"Apa-apaan nih!" Sandra berkacak pinggang. Melihat selembar cek dilempar ke arahnya, seketika Sandra yang masih berbalut selimut, bangkit dan menghampiri Pria dihadapannya dan, PLAK! "Kamu!" "Bangsat! Lo pikir setelah Perkutut Lo Muntah di dalem, terus Lo bisa bayar Gue, gitu?" "Ya terus, Lo mau Gue nikahin? Ngarep!" "Cuih! Ngaca Brother! Lo itu gak ada apa-apanya!" "Yakin?" "Yakinlah!" "Terus semalam yang minta lagi siapa?" "Enak aja! Yang ada Lo tuh yang ketagihan Apem Gue!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiara Pradana Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Revano melesat tanpa ragu menuju titik lokasi yang diterimanya dari laporan anak buahnya.
Tatapannya tajam, penuh kemarahan yang membara, sementara tangan kanannya mengepal erat seolah ingin menghancurkan segala hal yang menghalangi jalannya.
Di balik sosoknya yang tegap dan berwibawa, terlihat jelas luka mendalam penculikan yang menimpa sang istri, Sandra. Suaranya berat dan penuh amarah, menandakan betapa besar harga dirinya yang diinjak oleh para penculik itu.
Setiap detik berlalu menambah bara di dadanya, menguatkan tekadnya untuk menyelamatkan wanita yang dicintainya dengan segala cara, tanpa peduli risiko yang menghadang.
Revano duduk tegang di kursi mobilnya yang melaju kencang di jalanan gelap menuju titik lokasi penculikan.
Matanya menyipit, terpaku pada bayangan Sandra—istri tercintanya—yang kini tengah terperangkap entah di mana, bersama anak mereka yang masih dalam kandungan.
Dada Revano sesak, antara rasa cemas dan amarah yang membara. Ia bertekad, siapa pun dalang di balik penculikan ini, harus membayar dengan harga yang sangat mahal.
Revano bukan pria yang mudah menyerah. Dalam benaknya, suara tegasnya menggelegar, “Pastikan pelakunya tertangkap dan kita akan buat perhitungan!” Kata-kata itu bukan hanya perintah, melainkan janji yang akan ia tunaikan dengan tuntas. Setiap detik berlalu, semakin membuatnya gundah.
Namun, di balik kegelisahannya, terdapat tekad baja yang menggerakkan setiap langkahnya untuk menyelamatkan Sandra dan buah hati mereka.
*
Kedua bedebah yang sudah menculik Sandra, Istri Revano yang saat ini sedang mengandung dan dalam kondisi tak sadarkan diri.
Darah segar mengalir deras di kaki Sandra membuat, Andri saudara tiri Sandra sekaligus pelaku penculikan Sandra, dan bekerjasama dengan Yasmin yang merupakan mantan Revano, Suami Sandra.
Andri dan Yasmin adalah dua sosok yang saling melengkapi dalam kejahatan yang mereka ciptakan.
Andri, dengan wajah keras dan tatapan penuh dendam, adalah saudara tiri Sandra yang selama ini menyimpan kebencian mendalam.
Matanya yang tajam menyembunyikan rasa bersalah yang terpendam, tapi ambisinya untuk menguasai harta keluarga membuatnya nekat menculik Sandra.
Tangan Andri gemetar menahan panik saat darah segar mengalir deras dari kedua celah kaki Sandra.
Ia tahu konsekuensinya bisa fatal, namun naluri mempertahankan diri membuatnya keras kepala.Di sisi lain, Yasmin tampil dengan sikap dingin dan penuh perhitungan.
Yasmin memandang Sandra yang tergeletak tak sadarkan diri dengan ekspresi sinis.
Tubuhnya yang ramping namun kuat tidak segan-segan menendang Sandra demi memastikan rencana mereka berjalan sesuai keinginan.
Suaranya penuh tekanan saat memaksa Andri agar segera melarikan diri sebelum Revano datang.
Namun, ketegangan memuncak ketika Andri membentak, suara paniknya membelah keheningan malam.
“Kamu gila Yasmin! Kita harus bawa Sandra ke rumah sakit! Dia bisa saja keguguran setelah Kamu tendang!” tegas Andri dengan nada putus asa, berusaha menahan Yasmin yang mulai kehilangan kendali.
Keduanya terjebak dalam dilema antara ambisi dan rasa kemanusiaan yang mulai rapuh, sementara waktu terus menekan dan ancaman Revano semakin dekat.
"Apa Kamu bilang! Tidak! Aku akan kabur! Terserah Kamu mau bagaimana! Dan satu hal yang pasti, Kalau Kamu masih ngotot sok pahlawan setelah menculik Saudari Tirimu sendiri, yakin Revano akan melepaskanmu! Jangan bodoh Andri! Kamu hanya akan menjadi santapan piaraan Revano! Kamu tidak tahu kan, semua musuh bisnis Revano bukan berakhir di penjara! Tapi akan menjadi santapan buaya piaraannya!" Wajah dan seringai iblis Yasmin membuat Andri bergidik ngeri, membayangkan tubuhnya menjadi santapan buaya yang pasti akan tercabik-cabik tiada berharga.
"Biar saja Dia mati! Bagus! Itu yang Aku mau!" Yasmin berbalik bersiap kabur.
"Tunggu! Aku akan ikut!"
Yasmin berjalan dan Andri mulai mengikutinya, meninggalkan Sandra yang tak Mereka sadari masih memiliki kesadaran namun rasa sakit diperutnya dan aliran darah yang terus mengalir membuat Sandra melemah.
"Cepat! Aku tidak mau Revano lebih dulu sampai ditempat ini!"
Andri dengan langkah tergesa mengikuti Yasmin, entah terbuat dari apa para hati Iblis berwujud manusia ini.
*
"Tuan, disini tempatnya."
Revano turun dari mobil dengan langkah cepat, sorot matanya penuh ketegasan dan kegelisahan.
Bangunan tua yang menjulang tinggi di hadapannya tampak kusam, dengan cat yang mengelupas dan jendela-jendela yang retak, seolah menyimpan rahasia kelam di dalamnya.
Bau debu dan lembap menyergap, namun Revano tak peduli. Di benaknya hanya ada satu nama: Sandra, istrinya yang hilang tanpa jejak.
Dia mengerutkan dahi, napasnya memburu, setiap detik terasa seperti beban yang menekan dadanya. "Bongkar semuanya! Jangan biarkan satu sudut pun tertinggal," perintahnya dengan suara berat yang tak memberi ruang untuk tawar-menawar.
Anak buahnya langsung bergerak cepat, namun Revano tetap berdiri di depan pintu masuk, matanya menelusuri setiap detail, berharap bisa segera menemukan tanda-tanda keberadaan Sandra.
Rasa cemas bercampur marah menguasai dirinya, tapi di balik itu semua terselip harapan kuat bahwa sang istri masih hidup dan menunggu untuk ditemukan. Wajahnya yang biasanya dingin kini menampakkan sisi rapuh seorang suami yang rela melakukan apa saja demi mengembalikan orang yang dicintainya.
Sorot mata Revano tajam menusuk, penuh kemarahan yang terpendam begitu dalam.
Buku jemarinya mengepal kuat, tulang-tulang tangan yang terbiasa mengendalikan segalanya kini menahan gelombang amarah yang hampir meledak.
Di balik wajah dinginnya, janji yang terpatri dalam hati membara: tidak akan pernah mengampuni siapapun yang menjadi dalang penculikan istrinya.
Ketika salah satu anak buahnya berteriak, "Tuan! Di sini!" Revano langsung berlari dengan langkah panjang dan cepat menuju sosok yang tergeletak lemah di lantai.
Tubuh Sandra yang terkulai tanpa sadar membuat dadanya sesak, sementara darah yang mengalir deras dari luka di kaki sang istri menambah berat beban di pikirannya.
"Sayang, bertahanlah!" bisik Revano penuh harap saat ia menggendong Sandra dengan hati-hati, matanya tak lepas menatap wajah pucat istrinya yang lemah.
Dalam benaknya, pertempuran belum berakhir. Pembalasan harus dilakukan, dan pelaku penculikan itu akan merasakan amarah yang selama ini dipendam.
"Siapkan mobil! Dan segera kerumah sakit!" Suara lantang Revano membuat seluruh anak buahnya serentak bergerak tanpa lengah dan cepat.
Revano menggenggam Sandra dengan erat di pelukannya, tubuh istrinya yang lemah seolah membuat darahnya mendidih. Wajah Sandra yang pucat dan tanpa daya itu menjadi api yang membakar hatinya.
Mata Revano menyala penuh kemarahan, napasnya berat saat menatap sekeliling, mencari siapa pun yang berani menyakiti wanita yang dicintainya.
Baginya, Sandra bukan hanya istri, tapi bagian dari jiwanya yang tak bisa disentuh oleh siapapun.
Luka di wajah dan lemah tubuhnya semakin menguatkan tekad Revano untuk membalas dan melindungi dengan segenap nyawanya.
Tidak akan ada satu pun yang mampu membuat Sandra menderita tanpa konsekuensi.
"Bertahanlah, Sayang," Lirih suara Revano sambil menciumi wajah pucat Sandra.
"Mas," Mata Sandra membuka perlahan, sayu, lemah dan tak berdaya.
"Sayang, bertahanlah. Mas akan bawa Kamu ke rumah sakit. Semua akan baik-baik saja." Revano tak kuasa melihat Sandra salam kondisi seperti diambang hidup maupun mati.
Mata Sandra kembali tertutup, kesadarannya kembali hilang, dan gemuruh serta ketakutan Revano semakin besar akan kehilangan Sandra, "Tuhan, Aku mohon, selamatkan Istrik dan anakku,"
happy ending... bintang lima dan bunga untuk othor ⭐️🌹😍🌹⭐️
devano. devano ada2 aja