​Calya terdiam sejenak. Mendengar Vira dan Jojo mengeluh tentang sekolah membuatnya rindu.

 "iya besok gue sekolah," jawab Calya, suaranya melemah.

​"Tapi jangan lupakan kita, dong. Kita tuh tim! Jangan sampai gara-gara si Aksa, kamu jadi lupa sama kita," goda Jojo lagi, kali ini dengan nada yang lebih ringan.

​Wajah Calya langsung memerah. "Apaan sih, Jojo! Bukan gara-gara Aksa kok! Aku benci dia! lagian ini baru sehari kalian drama banget deh" serunya.

​"Halah, yang benci kok dicium, Cal?" Jojo membalas, membuat Vira terbahak-bahak.

 "Aduh, Cal. Jujur saja deh. Pasti lo sudah jatuh cinta sama Aksa, kan?" tanya Vira lagi, kini kembali ke topik awal.

​Calya tidak bisa berkata-kata. Ia terlalu malu. Tanpa pikir panjang, ia mematikan panggilan, melempar ponselnya ke sofa, dan menyembunyikan wajahnya di balik bantal. Ia benar-benar tidak menyangka godaan Vira dan Jojo akan membuatnya merasa semakin salah tingkah.

...----------------...

Calya duduk di tepi tempat tidur, pandangannya kosong. Ponselnya bergetar tak henti, menampilkan nama yang ia coba lupakan Rion. Calya menghela napas panjang. Awalnya, ia ingin mengabaikannya. Tapi, rasa penasaran dan rindu yang bercampur aduk menggerogotinya. Calya akhirnya membuka pesan itu.

...​Rion...

...Cal, aku minta maaf. Aku tahu aku salah. Tolong kasih aku kesempatan buat jelasin semuanya....

...Aku tahu kamu pasti lihat aku sama Reina. Tapi itu nggak seperti yang kamu pikir. Dia cuma teman....

...Cal, kamu tahu kan kalau kamu satu-satunya?...

...Aku nggak bisa bohong, setiap detik aku mikirin kamu. Kamu nggak ada, rasanya hampa....

...Aku janji, kalau kamu kasih aku kesempatan, aku bakal buktiin semuanya. Aku cuma mau kamu, Cal....

​Calya tak langsung membalas. Ia menimbang-nimbang, haruskah ia kembali membuka luka yang baru saja ia coba sembuhkan?

​Sebuah senyum kecil muncul di bibir Calya. Hatinya berdesir. Meskipun ia tahu Rion sering terlihat bersama Reina, dan meskipun logikanya menyuruhnya untuk tidak percaya, hatinya tetap berdebar. Ia masih mencintai Rion, dan keinginan untuk kembali ke masa lalu, saat semuanya baik-baik saja, terlalu kuat. Calya membaca ulang setiap pesan, membiarkan dirinya tenggelam dalam kata-kata manis yang membuat hatinya berdebar.

...----------------...

Ponsel Calya bergetar di tangannya, pesan dari Rion masih terpampang di layar. Tepat saat ia hendak mengetik balasan, sebuah tangan tiba-tiba menyambarnya. "Apa-apaan sih, Aksa!" teriak Calya, terkejut.

​Aksa menatap layar ponsel itu dengan rahang mengeras. Ia membaca deretan pesan dari Rion, satu per satu, sampai ke pesan terakhir. Tanpa ragu, Aksa menekan beberapa tombol dan memblokir nomor Rion.

​"AKSA! LO APA-APAAN, SIH?!" Calya menjerit, matanya memerah menahan amarah. "KENAPA LO BLOKIR DIA?!" Ia berusaha merebut kembali ponselnya, tetapi Aksa menahannya.

​"Kenapa? Kamu masih mau percaya sama bajingan kayak dia, Calya?!" suara Aksa meninggi, "Setelah apa yang dia lakuin ke kamu? Kamu masih mau dibodohi sama omongan manisnya?"

​"ITU BUKAN URUSAN LO!" Calya balik berteriak. Air matanya mulai mengalir. "Gue tahu lo nggak suka sama dia! Tapi lo nggak berhak ngatur hidup gue! Nggak berhak campur tangan sama urusan gue!"

​"Ini urusan aku! Kamu itu istri aku sekarang, Calya!" Aksa membentak, "Aku nggak bisa biarin kamu nangis lagi gara-gara dia! Aku peduli sama kamu!"

​"Peduli apa?!" Calya tertawa sinis, air mata membasahi pipinya. "Peduli sampai lo nggak ngehargain perasaan gue?! lo masuk di hidup gue, lo biarin gue terjebak dalam pernikahan ini, ini yang lo maksud peduli hah?!"

​Aksa terdiam. Nafasnya tersengal. Wajahnya yang tegang perlahan melunak. Ia menatap Calya, melihat betapa hancurnya gadis itu. Tanpa berkata apa-apa, Aksa meletakkan ponsel Calya di nakas, lalu menarik Calya ke dalam pelukannya.

​Awalnya Calya meronta. Ia memukul dada Aksa, berusaha melepaskan diri. "Lepas! Gue benci sama lo, Aksa!" isaknya.

​Namun, pelukan Aksa tak bergeming. Ia memeluk Calya semakin erat, seolah tak peduli dengan pukulan-pukulan kecil itu. Perlahan, perlawanan Calya melemah. Ia akhirnya membalas pelukan Aksa, menumpahkan semua tangis dan amarah di bahu lelaki itu.

​"Maaf...karena kamu terjebak sama aku, maaf karna kamu ada disituasi ini, maaf karena ngebentak kamu" bisik Aksa, suaranya kembali lembut. "Maaf, aku nggak bermaksud bikin kamu nangis, aku sayang sama kamu." Ia mengusap dan mencium punggung Calya dengan lembut, membiarkan gadis itu menangis sampai puas. "Aku cuma... nggak mau lihat kamu sakit lagi. Aku cuma nggak mau Rion nyakitin kamu lagi."

...----------------...

Aksa menangkup kedua pipi Calya, ibu jarinya dengan lembut menyeka air mata yang membasahi wajah gadis itu. "Dengar, Calya," ucapnya dengan suara serak, penuh kelembutan. "Kamu itu sudah jadi istriku. Kamu nggak seharusnya lagi berhubungan sama laki-laki lain. Apa pun alasannya."

​Calya masih sesenggukan, matanya menatap Aksa dengan pandangan kosong. Dalam hati, ia tidak peduli. Ia hanya ingin kembali ke Rion. Aksa tidak tahu apa-apa tentang perasaannya.

​Melihat Calya yang masih tak bergeming, Aksa

 menghela napas. Ia mengangkat tubuh Calya, mendudukkannya di pangkuannya. Mata mereka bertemu. Air mata Calya kembali turun, dan dengan sigap Aksa kembali menghapusnya.

​Ia membelai pipi Calya, lalu mencium pipinya dengan perlahan. "Kamu tahu, Calya," bisiknya, "sekarang kamu milikku. Kamu nggak boleh menolak kalau aku menciummu, karena aku suamimu."

​Mendengar itu, tangis Calya pecah. Isaknya semakin kencang, ia memalingkan wajahnya. Aksa tidak memaksanya. Ia hanya diam, menangkup wajah Calya, membelai pipinya.

 "Jangan nangis," bisiknya lembut, "aku cuma mau kamu tahu, aku akan selalu ada untukmu."

​Aksa kemudian memajukan wajahnya, dan mencium Calya dengan lembut. Ciuman itu tidak menuntut, melainkan penuh kelembutan dan kasih sayang. Calya merasakan emosi Aksa tersalurkan melalui ciuman itu, dan tanpa sadar, ia membalasnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!