NovelToon NovelToon
Dinikahi Cowok Cupu

Dinikahi Cowok Cupu

Status: sedang berlangsung
Genre:Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Asma~~

​Calya, seorang siswi yang terpikat pesona Rion—ketua OSIS tampan yang menyimpan rahasia kelam—mendapati hidupnya hancur saat kedua orang tuanya tiba-tiba menjodohkannya dengan Aksa. Aksa, si "cowok culun" yang tak sengaja ia makian di bus, ternyata adalah calon suaminya yang kini menjelma menjadi sosok menawan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asma~~, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Tangan Calya gemetar saat ia menatap pantulan dirinya di cermin. Gaun berwarna keemasan yang berkilauan membalut tubuhnya dengan sempurna, membuat setiap gerak-geriknya terlihat anggun. Rambutnya disanggul rapi, menyisakan beberapa helai yang menjuntai lembut membingkai wajahnya. Riasan tipis yang mempertegas mata indahnya membuat Calya terlihat seperti bidadari. Namun, di balik semua keindahan itu, hatinya hampa, dan pikirannya dipenuhi rasa frustrasi. Ini adalah hari pernikahannya, hari yang seharusnya penuh kebahagiaan, tetapi baginya terasa seperti hari eksekusi.

​"Gila! Lo cantik banget, Cal!" pekik Vira, matanya membelalak takjub. Ia dan Jojo sudah ada di kamar Calya sejak pagi, menemani sahabatnya yang sedang dilanda keputusasaan.

​"Kayak bidadari turun dari langit!" tambah Jojo, tak kalah heboh.

​Calya hanya tersenyum tipis, senyum yang tidak sampai ke mata. "Terima kasih," gumamnya pelan.

​"Jangan melamun, Cal," kata Vira, meraih tangan Calya. "Hari ini hari bahagia lo."

​"Hari bahagia dari mana?" Calya mendengus. "Kalian bukannya bantu aku kabur, malah mendukung pernikahan laknat ini."

​Jojo tertawa. "Ya ampun, Cal. Ini pernikahan, bukan penjara. Lagipula, Aksa itu baik, kok."

​"Baik dari mana? Dia itu menyebalkan!" protes Calya. Namun, ia tidak melanjutkan protesnya. Ia tahu, percuma. Vira dan Jojo sudah berada di pihak Aksa.

****

​Ia kembali menatap pantulan dirinya. Ada perasaan bimbang yang menggerogoti hatinya. Haruskah ia benar-benar menikah dengan Aksa? Apa yang akan terjadi setelah ini? Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar di kepalanya, membuat ia semakin bimbang. Ia mencoba untuk menolak, tetapi bayangan wajah orang tuanya yang memohon dan ancaman Aksa membuatnya tidak bisa apa-apa.

​Suara musik mulai terdengar, menandakan tamu-tamu sudah berdatangan. Mama Calya masuk ke kamar dengan wajah haru. "Calya, sudah siap?" tanyanya lembut.

​Calya mengangguk. "Siap, Ma."

​Ia berjalan keluar dari kamar, diapit oleh Vira dan Jojo. Mereka berjalan menuruni tangga, menuju ruang keluarga di mana akad nikah akan dilaksanakan. Jantung Calya berdegup kencang. Ia melihat papa dan mama Aksa sudah duduk di sana, tersenyum hangat. Dan di samping mereka, Aksa sudah duduk di sofa, memakai jas hitam yang membuatnya terlihat gagah. Ia menatap Calya dengan tatapan yang sulit diartikan.

​Saat sudah berada di depan Aksa, Calya tidak berani menatapnya. Ia hanya menunduk, menunggu prosesi dimulai.

​"Ananda Aksa Ananta, saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan putri saya, Calya Elxander, dengan mas kawin seperangkat alat salat dan perhiasan emas seberat 24 gram dibayar tunai."

​Dengan satu tarikan napas, Aksa mengucapkan ijab kabul. "Saya terima nikahnya dan kawinnya Calya Elxander binti Agartha dengan mas kawin tersebut, tunai!"

​Sah!

​Calya memejamkan mata. Sekarang, ia resmi menjadi istri Aksa. Ia tidak bisa menahan air mata yang jatuh begitu saja. Rasanya, semua mimpinya hancur. Ia tidak bisa lagi bersembunyi.

****

Di hadapan altar yang dihiasi bunga-bunga putih, Calya dan Aksa berdiri, disaksikan oleh kedua keluarga besar mereka. Suasana khidmat terasa begitu kental, namun bagi Calya, ini adalah momen yang surreal. Pernikahan ini memang dirahasiakan, hanya dihadiri oleh keluarga inti karena keduanya masih berstatus pelajar. Calya merasa seperti sedang berada di dalam mimpi buruk yang panjang.

​Setelah akad selesai, Mama Calya, Amelia, menghampiri putrinya dengan mata berkaca-kaca. "Selamat, sayang," bisiknya seraya memeluk Calya erat. "Mama tidak menyangka hari ini akan datang secepat ini. Anak Mama yang dulunya suka mengejar-ngejar kucing, sekarang sudah jadi istri orang."

​Calya membalas pelukan mamanya, air mata yang ia tahan sejak tadi akhirnya tumpah juga. "Ma, Calya takut," bisiknya lirih.

​"Tidak usah takut. Mama percaya, kamu bisa menjalaninya," jawab Amelia sambil mengusap air mata di pipi putrinya. "Mama dan Papa akan selalu ada untukmu."

​Tak lama kemudian, sang papa datang. Papanya memandang Calya dengan tatapan penuh haru. Calya bisa melihat mata papanya yang sedikit memerah. "Putri Papa sudah besar," ucap papanya, suaranya sedikit bergetar. "Sekarang, kamu sudah punya suami. Jaga dirimu, baby. Dan jangan pernah lupakan Papa dan Mama."

         ​ Calya tidak bisa berkata apa-apa. Ia hanya memeluk papanya, merasakan kasih sayang yang begitu besar. Ia tahu, orang tuanya melakukan ini untuk kebaikan mereka. Namun, tetap saja, hatinya terasa sakit.

​***

​Usai bersalaman dengan kedua orang tua, Calya dan Aksa berdiri di samping altar. Aksa menoleh ke arah Calya yang masih menunduk. "Selamat ya, istriku," bisiknya, senyum jahil terukir di bibirnya.

​Calya mendengus kesal. "Jangan panggil gue seperti itu," desisnya.

​Aksa malah tertawa pelan. "Kenapa? Memangnya salah? Kita sudah menikah, Calya. Kita sudah sah."

​Calya hanya diam, tidak mau meladeni Aksa. Ia merasa jijik dengan ucapan Aksa. Bagaimana bisa pria yang ia benci kini menjadi suaminya?

​"Jangan melamun terus," goda Aksa lagi. "Nanti malam, kita akan... ya, kamu tahu sendiri."

​Mendengar itu, mata Calya melotot. Wajahnya langsung memerah. "Dasar mesum!" bentaknya, tetapi dengan suara pelan agar tidak ada yang mendengar.

​Aksa hanya tersenyum. "Apa? Aku hanya mengingatkan kewajiban kita."

​Calya menatap Aksa dengan tatapan penuh kebencian. Ia tahu, hidupnya tidak akan sama lagi. Ia harus hidup bersama Aksa, pria yang kini sudah menjadi suaminya. Pria yang ia benci.

****

​Setelah acara akad nikah yang khidmat, Bunda Aksa, Sofia, menghampiri Calya dan Aksa dengan senyum hangat. Ia memeluk Calya dengan erat, seolah-olah Calya adalah putrinya sendiri. "Selamat datang di keluarga kami, Nak," bisiknya lembut. "Bunda senang sekali akhirnya punya putri secantik kamu."

​Calya membalas pelukan Bunda Anin, merasa sedikit lebih tenang. "Terima kasih, Bunda," jawabnya pelan.

​"Aksa," kata Bunda Anin, kini menatap putranya dengan bangga. "Jaga istrimu baik-baik. Dia adalah amanah terpenting yang Bunda titipkan padamu. Jangan pernah membuatnya menangis, ya?"

​Aksa mengangguk. "Siap, Bun."

​Kini giliran Papa Aksa, yang maju. Ia menepuk pundak Aksa, lalu menatap Calya. "Selamat ya, Nak. Papa harap kalian bisa membangun keluarga yang bahagia. Ingat, dalam pernikahan, komunikasi itu penting. Jangan pernah ada rahasia di antara kalian."

             ​Calya mengangguk, mencoba tersenyum. Ia tidak tahu apakah ia dan Aksa bisa membangun komunikasi yang baik, mengingat mereka bahkan tidak pernah akur.

​"Papa percaya, kalian bisa saling melengkapi," tambah Papa Arya. "Calya, kamu adalah wanita yang kuat. Papa yakin kamu bisa membuat Aksa lebih dewasa."

​"Makasih Pah" Balas Aksa, tetapi senyumnya tak bisa ia sembunyikan.

*****

​Ketika orang tua Aksa selesai, Vira dan Jojo langsung menyerbu. Mereka memeluk Calya erat-erat. "Gila, Cal! Lo cantik banget!" seru Vira.

​"Selamat ya, Cal! Akhirnya nikah juga!" tambah Jojo, matanya berkaca-kaca.

            ​Calya memutar bola mata. "Ini semua gara-gara kalian. Bukannya bantuin kabur, malah mendukung."

       ​"Ya ampun, Cal. Nanti malam jangan lupa pakai baju yang seksi, ya!" goda Vira, mencolek lengan Calya.

          ​Jojo tertawa. "Aksa, nanti malam jangan terlalu kasar ya! Calya belum terbiasa."

​Mendengar godaan Vira dan Jojo, wajah Calya memerah padam. Ia menoleh ke arah Aksa, yang kini tersenyum.

​"Tenang saja, Jojo," kata Aksa, "aku akan melakukannya dengan lembut."

​"AKSA!" desis Calya, melotot ke arah Aksa.

​Vira dan Jojo hanya tertawa terbahak-bahak. Mereka tahu, Calya dan Aksa akan menjadi pasangan yang lucu.

​"Sudah, sudah. Jangan digoda terus," kata Calya. "Gue mau istirahat."

​"Oke, oke!" kata Vira. "Tapi ingat, kalau ada apa-apa, hubungi kita ya!"

​Setelah Vira dan Jojo pergi, Calya kembali menatap Aksa. Ia tahu, hidupnya tidak akan sama lagi. Ia harus berbagi hidupnya dengan pria yang ia benci. Namun, di sisi lain, ia juga merasa sedikit lega. Setidaknya, ia tidak sendirian.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!